13. Terbawa Emosi

4.2K 264 24
                                    

Sore hari Anisa sudah tiba di rumah Imam. Ia diantar sampai ke depan rumah tersebut oleh Yusuf.

Awalnya Anisa menolak. Namun Yusuf membawa nama Yaqub hingga akhirnya gadis itu pun mau diantar sampai ke rumah tersebut.

"Terima kasih ya, Mas. Maaf sudah merepotkan," ucap Anisa, sebelum turun dari mobil.

"Iya, kembali kasih," jawab Yusuf.

"Ya udah aku turun dulu. Assalamualaikum."

"Waalaikum salam."

Anisa pun turun dari mobi. Saat gadis itu menutup pintu mobilnya, Yusuf membuka kaca jendela dan memanggil Anisa yang baru saja balik badan.

"Nis!I Kapan kamu ada jadwal ke kampus?" tanya Yusuf.

Anisa pun menoleh. Ia tidak sadar di belakang mobil Yusuf ada mobil Imam.

"Lusa, Mas," jawabnya.

"Oke! Kalau begitu lusa aku jemput, ya. Nanti kamu infokan aja mau jalan jam berapa," ucap Yusuf.

"Eh, jangan Mas! Mas Yusuf kan sibuk, aku bisa naik ojek, kok," jawab Anisa.

"Udah gak apa-apa. Pokoknya aku gak mau denger penolakan. Ya udah aku pulang dulu," ujar Yusuf. Kemudian ia pun langsung berlalu.

Anisa masih mematung sambil menatap kepergian Yusuf. "Duh, gimana ini?" gumamnya.

"Kayaknya kamu cinta banget sama dia, sampai ditatap terus seperti itu," sindir Imam yang sedang membuka pagar, di samping Anisa.

"Eh, Pak. Biar saya aja," ucap Anisa. Ia tidak merespon ucapan Imam karena kaget melihat Imam membuka pintu pagar sendiri.

Namun, hal itu justru membuat Imam yakin bahwa Anisa dan pria tadi memiliki hubungan. Imam pun kesal dibuatnya. "Gak usah! Saya bisa sendiri," ucap Imam, ketus.

Anisa mengerutkan keningnya. Ia sangat bingung mengapa Imam berubah menjadi ketus lagi.

'Aneh banget. Abis ngedate sama tunangan kok malah jadi kecut,' batin Anisa.

"Ya udah kalau begitu saya masuk dulu ya, Pak," ucap gadis itu. Ia tak ingin menghiraukan Imam.

Imam pun semakin kesal. Padahal ia berharap Anisa memberikan penjelasan padanya. "Keterlaluan!" gumam Imam. Ia sudah seperti kekasih yang melihat pasangannya selingkuh.

Saat itu Yasmin sudah diantar pulang, sehingga Imam pulang sendirian.

Imam pun memasukkan mobilnya ke garasi. Saat Imam hendak turun dari mobil, Anisa langsung keluar dan menutup gerbangnya.

Cetek!

Anisa mengunci gerbang itu, kemudian ia masuk tanpa menoleh ke arah Imam.

"Dia kenapa, sih?" keluh Imam. Ia merasa diabaikan oleh gadis itu.

Imam tidak sadar bahwa saat ini Anisa memang sengaja menghindarinya. Gadis itu sangat cemburu dan kecewa saat mengetahui bahwa Imam telah bertunangan. Namun ia sadar dirinya bukan siapa-siapa. Sehingga Anisa lebih memilih untuk menghindar.

Imam pun masuk ke rumah. Kala itu Anisa sudah menyimpan tasnya. Kemudian ia mengangkat jemuran dan menyetrika pakaian.

"Ke mana dia?" gumam Imam saat tak melihat Anisa.

"Sudah pulang, Mam?" tanya Lusi, yang sedang duduk di ruang tengah.

"Sudah, Bu. Anisa mana?" Imam balik bertanya.

"Entahlah, mungkin sedang di tempat cuci. Yasmin sudah kamu antar pulang?" tanya Lusi lagi.

Imam duduk di samping ibunya. "Sudah, Bu."

Imam untuk AnisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang