25. Damai?

4.5K 159 0
                                    

Dua pasangan suami istri beda usia itu terlihat memasuki kamar masing-masing, tetapi ada yang berbeda. Pasangan satunya terlihat akur, satunya lagi terlihat musuhan.

Serina membelakangi suaminya begitupun Rudi. Dia mau istrinya itu menurunkan egonya untuk minta maaf kepadanya. Serina pun demikian, dia mau suaminya itu meminta maaf lebih dulu kepadanya.

Keduanya saling menunggu hingga tertidur karena rasa ngantuk sudah tidak bisa mereka tahan.

Pagi harinya Ismi dan juga Rian saling melemparkan pandangan, seolah bertanya-tanya ada apa dengan orang tuanya.

Rudi dan Serina masih diam-diaman, Rian yang tidak tahan dengan kelakuan orang tuanya mencoba bertanya.

"Ma-pa? Kalian baik-baik saja?" Tanya Rian. Serina melirik Rudi begitupun Rudi.

"Ayoklah ma-pa kalian itu sudah tua sudah tidak pantas lagi marahan kek gini..." Serina bereaksi dibilang tua.

"Papamu tuh yang tua tapi kelakuan kek anak kecil"

"Nggak sadar apa yang lebih kayak anak kecil itu kamu" timpal Rudi.

"Sudah-sudah... Bilang sama Rian masalahnya apa? Masa baru ketemu anak tapi marahan? Rian geli tau liat tingkah mama papa"

"Mamamu yang duluan" tunjuk Rudi.

"Enggak papamu yang duluan" balas Serina tak mau kalah.

"Masa mamamu bilang capek ngurus papa terus, siapa yang tidak kesal?"

"Hey... Rudi Atmaja, aku cuma lagi curhat aja sama menantuku"

"Iya.. tapi kan nggak bener... Yang buat kamu capek itu bukan ngurusin aku tapi karena kamu ngumpul terus sama teman-teman sosialita kamu, belanja sana sini tiada habisnya, itu yang buat kamu capek" Rudi menimpali istrinya yang menyudutkannya. Enak aja capek gara-gara ngurusin aku.

"Tapi kan... Tapi kan..." Serina sudah tidak ada lagi yang bisa di ucapkan tiba-tiba dia nge blank. Ismi hanya menggaruk pelipisnya saja karena salah tingkah dan merasa lucu dengan pasangan didepannya ini. Sedangkan Rian yang mencoba memahami keduanya diam menyaksikan keduanya berdebat.

"Oke stoppp... Rian sudah ngerti sekarang, mama minta maaf sama papa" Rian seperti mendamaikan dua bocah yang sedang marahan.

Serina menggeleng. Rian menatap ibunya dingin. Serina yang mendapati anaknya Rian sedang dalam mode serius mau tidak mau menghampiri suaminya.

Serina juga sudah menyesali kata-katanya kemarin kepada suaminya, dia tidak bermaksud berkata seperti itu tetapi dia kecoplosan bicara.

Serina memeluk suaminya minta maaf sembari menangis sesegukan.

"Maafin mama... Mama tidak sengaja bilang begitu sama papa" Rudipun mau tidak mau membalas pelukan istrinya. Dia juga menyesal sudah memarahi istrinya didepan menantunya.

"Iya papa juga minta maaf... Sudah marah dan diamin mama" Serina mengangguk dalam pelukannya. Rian dan Ismi saling lirik melihat keduanya saling memaafkan.

"Gimana perasaan nya? Lega kan?" Serina dan Rudi salah tingkah. Kewibawaan mereka runtuh dihadapan anak dan menantunya.

"Udah ih.. sana kerja.. udah telat" usir Ismi kepada suaminya yang masih ingin menjahili kedua orang tuanya.

"Kok kamu ngusir aku sih yank?" Ismi melipat bibirnya melototi suaminya.

"Iya..iya.. aku pergi.. Salim dulu" Rian mengulur tangannya kearah istrinya. Setelah itu dia menghampiri mama papanya lalu salim dan pamit kerja.

★★★

Bruk

Rian mengernyit bingung ketika ada yang menambraknya sementara ia berjalan.

"Maaf-maaf saya tidak sengaja ka" Rian menaikan alisnya.

"Tidak sengaja? Yang kurasa tadi kamu sengaja menabrakkan diri kesaya, jangan pakai trik ini lagi untuk menggoda orang" ucap Rian dengan suara berat terkesan galak.

Wanita tadi hanya terdiam dengan perasaan kesal. Gagal. Wanita itu memilih meninggalkan area itu karena terlalu malu ditatap orang-orang.

Rian melangkah gontai menuju ruangannya. Sampai disana dia duduk dan meletakan tas kerjanya di atas meja. Jas ia lepas lalu di gantung di tempat gantungan khusus jas. Ia siap mengerjakan pekerjaan.

Ponselnya berdering.

"Halo ma.."

"Papa sama Mama udah di bandara, sekretaris papamu sudah menelepon nya berkali-kali agar papa mu pulang hari ini"

"Baiklah ma... Hati-hatilah... Aku tidak bisa nganterin kalian"

"Iya tidak apa-apa... Mama sudah kirim sms sama Ismi juga, baik-baik kalian ya.."

"Iya ma... Jaga kesehatan kalian, jangan marahan lagi" mamanya terkekeh lalu menutup teleponnya.

To be continue

Suami Pengganti [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang