25. Tampil

2.5K 148 23
                                    

Vote dan komen jangan lupa!

Makasih guys :)

.

.

Sya menatap Arbi yang duduk di depannya, gadis itu benar-benar tidak menyangka kalau Arbi adalah sosok yang sama dengan seseorang yang tadi pagi beryanyi dan melakukan pertunjukkan dengan begitu hebat di atas panggung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sya menatap Arbi yang duduk di depannya, gadis itu benar-benar tidak menyangka kalau Arbi adalah sosok yang sama dengan seseorang yang tadi pagi beryanyi dan melakukan pertunjukkan dengan begitu hebat di atas panggung.

"Kamu kenapa? Dari tadi liatin mas terus?" tanya Arbi heran. Pemuda itu memakan siomay yang ada di depannya.

Sya memejamkan mata sebentar, gadis itu melipat tangan di depan dada. "Aku masih gak nyangka kalo Mas tuh bisa kayak tadi. Aku bener-bener kaget. Mas kayak beda orang, enggak kayak Mas Arbi yang biasa aku liat." kata gadis itu.

Arbi terkekeh  pelan dan menyuapkan siomay  yang ada di sendoknya pada Sya dan diterima oleh gadis itu. "Kan mas udah bilang kalo mas pengen berubah Sya, jadi sebisa mungkin mas gak mau kayak gitu. Mas kan udah mutusin kalo hari ini terakhir kalinya mas tampil."

Sya mengangguk. Mereka masih ada di sekitar area kampus karena nanti malam masih harus ada satu pertunjukkan lagi, puncak acara yang sebenarnya.

Sya memegang tangan Arbi. "Tapi Mas bener-bener keliatan beda, Mas bukan kayak Mas Arbi yang ada di rumah." kata gadis itu.

Arbi kembali menyuapkan siomay pada Sya, pemuda itu mengusap pipi gadis itu gemas. "Jadi? Kamu lebih suka mas yang  di rumah atau mas yang di sini?"  tanya pemuda itu.

Sya menaruh jarinya di atas dagu. Gadis itu tersenyum. "Aku suka Mas Arbi. Yang di rumah sama yang di sini. Karena biar gimanapun Mas itu satu orang, jadi yang di rumah atau di sini sama aja buat aku. Yang penting Mas tetep jadi suami yang bertanggung jawab buat aku.." jawab gadis  itu.

Arbi terkekeh pelan dan mengacak rambut Sya. "Iya, mas gak mungkin lupain tanggung jawab ke kamu." kata pemuda itu.

Sya tersenyum manis. Gadis itu meraih sebotol air dingin yang ada di sampingnya dan meminumnya.

Tak jauh dari tempat mereka ada teman-teman Arbi yang sedari tadi terus memperhatikan interraksi mereka berdua.

"Beneran si Arbi udah nikah? Tuh cewek istrinya?" tanya Jessica sambil menyesap vape miliknya.

Samuel menghembuskan asap rokok dari dalam mulutnya dan mengangguk. "Iya, pas gue ketemu di mall dia bilang kalo itu istrinya." jawab pemuda itu.

Erwin mengusap dagunya. "Tapi cantik sih, kayaknya juga masih polos. Bukan tipe-tipe cewek kota gitu. Ya penampilan dia emang modis sih tapi dari muka-mukanya keliatan kalo dia bukan anak kota keknya." kata pemuda itu.

Naomi memakan snack yang dia pegang. "Tapi gue akuin muka dia cantik, cantiknya gak bosenin kek cantik juga manis gitu loh. Jadi kalo diliat lama gak bakal bosen. Pinter juga si Arbi nyari istri." kata gadis itu sambil tersenyum menatap Sya yang sedang mengobrol bersama Arbi.

Mas Yang Itu | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang