20. Malam Pertama?

9.2K 207 1
                                    

Setelah Ismi mandi ia naik ke ranjang bermaksud untuk baring-baring saja, sembari menunggu suaminya selesai mandi. Dia sudah menyiapkan pakaian untuk suaminya jadi aman.

Ia bingung mau ngapain, diraihnya ponsel yang ia letakan di nakas. Ia membuka media sosial yang kini terlihat banyak notifikasi masuk, ia membukanya dan melotot. Postingan yang ia posting satu jam yang lalu di akun pribadinya kini sedang diserbu netizen. Banyak komentar yang masuk, ia buka satu persatu lalu membalasnya dan di like.

Postingan sudah lima ribu yang menyukai, dan yang mengomentari sekitar dua ratus orang.

Video promosi tentang warung kebab itu ternyata banyak yang penasaran terlihat dari komentar-komentar yang masuk.

Karena terlalu banyak komentar, ia memutuskan mengomentari dibawahnya lalu disematkan agar muncul pada posisi pertama komentar, jadi dia tidak perlu membalas satu persatu lagi komentar itu.

Karena terlalu serius dengan ponsel, Ismi tidak menyadari suaminya sudah ada di sampingnya sedang menatapnya intens.

"Serius amat..." Ismi kaget sampai hapenya terlepas dari tangannya.

"Kageet ih..." Ismi memukul suaminya brutal.

"Auhh... Stopp... Aduh..." Ismi menghentikan pukulannya saat mendengar ringisan suaminya.

"Jahil banget sih makanya... Mana aku liat... Sakit banget ya?" Ismi sedikit panik dan menyesal. Rian malah memeluk Ismi tiba-tiba dan merubah posisi menjadikannya diatas tubuh Ismi.

"Malam ini kamu cantik banget, boleh aku cium?" Ismi memerah menatap suaminya yang berada diatasnya.

"Boleh tak?" Ismi menggangguk malu-malu. Rian mendekat menepis jarak diantara mereka. Rian mencium kening istrinya, kedua mata yang tertutup istrinya, hidung mancung istrinya lalu mengecup bibir pink istrinya. Ismi membuka matanya ketika merasakan kecupan di bibirnya. Rian juga sedang menatapnya tersenyum. Lama kelamaan Ismi melihat kabut gairah dari mata suaminya.

Rian mengecup lagi bibirnya, menekannya lalu terasa gigitan pelan diatas bibirnya, Ismi membuka mulutnya. Ia biarkan suaminya mengecap melumat mengisap bibir lembut. Rian menuntut masuk membelit lidahnya. Suaminya itu mengisap lidahnya. Dirinya menahan diri untuk tidak mendesah, karena permainan lidah suaminya ini begitu nikmat.

Aroma dan rasa dingin dari mulut suaminya begitu harum karena baru habis mandi.

"Mmmhhh.." akhirnya tidak bisa ditahan lagi. Suaminya sangat lihai memainkan bibir dan lidahnya sehingga desahan yang ia tahan sedari tadi tak bisa ia tahan lagi. Kini dia merasakan tangan suaminya mengusap perutnya, ia tidak sadar kapan tangan kekar itu masuk kedalam kaosnya.

Rian melumat habis bibir istrinya, gairahnya mendesak keluar, ini baru bibir ia sudah merasakan gairahnya meletup-letup. Ia mendengar suara desahan istrinya, perlahan tangannya masuk kedalam kaos istrinya dan mengusap perut halus istrinya tanpa melepas tautan bibirnya.

Tangan naik merambat ke gunung kembar istrinya. Ia meremas pelan tumpukan daging itu.

"Mmmhhh"

Desahan istrinya teredam oleh ciumannya, tangannya meremas pelan payudara yang terasa pas ditangannya ini. Tangannya merambat kebelakang bermaksud melepas kaitan bra, sekali klik kaitannya terbuka, sungguh ia tidak berpikir akan sangat lihai membuka kaitan bra itu.

Aku melepas ciumannya ternyata istriku mampu mengatur nafasnya saat berciuman. Aku menatapnya. Istrinya menatapnya sendu. Aku menciumnya lagi. Tanganku tidak tinggal diam. Aku singkap kaosnya naik beserta bra. Aku meremas payudara istriku lembut, sesekali putingnya aku mainkan menggunakan jari telunjuk. Dadanya terasa membusung. Aku melepas ciuman bibir ku berpindah ke lehernya. Aku mengecup dan mengisap leher istriku.

"Aahhssh.."

Perlahan ciumanku turun kebawah, kaosnya aku naikan melewati kepalanya. Kini terlihat payudara yang sudah tidak terdapat pelapisnya itu. Aku tatap istriku yang malu-malu.

Sekali lagi aku mencium keningnya lalu membisikan doa bersenggama ditelinganya. Diapun menggumamkan doa yang sama.

Kedua insan itu melakukan malam pertama mereka pada 30 hari setelah pernikahan mereka. Sungguh tak terduga.

To be continue

Suami Pengganti [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang