54. Pesanan

2.8K 99 0
                                    

Isma kini sedang menyiapkan pesanan yang kemarin di pesan untuk acara hari ini. Semuanya sudah siap. Kariyawan lainnya juga ikut membantu. 200 kebab siap di antar.

Tak lama suara mobil terdengar, pandangan Isma teralih dari kebab yang ia siapkan, terlihat pria keluar dari mobil itu. Ternyata tuan yang memesan kebab yang saat ini mereka siapkan.

"Pesanannya sudah siap?"

"Sudah siap..." Jawab Isma.

"Ya sudah... Naikan ke mobil saja"

"Bukankah kemarin kami yang antarkan?"

"Iya tapi nggak papa untuk menghemat waktu" ucap pria itu.

"Ya sudah...tolong bantu bawakan ini ke mobil" ajak Isma kepada Lina, Tina, Ria, Via.

Tak membutuhkan waktu lama untuk mereka memasukan kebab tersebut.

"Selesai"

"Makasih ya..." Ucapnya menatap Isma. Sudut bibirnya terangkat sedikit karena wanita itu terlihat cantik hari ini, dan agak lembut.

"Sama-sama"

★★★

Ismi sekarang sedang memeriksa laporan usaha yang berada di meja, setelah menidurkan anaknya di box bayi.

Laporan yang sudah beberapa bulan lalu tidak ia liat sekarang sudah berada di hadapannya.

Suaminya belum mengizinkan untuk mengelola kembali usahanya tapi karena sedikit paksaan darinya akhirnya diizinkan tapi ada syarat dan ketentuannya.

Senyum Ismi merekah, ternyata penjualannya meningkat pesat. Ada hari dimana pemasukannya tidak ada sama sekali, padahal dia ingat waktu itu warungnya buka. Tapi kenapa tidak ada penjualan sama sekali?

Perhatian Ismi teralih saat mendengar rengekan bayinya. Dia segera menutup laporan tersebut lalu mendekati ranjang bayi dimana Athaya berada.

"Kok cepat banget bangun nak? Haus ya?" Ismi mengajak bicara anaknya ala suara bayi sembari menggendong bayi lucu tersebut.

Ismi menyusui anaknya dengan senyum yang tidak pernah luntur dari bibir nya. Perasaannya membuncah saat menatap bayi mungil yang berada digendongnya, bahagianya luar biasa setelah ia menjadi ibu.

"Ulu,ulu...Anak mama yang cantik..." Bayi mungil itu menatapnya dari bawa dengan mata cerahnya.

Bayi mungil itu menggeliat dan melepas puting susu mamanya, tandanya bayi itu selesai dan merasa kenyang.

"Mmm.. dah kenyang ya nakk..? Mama pindahin ke kasur ya..." Ismi mengusap pipi bayi itu lembut. Lalu ia letakan di kasur mereka. Alasannya karena dia tidak mau anaknya terlalu manja dengannya, kalau abis nyusu dan tidak dibiarkan begitu, nanti anaknya terbiasa berada di gendongannya dan tidak mau ditinggal kemana-mana.

Ismi melanjutkan pekerjaannya yang tadi tertunda. Dia harus menyelesaikan hari ini, fokusnya terbagi dua antara anaknya dan laporan di depannya sekarang.

Saat Ismi sedang membaca laporan lagi, tiba-tiba ingatannya terlempar pada saat bertemu mantan calon suaminya dirumah orang tuanya.

Rivan terlihat seperti orang yang tidak terurus, tapi tidak mengurangi ketampanan pria itu.

Ismi menggeleng kepalanya, mencoba menghilangkan bayangan pria itu di otaknya. Ismi terlalu larut dalam lamunan hingga suaminya membuka pintu dan menatapnya tidak ia sadari.

"Lagi mikirin apa?" Ucap Rian ketika mihat tingkah istrinya. Matanya melirik anaknya yang anteng berada di kasur mereka.

"O..ohh... Udah pulang?" Ismi menghampiri Rian lalu mencium tangan suaminya.

"Udah baru aja.." ucapnya

"Ohh.. aku tidak sadar" Ismi menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

"Ada yang kamu pikirkan?"

"Tidak ada.." Ismi memilih menghampiri anaknya di ranjang diikuti Rian.

Rian ingin mencium anaknya tapi dia masih bau keringat, jadi dia mengurungkan niatnya untuk mendekati anaknya.

To be continue

Suami Pengganti [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang