"Huuh!" Anisa sangat gugup saat Yaqub keluar untuk menyambut kehadiran keluarga Imam.
Pernikahan yang cukup sederhana, hanya dihadiri oleh keluarga inti dan beberapa kerabat yang memang rumahnya dekat.
Yaqub pun mengundang ustadz untuk menghadiri acara pernikahan tersebut.
"Assalamualaikum," ucap Lusi dan Imam. Mereka diantar oleh beberapa orang tetangga dan teman dekat Imam.
"Waalaikumsalam, mari masuk!" sambut Yaqub. Ia pun langsung mengajak mereka masuk supaya acara bisa segera dimulai.
Acara sederhana ini tidak ada prosesi seperti penyambutan mempelai pria atau lainnya. Mereka hanya akan melakukan prosesi akad nikah.
Imam pun duduk di tempat yang telah disediakan.
Berhubung acara diadakan di dalam rumah, oleh karena itu Yaqub sengaja meminta agar semua sofa dipindahkan. Sehingga mereka bisa duduk lesehan di sana.
Di sana terdapat sebuah meja yang sudah dihias sedemikian rupa. Di belakang tempat Imam duduk pun terdapat backdrop bunga-bunga serta lampu dengan nama Imam dan Anisa.
Setelah mereka semua bersalaman, acara pun segera dimulai. Anisa segaja dibiarkan menunggu di kamar sampai ijab kabul selesai.
"Bismillah ..." ucap penghulu yang sudah berada di depan Imam. Di sampingnya ada Yaqub duduk berhadapan dengan calon menantunya tersebut.
Imam cukup tegang karena sebentar lagi Anisa akan menjadi miliknya. Terlebih ketika tangannya sudah berjabatan dengan Yaqub.
"Bismillah, Ananda Imam Mutaqin Bin Abdullah Mutaqin, saya nikahkan engkau dengan putri saya Anisa Fatmawati dengan mas kawin logam mulia seberat 22 gram dibayar tunai," ucap Yaqub. Kemudian Imam langsung menjawabnya.
"Saya terima nikahnya Anisa Fatmawati Binti Yaqub Jamaludin dengan mas kawin tersebut dibayar tunai," jawab Imam dengan lancar.
"Bagaimana saksi, sah?" tanya penghulu.
"Sah!" ucap para saksi.
"Alhamdulillah," ucap penghulu.
Mata Anisa berkaca-kaca. Sejak tadi ia mendengarkan dari kamar dengan tubuh meremang. Hatinya bergetar kala namanya disebut oleh Imam. 'Ya Allah, akhirnya dia jadi suamiku. Alhamdulillah,' batin Anisa.
Ustadz yang ada di sana pun langsung membacakan doa untuk Imam dan Anisa. Setelah itu Anisa yang berada di kamar dijemput oleh Bibi untuk menemui Imam yang sudah sah menjadi suaminya tersebut.
Tuk-tuk-tuk!
"Non! Ayo keluar!" ucap Bibi.
Dengan gugup, Anisa pun beranjak. Kemudian ia membuka pintu kamarnya.
Ceklek!
"Selamat ya, Non. Akhirnya sudah sah jadi istri Pak Imam," ucap Bibi saat berhadapan dengan Anisa.
Anisa pun tersenyum.
"Mari!" ajak Bibi. Ia menggandeng lengan Anisa. Kemudian menuntunnya ke ruang tamu.
Melihat Anisa muncul, Imam langsung berdiri untuk menyambutnya. Ia sudah tidak sabar ingin memeluk wanita yang sudah menjadi istrinya itu. Namun Imam berusaha untuk menahan diri.
Saat Anisa sudah berada di dekatnya, Imam membantunya untuk duduk. Mereka pun kini duduk berdampingan.
Pertama kali, Anisa diminta untuk mencium tangan Imam, sebagai tanda bakti seorang istri pada suami.
"Nis, sekarang kalian sudah sah menjadi suami istri. Silakan kamu cium tangan suami kamu untuk pertama kali!" ucap Yaqub.
Anisa sangat gugup. Meski Imam pernah menciumnya, tetapi mereka memang sangat jarang bersentuhan. Kecuali dalam kondisi tertentu.
![](https://img.wattpad.com/cover/328579666-288-k372316.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Imam untuk Anisa
RomanceCinta sebelah pihak tentu sangat menyakitkan. Apalagi jika orang yang dicintai justru mencintai orang lain. Anisa yang selalu ceria dan sering mendekati dosennya itu terpuruk sejak papahnya dipenjara atas tuduhan korupsi. Ia berubah menjadi pendiam...