60. Ending ?

6.9K 112 0
                                    

Dua keluarga berkumpul karena Ismi mengadakan acara kecil-kecilan. Suasana sangat hangat ditambah tingkah Athaya yang lagi lucu-lucunya.

"Ante.. jangan gangguin Aya, Aya lagi fokus bikin ini biar cepat kelar" Isma terkekeh dengan ucapan ponakannya yang belepotan sembari menunjuk Lego yang dia susun menjadi rumah.

"Dari tadi ante terus gangguin Aya, Aya kesal nih..."

"Hahaha.. maaf-maaf ante kan bantuin Aya bangun rumahnya"

"Ante nggak bantuin tapi ganggu"

Semua orang yang melihat interaksi keduanya menggeleng apalagi Brian yang sedari tadi memperhatikan Isma. Dia tidak melepas tatapannya dari Isma yang sedari tadi mengganggu ponakannya.

"Kapan kalian berkenalan kak?" Pertanyaan Ismi membuat perhatian Brian teralih.

"Udah lama aku mengenalnya tapi baru sebulanan ini aku mendekatinya"

"Kok naksir sama cewek bar-bar itu?" Kekeh Ismi.

"Hehe.. menurutku dia beda sama cewek-cewek lain yang pernah aku temui, yang mencari perhatian dengan berbagai alasan dan kesempatan"

"Oh gitu... Bener sih.. kakak saya itu hampir tidak punya teman cowok karena itu sifat keras yang ada di dia membuat cowok-cowok tidak berani mendekatinya" Brian tersenyum sekilas mendengar penuturan Ismi.

"Jadi, kalau kak Brian betul-betul menyukai kakak saya, mohon bersabar ya.." ucapnya terkekeh diikuti Brian yang juga terkekeh sembari mengangguk.

"Pasti..."

"Kalian ngomongin apa?"

"Menurut ngana?" Balas Ismi sembari berdiri.

"Eh mau kemana Lo?"

"Mau liat suamiku... Temani pacarmu..." Ismi menarik tangan Isma sampai terduduk.

"Ogah..." Isma berdiri tapi ditahan Brian.

"Temani saya" Ismi memeletkan lidahnya kearah Isma membuat wanita itu begitu kesal.

Ismi meninggalkan dua sejoli itu disofa ruang tamu lalu menghampiri orang tuanya.

"Gimana usaha yang kamu rintis sayang? Lancar?" Tanya Sarina.

"Alhamdulillah ma, lancar"

"Syukurlah"

"Oma... Kalau Aya besar nanti, pengen jadi wanita kaya" semua atensi teralih menatap balita yang baru saja mengucapkan kalimat tersebut.
Semuanya terdiam.

"Kenapa?" Tanya Rian yang pertama sadar dari keterkejutan.

"Biar Aya bisa keliling dunia" ucapnya dengan gaya khas anak kecil.

"Bagus cita-citamu sayang" Sarina terkekeh dengan cucunya yang sudah bisa berpikir elit, mirip dirinya.

"Aya belajar yang rajin dulu, biar jadi wanita yang pintar" nasehat Rahma.

"Iya nenek, Aya akan belajar biar jadi wanita kaya"

"Aya siapa yang ngajarin Aya bicara seperti itu?" Tanya Rudi.

"Nggak ada opa... Aya bicara sendiri" Riady terkekeh mendengar jawaban cucunya itu, Rudi menoleh menatap Riady.

"Semoga tercapai ya nak..." Ucap Riady menyemangati.

"Aya ini pinter banget ya...?!"

"Jelaslah.. dia kan anakku" ucap Rian tersenyum bangga.

Malam itu kedua keluarga menghabiskan waktu dengan segala canda tawa karena ulah Athaya, balita lucu, cucu Rahma-Riady, Sarina-Rudi tersebut begitu pintar sehingga suasana tidak terasa sudah tengah malam.

Balita itu sudah merasa kelelahan dan juga mengantuk, sebab dia tidak mau lagi turun dari gendongan Rian.

"Om... Tantee.. saya pamit pulang dulu ya.." suara Brian mengalihkan perhatian semua orang yang ada diruangan.

"Baiklah nak Brian..." Setelah pamit pulang, pria itu meninggalkan ruangan tersebut.

"Antar Brian kedepan kak" Ismi mendorong bahu kakaknya.

Isma berdecak kesal dengan adiknya ini. Terpaksa Isma mengikuti Brian dibelakang.

"Aku pulang ya.." Isma mengangguk.

"Buka blok di nomorku" Isma mengangguk lagi.

"Baiklah... Nanti bales chat dariku"

"Banyak maunya sih kamu"

"Cie kamu..." Brian mencolek dagu Isma membuat sang empu memerah pipinya.

"Sana pulang" Isma mendorong pria itu pelan.

"Oke-oke... Bye" setelahnya Isma masuk dan langsung menuju kamar yang disiapkan untuknya.

★★★

Besok paginya Rian dan Ismi memboyong keluarganya liburan. Semuanya antusias dengan liburan mereka.

Rian merangkul pundak Ismi dengan Athaya di gendongan istrinya.

"Makasih sayang sudah bawa kami liburan" ucap Ismi tulus.

"Ini tidak berarti apa-apa buatku ketika aku dikasih istri baik seperti kamu baby, terima kasih untuk semuanya, cinta kasih dan perhatian mu untukku, dan juga sudah memberikan anak selucu dan secantik Athaya" Rian sangat berterima kasih kepada Tuhan atas kehidupan yang telah ia berikan kepadanya.

Pandangan keduanya tertuju kearah keluarganya yang sedang bercengkrama, bercanda ria. Senyum bahagia keduanya begitu nyata terpancar dari kedua wajah mereka.

Akhir kisah mereka ini tidak pernah habis untuk dilukiskan dengan bentuk kata-kata karena memang perjalanan mereka masih panjang.

Masih perlu memahami karakter masing-masing, usia pernikahan empat tahun masih belum cukup untuk memastikan dan memahami semuanya.

Kedepannya semoga keluarga mereka tetap harmonis.

ENDING

Suami Pengganti [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang