22. Mertua Datang

6.6K 177 0
                                    

Rian menyelesaikan pekerjaannya satu demi satu, agar cepat kelar dan dirinya akan pulang kerumah menjumpai istrinya. Baru setengah hari tidak bertemu dirinya sudah sangat merindukan istrinya itu.

Tiba-tiba ponselnya berdering. Rian mengangkatnya tanpa melihat siapa yang penelpon.

"Halo?"

"Rian... Kami ada dirumah nih kok tidak ada orang?" Suara mamanya terdengar. Ia melihat lagi layar telpon. Benar ini mamanya.

"Mama? Kapan nyampe? Kenapa tidak menelepon?"

"Ini kamu anggap apa? Istrimu mana?" Rian mendengus pelan.

"Ismi mungkin ada dirumah mertua"

"Oh gitu.. ya udah..." Mamanya menutup teleponnya tanpa mendengar responnya. Kebiasaan.

Rian memilih menelepon istrinya untuk memberitahukan bahwa mama papanya ada dirumah.

Dering pertama tidak diangkat, sampai seterusnya tidak diangkat. Diulangi lagi dering pertama.

"Halo hon?"

"Kenapa baru diangkat yank?"

"Sorry... Tadi aku lagi ngerjain sesuatu didalam, kenapa hon?"

"Itu.. aku cuma mau bilang... Mama sama papa ada dirumah"

"Astaga... Beneran hon? Astaga... Ya udah aku pulang sekarang..."

"Iya yank... Hati-hatilah... Eh tunggu... Kamu keluar pakai apa?"

"Pakai bajulah apa lagi?

"Maksudku pake kendaraan apa?"

"Aku pake motor kamu.. bye hon aku tutup" Ismi menutup teleponnya sepihak agar tidak mendengar protesan suaminya itu karena dia tahu suaminya akan menceramahinya panjang lebar tiada habisnya.

Rian menatap ponselnya sebal. Awas aja aku nyampe rumah.

★★★

"Assalamualaikum..." Ismi membuka pintu rumahnya takut-takut.

"Waalaikumssalam..." Balas wanita paruh baya yang tak lain dan tak bukan adalah mertuanya. Ismi mendekat kearah pasangan suami istri itu yang sedang duduk disofa ruang tamu.

"Mama...papa... Maaf ya Ismi lagi nggak ada dirumah pas kalian nyampe" ucap Ismi bersalah. Wanita itu menyalami mertuanya bergantian.

"Tidak apa-apa sayang... Santai aja... Kamu kok makin cantik sih nak?" Ismi menggaruk belakang kepalanya grogi.

"Alhamdulillah ma... Mama sama papa mau minum apa? Ismi buatin ya.."

"Nggak usah sayang, mama sama papa udah minum air putih tadi, kamu duduk aja disini... Kamu ada kegiatan apa nak? Kok banyak banget bawaanmu itu"

"Oh ini... Ismi lagi rintis usaha kecil-kecilan ma, buat ngilangin bosan"

"Usaha apa nak?" Tanya papa mertuanya. Rudi penasaran dengan usaha yang disebutkan menantunya itu.

"Usaha kebab pa..." Jawab Ismi ragu karena ia takut mertuanya ini akan mengejeknya.

"Wah... Bagus itu nak... Terus sudah mulai usahanya?"

"Minggu di depan baru pembukaannya pa.."

"Kenapa kamu memilih untuk membuka usaha nak? Kan Rian sudah banyak uangnya tuh" komentar mama mertuanya.

"Hehe.. Rian juga sudah melarang Ismi ma, tapi Ismi bosan cuma dirumah aja tanpa ada kegiatan, mau kerja tidak dikasih, ya udah Ismi buka usaha aja buat ngilangin bosan... Maaf ya ma-pa"

"Nggak usah minta maaf... Justru papa senang menantu papa punya pikiran untuk buka usaha, itung-itung untuk masa depan"

"Mas... Malah kamu pro sih? Aku tidak mau menantuku kelelahan ya belum lagi ngurusin suami yang banyak maunya tambah lelah lagi Ismi nya... Aku aja yang ngurusin kamu aja capek apalagi Ismi yang punya usaha" Ismi sudah tidak tau lagi menanggapi bagaimana.

"Jadi kamu udah capek ngurusin aku? Iya? Kenapa kamu baru ngomong sekarang? Kenapa tidak dari dulu?" Ucap Rudi menggebu-gebu.

"Kok kamu marah sih? Aku kan cuma curhat, kenapa kamu malah marah? Emang aku salah?" Ismi yang duduk bersebelahan dengan pasangan suami istri itu jadi bingung sendiri, kenapa mertuanya malah berantem.

"Ma... Pa..." Cicit Ismi. Dia memilih memanggil mertuanya agar keduanya sadar bahwa dia masih ada disamping mereka.

"Kenapa?" Tanpa sadar Sarina dan Rudi membentak Ismi. Ismi kaget dibuatnya.

"Eh..eh... Maaf sayang.. mama tidak sengaja" Sarina memeluk Ismi karena kekesalan nya pada suaminya dia malah tanpa sadar membentak menantunya. Rudi pun merasa bersalah kepada menantunya karena tanpa sadar ikut membentak juga.

"Maaf papa juga tidak sengaja" Rudi menggaruk belakang kepalanya salah tingkah.

To be continue

Suami Pengganti [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang