47. Happy

7.8K 201 7
                                    

"Mulai, deehh. Suudzon sama suami sendiri," ucap Imam, sambil mencubit hidung istrinya tersebut.Sejak menikah, mereka melalui hari dengan penuh kemesraan. Setiap datang ke kampus, mereka berakting seperti tidak memiliki hubungan. Hingga kini Anisa berhasil menyelesaikan skripsinya. Hari ini ia berangkat ke kampus untuk bimbingan skripsi dengan dosennya. Anisa berangkat bersama Imam. Sesuai permintaan istrinya, Imam tetap bersikap profesional saat sedang di kampus. Mereka pun tak saling bertegur sapa di sana. Mahasiswa dan dosen lain pun tak ada yang mengetahui perihal pernikahan mereka. Hanya segelintir orang yang mengetahui hal itu. Yaitu orang-orang terdekat mereka.Selesai bimbingan skripsi, Anisa berhasil mendapat persetujuan untuk maju sidang skripsi dari pembimbingnya itu. Ia pun mengabari suaminya melalui telepon. Telepon terhubung. "Assalamu'alaikum, Mas," ucap Anisa. "Waalaikumsalam. Gimana, Sayang, apa kamu bisa maju sidang minggu depan?" tanya Imam penasaran. "Alhamdulillah, Mas. Aku bisa maju sidang minggu besok. Tapi, penguji sidangnya belum dikasih tahu," ucap Anisa senang. Meski hatinya sangat senang saat itu, Anisa tetap dibuat cemas oleh pihak kampus. Sebab, ia belum diberi tahu perihal penguji sidangnya nanti. Biasanya, pihak kampus sengaja merahasiakan penguji yang akan maju saat sidang skripsi mahasiswanya.Sebab, pihak kampus ingin mahasiswanya lebih mempersiapkan diri. Sewaktu-waktu mendapat penguji yang punya gelar killer. "Ya sudah, jangan terlalu dipikirkan! Yang penting, skripsi kamu sudah selesai. Sekarang, tugas kamu hanya perlu mempersiapkan semuanya dengan baik untuk hasil yang baik," nasihat Imam. "Hehe kamu emang paling bisa nenangin aku, Mas. Terima kasih, ya. Ya udah, kalau gitu nanti aku kabarin lagi kalau udah beres," ucap Anisa. "Oke, Sayang. I love you. Semangat, ya! Aku percaya istriku pasti bisa," ucap Imam.Telepon terputus. Sebelumnya, Anisa tak lupa mengucapkan salam untuk mengakhiri panggilan telepon dengan suaminya. Hari-hari berlalu. Hari ini merupakan sidang skripsi Anisa. Sampai saat itu pun, Anisa masih belum mengetahui siapa penguji sidangnya. "Sayang, Kira-kira siapa ya yang jadi penguji aku?" tanya Anisa pada suaminya yang sedang bercermin. Imam sudah mengetahui bahwa dirinya lah yang akan menguji istrinya sendiri. Namun, Imam lebih memilih untuk merahasiakan itu. Ia ingin membuat istrinya tetap mempersiapkan semuanya dengan baik. "Gak usah khawatir, Sayang! Gak penting siapa penguji kamu nantinya. Yang penting, kamu sudah mempersiapkan semuanya dengan baik, Kan?" ucap Imam. "Iya, sih. Semoga dapet penguji yang baik kayak kamu, deh," gumam Anisa sambil menutup skripsinya yang sejak semalam, ia pelajari. Kemudian ia mendekat ke arah Imam. Setelah itu langsung memeluknya dari belakang.Tentu saja Imam senang akan sikap istrinya tersebut. Ia mengusap tangan Anisa yang ada di perutnya. Namun Imam tak mau rugi. Ia balik badan dan membalas pelukan istrinya tersebut."Tumben banget istriku jadi manja?" goda Imam."Emang kamu gak suka, ya?" tanya Anisa, sambil mendongak."Suka, dong! Apa sih yang gak aku suka dari kamu?" sahut Imam. Ia mencubit gemas hidung istrinya tersebut."Hem! Pagi-pagi udah gombal. Ya udah ah, berangkat, yuk!" ajak Anisa. Ia pun melepaskan pelukannya."Eits! Tunggu dulu," ucap Imam. Kemudian ia langsung mengecup bibir istrinya. "Booster untuk istri yang mau sidang," ucap pria itu."Makaciii," sahut Anisa, sambil tersenyum senang.Mereka pun berangkat ke kampus pagi itu. Kebetulan, Anisa mendapatkan jadwal sidang jam 08.00 pagi."Sayang, do'a kan aku, ya! " pinta Anisa saat hendak turun dari mobil. Ia pun berpamitan dan minta restu pada suaminya agar dilancarkan sidang hari itu. Namun ia masih terlihat tegang."Pasti! Aku yakin istriku pasti bisa. Semangat, ya!" ucap Imam. Lalu ia mencium istrinya lagi. Seolah tidak pernah puas akan hal itu.Setibanya di lokasi, Anisa pun bergegas memasuki ruang sidang. Di sana ia mempersiapkan laptopnya untuk presentasi. Sepuluh menit sebelum dimulai, para audiens dan penguji memasuki ruang sidang. Ia terkejut saat melihat suaminya memasuki ruangan itu dan duduk di kursi penguji. Perasaannya kini tak karuan. Meski senang karena do'anya tadi di rumah terkabulkan, Namun Anisa malah lebih nervous. Sebab, suaminya akan menyaksikan langsung presentasi Anisa nanti. 'Ya Tuhan. Aku nyesel udah berharap Mas Imam jadi penguji. Kenapa sekarang malah jadi gugup banget,' batin Anisa. Sementara itu Imam malah mencuri pandang ke arahnya, sambil senyum-senyum.Hati Anisa berdebar-debar dua kali lipat dari pada mahasiswa lain. Ia khawatir akan membuat malu suaminya sendiri.Beberapa menit kemudian, Sidang skripsi itu dimulai. Anisa memulai presentasinya dan di tutup dengan sesi tanya jawab. Kemudian diikuti dengan pemberitahuan nilai akhir. Meski gugup, ia bersyukur karena bisa menyelesaikannya dengan baik.'Huuh! Akhirnyaaa,' batin Anisa. Ia sangat lega karena tidak ada kendala. Sementara Imam tersenyum bangga sambil menatapnya. Tak sia-sia ia mengajarkan Anisa secara private.Selesai sidang, Anisa melakukan sujud syukur. Sebab, hari itu benar-benar dilancarkan semuanya. Bahkan, semua pertanyaan dari audiens maupun penguji berhasil ia jawab dengan baik. "MasyaAllah, Alhamdulillah selesai juga," gumam Anisa dalam hati. Ia merasa lega karena ia dapat menyelesaikan skripsinya di waktu terakhir menjelang wisuda. Kalau saja Anisa tidak sidang minggu itu, Anisa terpaksa harus ikut wisuda di tahun depan.Ting!Ponsel Anisa berbunyi. Ia pun membaca pesan masuk dari suaminya.Imam: Kamu hebat. Aku bangga sama kamu. Nanti malam ada hadiah special.Anisa senyum-senyum sendiri saat membaca pesan tersebut. Tanpa sadar sang pengirim pesan melintas di hadapannya."Senyumnya disimpan buat aku aja, nanti," gumam Imam, tanpa menoleh.Deg!Anisa mendongak dan wajahnya langsung merona saat melihat siapa yang melintas. Ternyata seperti itu rasanya menjadi istri dari dosen yang sangat ia idolakan.Beberapa minggu kemudian menjelang wisuda. Anisa mendapatkan hadiah dari suaminya lagi karena telah menyelesaikan program studinya dengan hasil yang baik."Sayang, aku punya sesuatu buat kamu," ucap Imam kemudian ia beranjak mengambil hadiah itu di dalam tasnya. Anisa yang sedang sibuk mencari referensi kebaya untuk wisuda nanti menoleh ke arah suaminya. "Taraaaaa. Ini hadiah buat kamu yang udah berhasil jadi istri kebanggaan aku," ucap Imam sambil memberikan sebuah gift untuk istrinya. Anisa melebarkan senyumnya. "Apa ini, Mas? Boleh aku buka?" tanya Anisa bersemangat. "Boleh dong. Buka aja sekarang!" sahut Imam. Ia pun ikut senang melihat istrinya sebahagia itu. "Mas, ini serius?" tanya Anisa. Imam hanya mengangguk sambil tersenyum.Ia tak menyangka akan mendapatkan tiket liburan ke Turki dari suaminya. Anisa memeluk erat suaminya seolah menyampaikan bahwa ia sangat bahagia hari itu. Sebab, liburan ke Turki merupakan impiannya selama ini. "Terima kasih banyak ya, Mas. Aku makin cinta sama kamu," bisik Anisa di telinga suaminya. "Iya, sayang. Semangat terus, ya!" ucap Imam sambil mengusap punggung istrinya.Satu bulan berlalu. Hari ini merupakan hari Anisa diwisuda. Kebaya merah yang ia kenakan hari itu membuat kulit Anisa bersinar. Sejak tadi, Imam memperhatikan Anisa yang sedang dirias oleh seorang MUA. "MasyaAllah, sungguh indah ciptaanmu," gumam Imam sambil memperhatikan Anisa. Selesai berhias, mereka pun berangkat menuju sebuah hotel. Wisuda itu dilaksanakan di salah satu hotel ternama yang tak jauh dari rumah mereka. Sesampainya di sana, calon wisudawan dipersilahkan untuk menempati kursi masing-masing. Sebelumnya, mereka sudah melakukan gladi resik untuk pelaksanaan hari itu. Beberapa saat kemudian acara dimulai. Semua calon wisudawan dipanggil satu persatu untuk dipindahkan tali tiganya dari kiri ke kanan. Dilanjutkan dengan pengumuman wisudawan terbaik.Wisuda ini sangat berkesan bagi Anisa. Selain diuji oleh suami sendiri. Wisuda pun dihadiri oleh suaminya yang memang merupakan dosen tersebut.Selesai wisuda, Anisa menghampiri suaminya. Saat itulah semua orang bertanya-tanya tentang hubungan Anisa dan Imam yang merupakan salah satu dosen di Universitas itu."Sayang, kamu luar biasa," ucap Imam kemudian memeluk istrinya. Semua orang yang melihat pun semakin heran dan kaget tentunya."Terima kasih supportnya selama ini ya, Mas." Anisa pun membalas pelukan suaminya. Kini ia sudah tidak malu lagi untuk bermesraan di depan umum.Tak lupa, Imam membawakan sebuah buket bunga. Anisa pun menerima pemberian suaminya itu. "Mas, aku juga punya sesuatu buat kamu," ucap Anisa, sambil senyum-senyum."Apa itu, Sayang?" tanya Imam, penasaran.Anisa pun menarik tangan suaminya menuju ke mobil. Kemudian ia memberikan sebuah gift berbentuk persegi pada suaminya. "Kamu yang wisuda, kok aku yang dapat hadiah?" tanya Imam, bingung."Anggap aja ini tanda terima kasih aku karena kamu selalu dukung aku," jawab Anisa, dengan senyuman yang sangat manis."Boleh aku buka?" tanya Imam bersemangat."Boleh, Mas."Imam pun membuka gift tersebut. Sontak saja Imam terbelalak saat membuka gift pemberian istrinya itu. Sebelumnya, Anisa terlambat datang bulan. Akhirnya, ia membeli sebuah testpack. Anisa sendiri pun terkejut saat dua garis di testpack itu muncul. Ia memilih untuk merahasiakannya lebih dulu pada Imam. Tiba-tiba, ia punya ide untuk membungkus alat itu menjadi sebuah gift yang akan diberikan pada suaminya nanti. Imam menangis saat melihat dua garis itu. Ia tak menyangka ternyata sebentar lagi ia akan menjadi seorang ayah."K-kamu hamil?" tanyanya, sambil menitikan air mata."He'em. Aku telat udah hampir dua bulan, Mas," sahut Anisa, sambil mengusap perutnya.Seketika Imam langsung menarik Anisa ke dalam pelukannya. "MasyaAllah ... terima kasih ya Allah. Terima kasih, Sayang. Ini hadiah yang sangat berharga buat aku. Kamu benar-benar anugerah terindah," ucap Imam, sambil terisak.Baru kali ini Anisa melihat Imam menangis. Tak menyangka dosen dingin yang dulu sulit ia jangkau tersebut ternyata memiliki sisi mellow. Ia pun jadi ikut terharu.Puas memeluk Anisa. Imam langsung mengecup perut istrinya. "Halo, Sayang! Terima kasih ya sudah hadir di kehidupan kami. Papa janji akan menjaga kalian sebaik mungkin. Kamu harus jadi anak yang kuat, supaya kita bisa bertemu dan berkumpul, nanti.""Aamiin," ucap Anisa, sambil tersenyum.Kebahagiaan mereka lengkap sudah. Menikah dan akan memiliki anak, tentu Anisa tak menyangka akan hal itu. Yaqub pun kini telah bebas dan sudah beraktifitas seperti biasa. Padahal dulu Anisa pikir dia tidak akan memiliki masa depan. Namun ternyata janji Allah itu nyata. Semua akan indah pada waktunya.Imam yang dulu sering mengabaikan Anisa, kini justru ia menjadi 'Imam' untuk Anisa. Ia sangat perhatian padanya. Tak ada satu lelaki pun yang ia biarkan mendekati istrinya tersebut. Imam bahkan begitu posesif dan lebih pencemburu dari Anisa.Hingga anak mereka lahir, kebahagiaan mereka pun semakin sempurna. Imam berjanji pada dirinya sendiri. Ia tak akan pernah menyakiti Anisa dan berusaha untuk selalu membuatnya bahagia.Tamat.*Holla ... akhirnya selesai juga, hehe. Maaf banget sempat lama gak up. Semoga kalian gak kecewa, ya. Mungkin nanti akan ada judul baru lagi yang lebih menarik. Kalau sekarang aku mau istirahat dulu, fokus di 3 novel yang ada di sebelah. Mudah-mudahan kalian masih berkenan untuk baca, ya.Terima kasih sudah mengikuti kisah mereka sampai selesai. Jangan lupa follow akun aku supaya gak ketinggalan info novel Terbaru.See u,JM.

Imam untuk AnisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang