38. Berendam

3.7K 109 0
                                    

Ismi melihat jam yang tertempel di dinding, sedikit lagi waktu tutup warung. Lalu menoleh kearah tempat duduk untuk pembeli, masih lima orang pembeli yang sedang mengantri.

Ia tersenyum lalu melanjutkan membuat kebab untuk pembeli.

"Nak... Ini yang pesan online sekitar sepuluh alamat"

"Oke ma... Balas aja lalu tutup komentar, takutnya yang mesan nambah banyak, sedangkan waktu istirahat sebentar lagi.

"Baiklah... Mama tutup postingannya ya" Ismi mengangguk.

"Ini pa... Pesanannya" Riady mengangguk.

"Mba.. saya pesan lima ya..." Ucap wanita yang memakai baju dinas. Sepertinya guru.

"Baik Bu... Mohon tunggu sebentar ya, saya buat dulu pesanan yang ini"

"Baiklah..."

"Pa.. tolong pasang sekat di depan" ucap Ismi. Riady mengangguk.

"Udah mau tutup ya mba?" Tanya wanita tadi.

"Iya Bu... Jam sebelas tutup, biasanya jam sepuluh tapi saya majuin lagi"

"Oh gitu... Kenapa tidak buka nonstop aja mba?"

"Nggak Bu... Ada suatu lain hal Bu"

"Oh... Baiklah..." Wanita tadi tidak bertanya lebih lanjut karena itu mungkin privasi.

Tak lama pesanan tersebut selesai lalu diserahkan kepada wanita tadi.

"Makasih ya mba.."

"Sama-sama Bu" Ismi melanjutkan lagi membuat pesanan terakhir yang dipesan via online.

Tak lama terdengar suara motor. Ismi melihat kakaknya sebentar. Isma menghempaskan tubuhnya dikursi tamu.

"Kenapa Lo?" Tanya Ismi tanpa mengalihkan perhatiannya dari kebab yang sedang ia buat.

"Tidak... Ada berapa lagi?" Isma bertanya agar adiknya itu tidak lagi bertanya.

"Ada sepuluh nih... Bantu papa bungkusin pesanan itu" tunjuk Ismi dengan dagunya. Isma berdiri dan membantu papanya, lalu menulis alamat pesanan.

"Last ini kan?" Tanya Isma.

"O'o... Terakhir... SEMANGATT" Ismi menyemangati kakaknya.

"SEMANGATT" Balas Isma tak kalah kencang.

★★★

Ismi hari ini pulang kerumah, dia ingin leha-leha dulu. Badannya sedari tadi terasa aneh. Ia seperti cepat lelah tak seperti biasanya. Kepala kadang sakit. Mungkin karena dia kelelahan atau bagaimana dia tidak tahu.

Ismi membuka pintu rumahnya, lalu menutup dan menguncinya kembali. Rumah terlihat bersih, membuatnya nyaman.

Dia diam sebentar, sepertinya dia berendam dulu untuk ngilangin rasa lelah. Pikirnya.

Ia tanggalkan pakaiannya lalu naik kebak mandi yang sudah ia tetesi sabun cair. Ia berendam, lalu menjulurkan kakinya agar terlentang lalu ia sandarkan tubuhnya ke pinggir bak.

Ia menutup matanya lama, ia tenangkan pikirannya.

Tak lama dia menyelesaikan mandinya, kini rasa lelah ditubuhnya agak mendingan setelah dia berendam.

Ia menengok melihat jam, cukup panjang waktunya untuk rehat. Ia memilih pakaian yang nyaman menurut nya. Lalu naik ke atas ranjang, pasalnya ia tiba-tiba mengantuk.

★★★

Rian di kantor baru selesai meeting dengan kliennya. Ia masuk ke ruangannya. Ia raih ponselnya diatas meja. Keningnya berkerut. Tumben istrinya itu tidak mengiriminya pesan.

Dan ini sudah jam makan siang, biasanya istrinya itu menghampirinya kesini tapi ini tidak ada.

Rian duduk di kursinya, ia kangen dengan istrinya itu. Ia mencari kontak istrinya lalu meneleponnya. Hanya suara operator yang menyambutnya. Rian mencoba beberapa kali tapi tetap sama.

Rian agak khawatir lalu mencari kontak mertuanya.

"Halo pa.. Assalamualaikum"

"Waalaikumssalam... Ada nak Rian?"

"Isminya ada pa?"

"Isminya udah pulang, dia tidak kekantormu?"

"Tidak pa.. mungkin dia pulang kerumah.. oh iya makasih ya pa.. Rian tutup. Assalamualaikum"

"Waalaikumssalam..." Riady meletakan ponselnya.

"Siapa pa?"

"Rian nanyain Ismi"

"Oh..yuk makan siangnya udah siap tuh"

"Ayuk" Riady membuntuti Rahma dari belakang. Keduanya masuk kerumah karena ini sudah masuk waktunya makan siang.

To be continue

Suami Pengganti [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang