19. Gagal melucu

4.8K 172 1
                                    

Waktu berganti hari. Ismi kini disibukan dengan usaha kebab yang dia lakukan bersama keluarganya. Persiapannya sedikit lagi selesai.

Ismi akhir-akhir ini menyiapkan akun khusus untuk menjual kebab secara online, ia mendesain brosur sedemikian rupa agar terlihat menarik konsumen. Brosur ini nantinya akan ia posting lalu akan di tempel di gerobak yang sudah siap pakai.

Selain brosur ia juga mendesain baliho dan semacamnya untuk promosi. Nantinya akan dipajang agar banyak yang melihat dan juga tertarik.

Dan juga Ismi telah menyiapkan video yang sudah ia edit yang menghabiskan waktu dua hari. Dan hasil editannya juga sangat menarik. Ia yakin video ini akan berhasil menarik para konsumen. Nantinya video ini akan ia posting di akun pribadinya untuk promosi awal.

Selain Ismi, Riadi selaku pemasok bahan, melakukan tugas pertamanya untuk berkonsultasi dan juga mencari supplier yang terjamin keamanan dan juga kesegaran bahan. Lalu meminta kerja sama dengan para supplier tersebut dengan harga yang sesuai dengan bahan.

Lalu Isma yang bersedia akan menjadi kurir kini sedang bahagia karena, sang bos kebab itu membelikannya motor baru agar proses pengantaran aman lancar tidak akan ada kendala yang berarti.

Kemudian Rahma selaku bendahara sudah menerima buku khusus penjualan dan mempelajarinya agar ibunya itu tidak bingung lagi menyangkut perbendaharaan.

Semuanya sudah di atur oleh Ismi, berkat modal yang diserahkan oleh suaminya itu semuanya terasa mudah dan lancar.

Setelah semuanya siap, mereka akan merencanakan pembukaan resmi warung kebab mereka seminggu lagi.

★★★

Ismi sedang serius menatap layar leptopnya, dia sedang mengetik pengeluaran selama persiapan dari awal. Daftar peralatan dan juga bahan sudah terisi tinggal harga bahan-bahan saja yang belum di masukan karena belum diberikan oleh papanya.

Terdengar bunyi suara mobil memasuki pekarangan rumah. Ismi men sleep leptopnya lalu membuka pintu.

Suaminya turun dari mobil. Pria itu melangkah masuk. Ismi tersenyum melihatnya. Sudah dua hari ini suaminya sudah bisa jalan. Kakinya sudah sembuh jadi sudah tidak perlu lagi memakai kursi roda.

"Assalamualaikum..."

"Waalaikumssalam..."

Ismi merangkul lengan suaminya menuju ruang tamu. Suaminya itu terlihat lelah.

"Banyak kerjaan ya?"

"Lumayanlah yank.." ucapnya lelah.

"Mau aku pijitin?" Rian menatap istrinya. Tumben.

"Bolehlah... Kapan lagi ya kan kamu begini.." Ismi memposisikan dibelakang suaminya. Lalu memijit bahu suaminya pelan.

"Gimana persiapan warung kebab?" Tanya Rian.

"Alhamdulillah sedikit lagi selesai kok, doain ya biar cepat kelar"

"Pasti sayang... Doaku selalu ada untukmu" Ismi tersenyum mendengar ucapan suaminya.

"Kamu mau kopi GK hon?" Tanya Ismi pelan.

"Mau... Kopi kamu enak yank... Kayaknya aku kecanduan kopi buatanmu deh"

"Hmmm... Ini dari hati atau cuma omdoang nih?"

"Ya dari hati dong masa..."

"Ya udah ntar pijitannya di lanjut" ucapnya lalu meninggalkan suaminya yang bersandar di sofa.

Aku tahu akhir-akhir ini Rian banyak kerjaan, proyek baru yang mereka incar akan melakukan pemilihan mitra kerja, jadi dia sebaik mungkin mempersiapkan segalanya yang diperlukan agar mereka terpilih nanti karena proyek ini bernilai fantastis.

Selesai kopinya di buat, ia taruh di nampan lalu cemilan sederhana yang dia buat tadi sore ia letakan juga.

"Ini kopinya ndoro tuan... Silahkan dinikmati" ucapnya absurd. Rian berdecak lucu.

"Jangan melucu gitulah yank GK cocok" ucap Rian bermaksud bercanda.

"Ck... Tertawa kek atau balas bercanda kek, dasar, suami datar" Rian yang mendengarnya terkekeh.

Akhir-akhir ini dia merasa istrinya itu sudah tidak canggung lagi kalau berdekatan dengannya. Dan ini perubahan yang baik.

To be continue


Suami Pengganti [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang