41. Malu

2K 124 15
                                    

Vote dan komen jangan lupa guys!

Makasih guys!  :)
.

.

"Mas beli banyak banget buahnya, mau dibawa ke percetakan juga?" tanya Sya melihat banyaknya buah-buahan yang Arbi beli tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mas beli banyak banget buahnya, mau dibawa ke percetakan juga?" tanya Sya melihat banyaknya buah-buahan yang Arbi beli tadi.

Suaminya itu hari ini membeli nanas, kelengkeng, semangka, melon, pepaya, mangga, apel, manggis, stroberi, jeruk, bahkan buah naga juga.

Arbi terkekeh pelan dan berjalan keluar dari area pasar diikuti oleh Sya. "Iya, mas mau bawa buat anak-anak di percetakan." jawabnya.

Sya menipiskan bibirnya. "Gimana kalo aku bikin jadi puding buah aja Mas? Pasti lebih seneng tuh mereka." usul gadis itu.

Arbi berhenti berjalan. "Ide bagus tuh, tapi kamu gak kerepotan? Katanya nanti mau bikin kue pesenan Bu RW juga buat acara pengajian?" tanya pemuda itu.

Sya menggeleng. "Enggak Mas, malah bisa sekalian nanti. Gapapa, kan nanti Kila juga mau dateng buat bantu-bantu. Aku gak sendirian Mas bikinnya.." jawab gadis itu sambil terkekeh.

Arbi menghela nafas dan mengangguk. "Yaudah deh kalo emang gitu, nanti agak sorean aja mas ambil pudingnya. Maaf ya mas gak bisa bantuin kamu di rumah, lagi banyak banget pesenan souvenir. Di ruko baru juga banyak yang nyewa studio jadi mas harus bantu-bantu di sana." kata pemuda itu sambil menatap Sya.

Sya mengangguk mengerti. "Iya Mas, gapapa. Malah alhamdulillah kalo semuanya rame terus. Rejeki kita ada terus, kalo urusan pesenan kue sama yang lain Mas tenang aja. Itu kan emang udah tanggung jawab aku, apalagi Kila juga mau bantu. Mas tenang aja.." kata gadis itu.

Arbi tersenyum dan mengusap rambut Sya pelan. Senang sekali rasanya memiliki istri yang begitu pengertian seperti Sya. Arbi benar-benar tidak berhenti bersyukur karena bisa mendapat sosok istri seperti Sya.

"Waduuuh jangan mesra-mesraan di sini Bi. Kasian tuh kumpulan para cowok sad boy yang pernah suka sama Sya. Makin kretek-kretek hati mereka.." kata Niko yang sedang merokok dan berkumpul bersama pemuda desa lain di  gardu yang ada di dekat parkiran motor luar pasar.

Arbi dan Sya refleks menoleh. Arbi langsung menarik tangannya dari puncak kepala istrinya itu. Ya ampun, dia sampai lupa kalau sekarang mereka ada di luar rumah. Bahkan mereka ada di pasar dan kini sedang menjadi tontonan para pemuda yang ada di  gardu itu.

Wajah Arbi sedikit memerah malu, pemuda itu langsung berdehem. "Sorry Nik, gue lupa kalo lagi di pasar.." ucapnya.

Niko mendengus. "Mentang-mentang kalo di rumah bisa bebas mesra-mesraan sampe lupa ya lo Bi kalo ini ada di luar.." sindir pemuda itu.

Arbi hanya bisa berdecak pelan.

"Mas, aku ke sana dulu ya. Mau beli ati ampela buat dimasak. Mas kemaren katanya pengen makan sambel kentang ati kan?" kata Sya yang juga sedang menutupi rasa malunya, dia ingin kabur karena malu menjadi pusat perhatian di tempat itu.

Mas Yang Itu | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang