58. Spesial Isma (b)

2.9K 89 0
                                    

"Ante udah dateng?" Tanya Ismi ala bayi.

"Pas banget lo dateng, gue mau ngomong sesuatu" Isma menarik tangan Ismi.

"Kenapa?"

"Boleh gue minta tambahin kurir?"

"Mmm gue kesini juga mau ngomongin itu, karena setelah gue memeriksa laporan penjualan kemarin, harus ada kurir lain untuk bantu lo"

"Oh gitu... Bagus... Terus kapan?"

"Besok dia mulai masuk" Isma mengangguk lega

"Lega banget, emang ada apa?" Tanya Ismi menatap kakaknya.

"Nggak ada.. kenapa Lo tanya begitu?"

"Enggak... Muka Lo kayak tersiksa banget dan... Kelihatan tua bangett" ucap Ismi terkekeh

"Apa Lo bilang?" Isma memerah tanda ia marah.

"Hahaha... Seloww-selowww... Oke" Isma mendengus kesal.

"Pulang aja Lo..." Isma begitu kesal sembari berdiri meninggalkan Ismi yang masih menertawakannya.

"Aduhh... Sakit perut gue... Hahaha"

"Kebiasaan kalian ini" Rahma mendekat dengan Athaya di gendongannya.

"Hehe... Dah lama nggak ngusilin kakak ma" jawabnya. Rahma menggeleng.

"Pulang aja Lo Ismi... Kesal gue.." teriak Isma membuat Athaya kaget lalu menangis.

Rahma dan juga Ismi terkejut dan menatap nyalang Isma.

"Oh astaga..." Isma mendekati Rahma dan mengambil alih ponakannya di gendongan mamanya sebelum Ismi.

"Cup.. cup... Maaf sayang... Ante nggak sengaja" Isma mengecup pipi Athaya sembari mengayunkan bayi itu.

"Naaaa... Naaaa.. maaf ya..." Ismi dan juga Rahma membiarkan Isma membujuk Athaya sampai diam.

Tak lama tangisan bayi mungil tersebut berhenti.

"Aduh.. pinter banget ponakan ante ini ya..cup" Isma mengecup pipi gembul itu sekali lagi dan menyerahkannya kepada ibunya.

Ismi masih menatapnya nyalang.

"Salah Lo..." Ucap Isma menatap adiknya.

Ismi mendengus.

"Sana cari pacar dan menikah gih, udah cocok nimang bayi tuh"

"Jangan mulai ya Lo" Isma geregatan dengan adiknya ini, hawanya pengen dijitak.

"Udah... Isma... Ngomong-ngomong ucapan adikmu bener loh, kamu nggak ada temen cowok?"

"Mama juga udah ikut-ikutan dengan bocil ini?"

"Hehe... Gue bocil yang udah bisa bikin bocil"  seloroh Ismi.

"Ihhh kesel banget... " Isma mengacak rambutnya frustasi.

"Kenapa ini?" Riady bertanya saat memasuki ruang tamu.

"Nggak pa... Lagi bercandaan"

★★★

Kini kurir yang dibilang Ismi sudah mulai bekerja.

"Nio... Salam kenal ya... Aku Isma"

"Iya mba.."

Isma memeriksa lagi alamat yang order kebab. Isma mendengus ketika alamat pria itu kini ada didaftar.

"Nio... Coba aku liat daftar alamat pengantaran mu?"

"Mulai hari ini pesanan ke alamat ini kamu yang antar ya.." tunjuk Isma kedaftar alamat.

"Kenapa mba?"

"Nggak apa-apa, aku bosan aja nganter kesana, oke?" Nio mengangguk patuh saja, tanpa tahu bahwa Isma tengah menghindari bertemu pria menyebalkan itu.

Tengah hari yang terik ini kariyawan warung kebab sedang istirahat makan siang. Warung kebab telah beroperasi dari pagi hari hingga jam sepuluh malam berlaku dari sebulan yang lalu sesuai kemauan Ismi sendiri.

"Hari ini padat pengunjung, sungguh luar biasa" ucap Nio kagum.

"Makin hari makin rame, jadi harus jaga kesehatan kalian ya.." ucap Isma.

"Baik mba" ucap mereka serentak.

"Bagus..."

★★★

Pagi harinya Isma sudah siap dengan perlengkapan tempur sebagai kurir senior.

Ia turun dan memasuki warung.

"Selamat pagi" Isma tersentak kaget mendengar asal suara pria yang sedang duduk manis itu.

"Ngapain pagi-pagi sekali sudah ada disini?"

"Mau apa lagi? Sarapan dong" Tina dan lainnya menatap penasaran pria tampan yang pagi-pagi sudah berada disini.

"Ria... Siapkan pesanan pembeli ini"

"Baik mba..." Ria membuat kebab untuk pria tampan itu.

"Ini mas..." Tina menaruh kebab itu diatas meja.

"Makasih.."

"Sama-sama"

Brian memakan kebab itu dengan pandangan yang sesekali mengarah kepada Isma. Tiba-tiba perasaan kesalnya muncul bersamaan dengan pria yang memakai seragam kurir yang sama dengan Isma.

Interaksi keduanya begitu akrab itu yang membuat Brian berdecak kesal. Brian menghabiskan kebab nya lalu meninggalkan lembaran uang di atas meja dan menghampiri Isma.

Cup

"Kamu cantik hari ini" Brian pergi setelah membuat Isma syok dan juga Nio yang ternganga menatap pria yang mencium Isma.

"Aaaa..." Lina, Tina, Ria dan juga Via berteriak girang membuat Isma tersadar.

"Sialaaannn" ucap Isma kesal.

Rahma pun tersadar dari keterkejutannya melihat anaknya dikecup oleh pria asing tapi tampan.

"Eheemm.. ciee... Siapa itu kak?" Tanya Rahma.

"Pria gila.."

"Boleh juga tuh jadi mantu mama" Isma menatap Rahma yang sedang menaik turunkan alisnya.

"Plisssh ma.. jangan nambah-nambahin beban Isma oke?"

"Bener Loh mba... Masnya ganteng, cocok dengan mba, semoga dia benar-benar suka sama mba ya..." Ucap Tina

"Amiin" Lina, Ria, dan Via mengamini ucapan Tina.

"Stoopppp"

"Kalian, fokuuuss oke..." mereka diam dengan bibir senyam senyum membuat Isma salah tingkah.

To be continue

Suami Pengganti [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang