Yasmin tidak sadar bahwa Imam sedang kesal. Ia malah senang karena Imam mengatakan Anisa bukan urusannya.
Sementara itu, Anisa dan Yusuf sedang menuju ke tempat Yaqub ditahan.
"Mas Yusuf, maaf ya jadi merepotkan," ucap Anisa. Ia tidak enak hati karena Yusuf harus menjemputnya lebih dulu.
"Kamu santai aja, Nis! Aku tuh udah anggap kalian seperti keluarga sendiri. Sekarang yang terpenting kita usaha dulu supaya papah kamu bisa bebas, ya," jelas Yusuf.
"Iya, Mas. Tapi kayaknya gak mudah, ya?" tanya Anisa, sambil menoleh.
"Sesulit apa pun, aku akan mengusahakannya. Kamu yang sabar, ya!" Yusuf tak tega melihat Anisa dan Fatih hidup sengsara. Ia yakin apa yang mereka jalani saat ini tidaklah mudah.
"Aku pasti sabar, Mas. Yang terpenting papah baik-baik aja," jawab Anisa.
"Alhamdulillah beliau baik-baik saja. Makanya aku ajak kamu ketemu Pak Yaqub biar kamu tenang," jelas Yusuf.
"Syukurlah kalau begitu," ujar Anisa.
Beberapa saat kemudian, mereka sudah tiba di tempat Yaqub ditahan. Yusuf pun langsung mengajaknya masuk menemui papahnya itu.
Saat sudah berada di dalam, mereka harus menunggu lebih dulu. Setelah beberapa saat, akhirnya Yaqub pun muncul.
"Nis!" ucap Yaqub.
"Papah!" Anisa langsung berdiri dan menghampiri papahnya. Ia pun memeluk Yaqub, lalu menangis di pelukan papahnya itu.
"Pah! Aku kangen," lirih Anisa.
Melihat momen itu, Yusuf jadi terharu. Ia tahu bahwa hubungan mereka begitu dekat. Sbab selama ini Yaqub sering bercerita banyak tentang keluarganya.
"Papah juga kangen sama kamu, Nak. Kamu baik-baik aja, kan?" tanya Yaqub.
Anisa melepaskan pelukannya. "Papah jangan khawatir, ya! Aku baik-baik aja. Sekarang Papah fokus untuk menyelesaikan masalah ini. InsyaaAllah aku dan Fatih aman. Kami pun selalu mendoakan Papah," ujar Anisa, sambil memegangi tangan papahnya.
Hati Anisa sangat miris melihat tangan papahnya diborgol. "Aku tahu Papah bukan penjahat, tapi kenapa harus sampai seperti ini?" lirih Anisa, sambil mengusap air matanya.
"Ini sudah prosedurnya, Nak. Kamu jangan khawatir, ya! Alhamdulillah papah masih dapat perlakuan yang baik," ucap Yaqub.
Anisa menganggukkan kepalanya. Setelah itu mereka pun duduk dan berbincang.
Yaqub mendengarkan penjelasan Yusuf. Ia pun menyampaikan apa yang Yusuf tanyakan.
Pria paruh baya itu sangat percaya pada pengacaranya. Selama ini Yusuf-lah yang selalu membantunya. Usia Yusuf yang jauh lebih muda darinya pun membuat Yaqub menganggapnya seperti anak sendiri.
"Yusuf, aku titip Fatih dan Anisa, ya! Aku percaya kamu pasti bisa menjaga mereka," ujar Yaqub.
"Bapak jangan kahwatir! Tanpa diminta pun, aku pasti akan menjaga mereka. Sebenarnya aku ingin mengajak mereka tinggal di rumahku, tapi mereka menolak. Jadi sementara aku hanya bisa membantu sebisanya," jelas Yusuf.
"Terima kasih. Itu pun sudah lebih dari cukup," ucap Yaqub.
"Aku tidak ingin merepotkan orang lain lebih banyak lagi, Mas. Semoga Mas Yusuf memakluminya," ucap Anisa.
"Iya, aku mengerti," ujar Yusuf.
Setelah waktu kunjungan habis, Anisa dan Yusuf pun pamit.
"Papah baik-baik di sini, ya! Makan yang cukup, tidurnya juga yang cukup. Pokoknya jangan mengkhawatirkan kami! Aku dan Fatih baik-baik saja," ucap Anisa sambil memeluk Yaqub.
![](https://img.wattpad.com/cover/328579666-288-k372316.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Imam untuk Anisa
RomanceCinta sebelah pihak tentu sangat menyakitkan. Apalagi jika orang yang dicintai justru mencintai orang lain. Anisa yang selalu ceria dan sering mendekati dosennya itu terpuruk sejak papahnya dipenjara atas tuduhan korupsi. Ia berubah menjadi pendiam...