36. Pulang Liburan

3.3K 109 0
                                    

Ismi menghempaskan tubuhnya di kasur, tubuhnya terasa remuk, akibat di gempur  habis-habisan oleh suami mesumnya. Padahal awalnya suaminya itu tidak terlihat seperti pria sangean.

"Auuuhhh... Pegal banget tubuh hambaa" ucap Ismi mengeluh. Ismi masih tengkurap dikasur.

Ceklek

Rian masuk melihat dan mendengar istrinya mengeluh. Rian terkekeh dalam hati. Ia sedikit menyesal membuat istrinya begitu.

"Mau ku pijit yank?"

"Nggak.... Jangan sentuh aku dulu untuk sementara, milikku akan lecet, tubuhku akan benar-benar akan remuk, jauh-jauh dariku" tolak Ismi dramatis.

"Apa hubungannya itu dengan pijitan?"

"Jelaslah ada hubungannya, kupikir kamu tidak sebodoh itu untuk tahu apa hubungannya" Rian menggaruk belakang kepalanya. Istrinya makin pintar.

"Tapi aku beneran pengen mijit kamu yank, karena aku tahu kamu benar-benar pegal" Ismi tetap menolaknya.

"Jangan ganggu dulu, aku mau tidur" Ismi menutup matanya. Tak lama kesadarannya hilang karena terlalu lelah dan juga terlalu kenyang.

Rian menggeleng saja, istrinya itu ternyata mudah tertidur, nempel dikit aja langsung molor.

Rian mengubah posisi istrinya dari tengkurap menjadi terlentang, agar nyaman dalam tidur. Sungguh istrinya itu benar-benar kelelahan, sampai-sampai dia tidak terganggu.

Rian berbaring juga, jujur dirinya juga pengen tidur, tubuhnya juga sangat lelah lunglai lesu.

Keduanya tertidur karena sudah terlalu kelelahan.

★★★

"Aku keatas dulu bangunin pasangan suami-istri itu"

"Nggak usah... Kayaknya mereka kelelahan, biarin aja, nanti mereka turun kalau lapar" tahan Rahma ketika Isma akan membangunkan kedua insan tersebut. Rahma tahu keduanya lelah setelah pergumulan mereka, mengapa ia tahu? Karena dia pernah menjadi pengantin baru, jadi dia tahu.

"Kelelahan?" Tanya Isma.

"Udah... Makan saja, besok pagi kita jalan-jalan kebelakang buat metik jeruk, Rian sudah izinkan"

"Kebun jeruk?"

"Iya... Rian memiliki kebun jeruk dibelakang"

"Wah... Menantu papa sama Mama itu luar biasa ya.. banyak kejutan nya.. bikin iri saja" Isma menggeleng kepalanya.

Riady dan Rahma juga setuju dengan ucapan anak sulungnya itu. Dia bahagia Ismi berjodoh dengan Rian.

"Kalau iri pilih suami yang baik juga, atau kalau kamu mau mama bisa jodohin dengan anak teman mama"

"Noooo... Jangan ada jodoh-jodohan, oke? Isma akan cari sendiri pasangan Isma"

"Baiklah... Mama dan papa akan menunggunya"

"Terimakasih tidak memaksa Isma" ucap Isma tulus.

Mereka bertiga melanjutkan acara makan malam mereka sampai tandas.

★★★

"Akhirnya sampai juga... Makasih sudah ajak liburan ya Mi...mama papa juga bahagia tuh sudah kamu ajak mereka liburan"

"Iya... Lain kali kita jalan-jalan lagi kalau ada waktu luang"

"Oke... Sip..."

"Baiklah kami pulang dulu ya ma-pa"

"Iya hati-hati dijalan ya nak" Ismi mengangguk.

Rian mengekori Ismi menuju mobil, setelah keduanya naik. Rian menyalakan mobilnya lalu meninggalkan pekarangan rumah mertuanya.

Ismi menyandarkan tubuhnya, lalu menatap suaminya. Suaminya makin tampan dengan jambang tipis yang bermunculan itu.

"Besok hari Senin, berpacu lagi" Rian menatap Ismi.

"Kalau lelah jangan dulu di buka warungnya, atau kamu lelah cari kariyawan satu lagi buat bantuin kamu"

"Iya nanti... Kalau memang aku sudah tidak bisa handle lagi"

"Baiklah... Aku ngikut apa yang kamu mau saja" ucapnya tersenyum.

★★★

"Kita pesan online saja makanannya yank, nggak usah masak"

"Baiklah.. pesan aja.. entah kenapa aku cuma pengen malas-malasan saja dikasur"

"Oke... Aku pesanin, kamu mau apa?"

"Random aja hon... Atau samain aja sama kamu"

"Baiklah..." Rian mencari makanan apa saja yang enak di matanya. Setelah ketemu dia memesannya.

To be continue

Suami Pengganti [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang