31. Kantor

4.4K 131 0
                                    

Ismi dan keluarganya berpacu lagi. Antrian yang sudah ada hampir lima belas orang. Sedangkan via online sudah sepuluh orang. Ismi fokus memproses semuanya, jangan sampai ada yang tertinggal isian kebabnya.

Salah satu pelanggan memvideokan Ismi karena takjub dengan gerakannya yang lincah dan tepat. Lalu ia posting di akun pribadinya.

Tak sampai lima menit dua sampai tiga kebab selesai dibuatnya termasuk sangat cepat.

"Om... Makasih ya.. kakaknya keren" tunjuk seorang siswi yang tadi ia videokan. Rudi tersenyum.

"Iya nak... Sama-sama.. jangan lupa beli lagi, dan silahkan add akun warung kebab ya terus ulasan jangan lupa ya"

"Siap om..." Siswi tadi pergi sambari memakan kebabnya.

★★★

Waktu sudah menunjukan pukul 10.00 pagi. Tandanya warung mereka akan tutup hingga isya nanti.

"Waahhh... Luarr biasa" ucap Ismi menyandarkan tubuhnya.

"Iya nak Alhamdulillah... Kamu istirahat dulu... Masih ada waktu kamu rehat" ucap Rahma.

"Iya ma... Aku mau ke kantor Rian dulu, dah lama tidak kesana"

"Oh ya udah..."

★★★

Ismi menganggukkan kepalanya kearah wanita yang berdiri dimeja resepsionis. Wanita itu mengangguk ramah. Ismi mendekati meja tersebut dan menaruh kantung diatas meja.

"Tolong dibagiin ya..." Ucap Ismi.

"Wah... Makasih Bu..." Ucap sang resepsionis itu setelah tau isi kantung itu.

"Iya.. sama-sama... Pak Rian adakan?"

"Ada Bu.. silahkan" Ismi mengangguk. Lalu mendekati lift.

Ismi menekan nomor lift untuk naik ke ruangan suaminya. Sampainya dilantai kantor suaminya terlihat sepi. Sekretaris suaminya itu tidak ada.

Ismi mendekati pintu dan mengetuknya sekali dan membukanya.

"Sayang? Kamu datang?" Ismi mengangguk dan masuk keruangan suaminya. Rian berdiri lalu mendekati istrinya. Rian memeluk Ismi erat.

"Kenapa peluk-peluk?"

"Enggak... Kangen aja" Rian melepas pelukannya dan duduk di sofa diikuti oleh Ismi.

"Hmm... Kamu sibuk ya?"

"Lumayan.. kenapa?"

"Enggak... Nanya aja"

"Apa nih?" Rian membuka kantong yang dibawa Ismi tadi.

"Pas banget aku juga lagi pengen banget makan ini" Rian langsung mencomot dan memakan kebab yang dibawakan istrinya itu.

"Boleh nggak aku istirahat disini?"

"Boleh banget sayang... Ke kamar saja..."

"Loh ada kamarnya?" Ismi berdiri dan memasuki pintu coklat yang berada disudut kantor.

"Ada... Baru seminggu yang lalu aku renovasi, lupa kasih tau sama kamu" katanya sembari mengunyah kebab.

Ismi mendengar kan pandangan keseluruh ruangan yang menjadi kamar pribadi suaminya ini. Cukup indah walau tidak terlalu luas tetapi terasa nyaman.

Ismi meletakan slimbagnya diatas meja kecil disamping ranjang, lalu membaringkan tubuhnya. Ia raih remot tv diatas meja lalu menyalakan tv tersebut.

Ia memilih channel yang memutar film box movie dan menontonnya.

Ceklek

Tak perlu menoleh pasti itu suaminya, ditandai dengan ranjang bergerak disamping sudah pasti pelakunya dia.

"Serius banget..." Rian mengusap wajah Ismi.

"Ihh honey... Jangan ganggu dulu, aku belum punya tenaga buat bercanda sama kamu"  Rian terkekeh dan ikut membaringkan tubuhnya disamping istrinya. Ismi menoleh.

"Nanti kemejanya lusuh, eh.. bukannya kamu bilang ada kerjaan tadi?"

"Gampang.. nanti aja" Rian memeluk perut istrinya.

"Gimana hari ini sayang?"

"Luar biasa yank... Makin joslah pokoknya"

"Yank... Kalau kamu hamil gimana sama warung kebab kamu?"

"Mmm.. nanti dipikirin" ucapnya. Rian bangun dari baringan lalu naik keatas tubuh Ismi. Ismi mendengus sebal.

"Honey awas... filmnya bagus aku tidak bisa lihat" ucapnya kesal.

Rian tidak merespon, ia hanya menatap istrinya intens. Rian pengen nganu. Entahlah kenapa akhir-akhir ini libido nya makin ganas saja.

Ismipun hanya pasrah saja dan patuh melayani suaminya tercinta ini. Ia sedikit menyesal menghampiri lelaki ini di kantornya. Tapi tak munafik dia juga menikmatinya.

To be continue

Suami Pengganti [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang