23. Mall?

4.8K 180 0
                                    

Rudi menatap istrinya sengit. Ia begitu sebal dengan istrinya ini. Ia memilih pergi menuju kamar yang memang mereka tempati jika ke Indonesia.

Serina membiarkan suaminya pergi, gara-gara pria tua itu dirinya membentak menantunya. Entah bagaimana perasaan menantunya itu, pasti menantunya itu berpikir dia mertua yang jahat.

Serina melihat jam dipergelangan tangannya. Udah jam tiga sore. Serina melangkah mendekati kamar menantunya. Ia ketuk tak lama pintu itu terbuka.

"Mama?"

"Hehe... Boleh temani mama ke mall?"

"Boleh ma.. aku ganti baju dulu ya? Tungguin Ismi di sofa aja ma" Serina menggangguk. Menantunya terlihat antusias. Berarti anggapannya tadi salah kan?

"Yuk ma..." Serina menatap menantunya yang terlihat cantik, baju di kenakan menantunya sangat cocok.

"Tidak apa-apa mama ajak kamu jalan-jalan kan?" Ismi menggeleng.

"Tidak apa-apa ma... Tidak pamit dulu sama papa?" Tanya Ismi meraih kunci mobil di tempat penyimpanan kunci. Mertuanya menggeleng. Serina dan Ismi beriringan keluar dari rumah ia memilih mematuhi mertuanya, karena memang papa mertuanya tidak terlihat tadi di ruang tamu.

"Loh.. kamu yang nyetir?"

"Iya ma.. yuk naik.." ucap Ismi membuka pintu mobil dari dalam. Serina masih bengong melihat menantunya terlihat keren dibalik kemudi. Serina masuk ke kursi penumpang dan duduk anteng.

"Kamu keren sayang" puji Serina untuk menantunya.

"Hehe.. biasa aja ma" Serina terkekeh mendengar balasan menantunya. Dia beruntung mendapat menantu seperti Ismi yang pembawaan nya ceria dan murah senyum.

"Hubungan mu dengan Rian bagaimana?" Tanya Serina disela-sela percakapan mereka.

"Baik ma.. kenapa?" Ismi membagi konsentrasinya. Tidak mungkin dia akan diam saja ketika hanya ada mertunya di samping kan?

"Tidak apa-apa, mama cuma nanya aja sayang, terus Rian nya gimana sama kamu?"

"Rian juga Alhamdulillah baik juga sama Ismi, kecuali kalau lagi mode jahil ya itu yang bikin sebal"

"Mungkin karena dia anak tunggal makanya sifat jahilnya muncul"

"Sepertinya ma" kekehnya.

Mobil yang dikemudikan Ismi sudah memasuki basemen sebuah mall yang terkenal ditempat mereka.

Ismi melihat tempat parkir yang masih kosong setelah dapat Ismi langsung memarkirkan mobilnya.

Serina dan Ismi memasuki lift menuju lantai mall yang agak ramai. Serina merangkul lengan Ismi, Ismi yang mendapat rangkulan itu mencoba biasa aja, tidak mungkin dia akan protes pada kelakuan mertuanya itu nanti dianggap tidak sopan.

"Yuk sayang kita masuk sini dulu... Tenang mama yang bayar..." Serina menarik lengan Ismi masuk ke departemen store yang menurut Ismi terlihat mahal.

"Pilih aja sayang yang kamu suka,atau mama pilihkan?"

"Ismi aja yang milih ma" tolak Ismi. Ismi menggeser-geser pakaian yang tergantung menggunakan hanger. Semua pakaian disini terlihat mewah. Ismi mengambil satu dress yang menarik dimatanya.

Ia mempas ditubuhnya dimatanya dress ini sangat cantik.

"Kamu pintar banget milih dress, ambil sayang itu cocok untukmu" Ismi melihat label matanya melotot melihat harga dress ini.

"Tidak ma.. tidak bagus" Ismi mengembalikan dress itu pada tempatnya. Lalu melanjutkan melihat baju-baju yang dipajang diruangan ini. Serina menggeleng melihat menantunya itu, Serina mengambil dress tadi lalu ia serahkan pada kariyawan toko yang sedang mengikutinya.

Serina terus memantau menantunya itu, semua pakaian yang dikembalikan menantunya ke gantungan ia ambil.

Tas, sepatu, aksesoris yang dipas dan dikembalikan menantunya ia ambil semua tanpa sepengetahuan menantunya. Serina tersenyum samar. Kini ia mengerti menantunya itu bukan wanita yang suka berbelanja maupun berfoya-foya.

Ismi celingak-celinguk melihat mertuanya yang sudah tak terlihat. Ia memilih berkeliling ditoko tersebut untuk mencari mertuanya.

Serina yang sadar menantunya mencarinya, pura-pura berpindah ke lorong sebelah dan fokus melihat tas.

Ismi yang menemukan keberadaan mertuanya, memilih tidak menggangu dan bermaksud menunggu di depan saja. Ismi pergi meninggalkan mertuanya dan duduk di bangku yang disediakan untuk pengunjung.  Ismi duduk menghadap pintu agar mertuanya keluar dari sana bisa terlihat. Semua itu tak lepas dari tatapan Serina.

To be continue

Suami Pengganti [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang