10. First Kiss

3.1K 173 13
                                    

Vote dan komen jangan lupa guys!

Makasih :)
.

.

"Mas Arbi?" panggil Indra menghampiri Arbi yang sedang duduk di depan komputer

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mas Arbi?" panggil Indra menghampiri Arbi yang sedang duduk di depan komputer.

Arbi memutar kursinya. "Iya Ndra, kenapa?" tanya pemuda itu.

"Ada es dawet di depan, Mas Arbi mau nggak? Kalo mau saya beliin sekarang." tanya Indra.

Arbi mengeluarkan uang dari dalam laci di depannya. "Boleh Ndra, nih kamu beli juga buat Fadil sama Eko." kata pemuda itu.

Indra mengambil uang yang Arbi berikan dan langsung keluar untuk membeli es dawet. Pemuda itu menghampiri seorang pria yang tengah mendorong gerobak di jalan dekat  percetakan mereka.

"Pak mau 4 ya.." kata Indra.

Si Bapak langsung menghentikan gerobaknya dan tersenyum. "Oke siap, bentar ya Den.." kata pria itu.

Indra mengangguk dan menunggu si Bapak yang mulai membungkus es dawetnya. Namun mata pemuda itu menyipit melihat si kembang  desa alias Sya yang berbelok menuju ke percetakan sambil membawa rantang.

"Lha itu kan si Sya, duh cantik banget sih dia.." kata Indra sambil menatap Sya yang masuk ke dalam percetakan.

"Ini Den dawetnya.." kata si Bapak menyerahkan kantong plastik berisi es dawet pada Indra.

Indra yang awalnya masih menatap pergerakan Sya langsung menoleh. "Eh iya Pak, ini duitnya." kata pemuda itu.

Si Bapak menerima uang itu dan  tersenyum. "Makasih ya Den."

"Sama-sama Pak..." kata Indra dan langsung berjalan kembali ke arah percetakan.

Saat sampai di depan percetakan mata Indra melebar melihat Sya dan Arbi yang sedang makan bersama. Kedua orang itu terlihat akrab.

Indra langsung mengerutkan kening, setaunya selama Arbi ada di sini dia tidak pernah melihat pemuda itu akrab dengan Sya. Tapi hari ini tiba-tiba dia melihat Sya dan Arbi yang tengah makan bersama. Tunggu, apa selama ini sebenarnya Sya dan Arbi itu memang akrab tapi tidak menunjukkannya pada orang-orang?

Indra yang masih heran dan bingung pun kembali berjalan menghampiri Arbi. "Mas, ini es dawetnya." kata pemuda itu.

Arbi menoleh. "Oh iya Ndra, makasih ya." kata pemuda itu.

Indra mengangguk. "Iya Mas.."

Arbi kemudian merapikan rantang berisi makanan yang Sya bawa tadi. "Oh iya Ndra, ini makanan. Kamu bawa ke  belakang nih, makan bareng sama Fadil sama Eko." kata pemuda itu memberikan rantangnya pada Indra.

Indra langsung mengerutkan keningnya. "Hah? Ini makanan dari mana Mas?" tanya pemuda itu basa-basi. Sebenernya dia tau kalau tadi Sya yang membawa rantang itu tapi dia ingin sekedar basa-basi saja karena penasaran.

Mas Yang Itu | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang