39. Rian Selalu manja

4K 115 0
                                    

Rian belum bisa tenang sebelum mendapat kabar dari istrinya itu. Tidak biasanya wanita itu tidak mengangkat telponnya. Telpon rumah pun tidak ada yang ngangkat karena memang asisten yang dibayar mereka pasti sudah pulang.

Ia meraih kunci mobil, lalu keluar dari ruangan belum masuk lift ponselnya sudah berbunyi.

"Halo yank? Kok baru nelpon kemana aja?"

"Maaf hon... Aku tadi di kamar mandi lagi berendam agak lama, ponselku juga lupa di cars ini baru aku nyalain" ujarnya.

"Aku kira kamu kenapa-kenapa aku jadi khawatir loh ini" Rian lega karena istrinya baik-baik saja.

"Aku nggak apa-apa kok, oh iya maaf juga aku nggak sempat ke kantor, kamu udah makan apa hari ini?"

"Belum makan apa-apa, ntar aja suru beli sama Kevin di kantin, terus kamu sekarang ngapain tuh?"

"Lagi baring-baring aja mau tidur lagi, ngantuk ini"

"Ya udah... kamu lanjut tidur aja"

"Baiklah.. see you honey" Ismi menutup panggilannya. Rian menggeleng.

Rian berbalik akan masuk kedalam ruangannya.

"Kevin... Beliin saya makan siang, saya tunggu di ruangan"

"Baik bos..." Kevin segera pergi membeli makan siang sang bos.

★★★

Ismi bangun dari tidurnya yang nyenyak, dia menoleh kearah jam dinding sudah jam lima sore. Cukup lama dia tidur.

Ismi turun dari ranjang lalu keluar kamar, terdengar suara mobil yang masuk kepekarangan rumah.

Ismi menunggu di ruang tamu, yang datang itu pasti suaminya. Ia hapal betul suara mobil pria itu, dan juga tidak ada yang akan bertamu kerumah mereka.

"Assalamualaikum..."

"Waalaikumssalam..." Ismi membalas salam dari suaminya. Rian mendekat duduk disampingnya lalu membaringkan tubuhnya dengan kepala ia letakan dipaha sang istri.

"Sana ganti baju.. bau loh.."

"Bentar sayang" Rian memiringkan kepalanya kearah perut istrinya. Ismi membiarkan saja. Suaminya dalam keadaan mode on manja.

Tak lama Rian bangun untuk mandi, sebelum itu dia mencuri ciuman dibibir sang istri. Istrinya mencebik sebal. Kebiasaan.

Padahal nyatanya wanita itu suka diperlukan begitu olehnya. Untungnya dia peka.

★★★

Kedua pasangan suami-istri terlihat keluar dari rumah. Setelah semua aman mereka pergi meninggalkan pekarangan rumah tersebut.

Rian mengendarai mobilnya agak cepat, pasalnya istrinya ini hampir terlambat membuka warung kebabnya.

"Honey... Tugasmu seperti biasa, oke?" Ucap Ismi setelah keluar dari mobil tersebut.

"Siap Bu bos... Untuk kamu apa sih yang nggak?"

Setiap habis shalat isya warung kebab buka dan tutup jam sepuluh. Untuk malam pesanan via online tidak dibuka. Karena kalau malam rawan sekali terjadi kriminal apalagi kurir mereka perempuan.

Tapi sebagai gantinya akun khusus jualan menyiarkan siaran langsung dari awal buka sampai warung mereka tutup.

Keuntungan warung buka pada malam hari walau tidak ada pengantaran online, penonton live maupun pelanggan online datang ketempat langsung, pemuda-pemudi disediakan tempat nongkrong kalau suka nongkrong. Jadinya warung tetap ramai pembeli.

Rian melihat istrinya yang begitu serius membuat kebab, gerakan begitu luwes, lincah, pesanan yang dibuat selesai hanya membutuhkan beberapa menit saja.

Istrinya itu benar-benar luar biasa. Tugasnya adalah membantu ayah mertuanya membungkus pesanan, menyapa para penonton di siaran langsung maupun pelanggan datang, lalu sesekali membantu ibu mertuanya.

Istrinya tetap fokus dan tidak terganggu oleh suara keributan yang datang dari pelanggan yang nongkrong.

Jujur dirinya begitu kagum pada istrinya itu melebihi rasa kagumnya dulu. Rian tersenyum bangga tuhan sudah menjodohkan mereka berdua.

"Kenapa Lo senyum-senyum sendiri?" Tanya Isma yang baru saja keluar dari rumah.

"Kepo banget, sana bantuin ibu" tunjuk Rian dengan dagunya. Isma mendengus, pasangan suami-istri itu benar-benar memiliki kesamaan.

To be continue

Suami Pengganti [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang