48. Harus Bagi Waktu

2.9K 97 0
                                    

Warung kebab mulai beroperasi siang sampai malam, karena sebulan sebelum Ismi melahirkan, wanita itu sudah merombak lagi waktu operasi dan juga menambah kariyawan.

Sebab warungnya semakin pesat dan banyak orderan yang masuk, bukan hanya hari-hari biasa saja, ada juga yang memesan untuk hajatan dan juga beberapa acara anak muda, jadi Ismi memutuskan untuk menambah kariyawan.

Tapi kini warung tersebut mengalami musibah dan ditutup sementara karena banyak yang komplein merasa tertipu dengan warung mereka.

Rian sebagai penyokong berdirinya warung kebab, mau tidak mau harus mencari solusi agar masalah ini cepat selesai sebelum istrinya mengetahuinya.

Rian menelepon Kevin.

"Kevin... Take down semua berita miring yang muncul tentang warung kebab istriku, dan juga cari pelaku yang ada dibalik ini, aku tunggu kabar baiknya secepatnya" Rian menutup panggilannya. Dia memberi perintah kepada Kevin karena semakin banyak yang membagikan berita yang tidak betul tersebut.

Isma meremas tangannya, dia tidak mau warung kebab ini bermasalah karena ulah orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Mereka sudah bekerja keras dan juga sangat memperhatikan sanitasi dalam mengolah jajanan ini, adapun bahan baku yang mereka pakai merupakan bahan baku yang terjamin kesegarannya, mereka tidak main-main dalam memilih bahan baku tersebut.

"Besok, kumpulkan semua pekerja warung, kita lakukan evaluasi, dan yang lainnya biar aku yang atasi, sebisa mungkin jangan sampai istriku tau" Isma dan Riady pun mengangguk.

★★★

Ismi mencari-cari sesuatu yang ditaruh di nakas tetapi tidak ketemu, padahal tadi pagi masih ada disana.

"Kamu cari apa sayang?" Rian mengernyit bingung melihat istrinya yang mengacak-acak laci dan juga pinggiran kasur.

"Ponselku kayaknya aku taruh disini kok nggak ada ya?" Ismi menunjuk nakas. Rian sekarang mengerti.

"Oh... Ponselnya aku pinjam dulu, kamu beberapa hari ini jangan dulu main ponsel, apalagi kamu sedang menyusui takutnya asi kamu terganggu karena ponsel" Ismi berkerut mencoba memahami apa yang dikatakan suaminya.

"Aku cuma pengen ngecek sesuatu, pinjamin bentar, kalau sudah aku akan kembalikan, lagian siapa bilang asi akan terganggu karena main ponsel? Ilmu dari mana itu?" Rian menggeleng tanda menolak.

"Jangan dulu. Oke? Nanti aku kembalikan ponselnya aku masih butuh ponselmu beberapa hari kedepan, fokus aja dulu sama Aya.." Ismi menghembuskan nafasnya pelan lalu mengangguk. Rian tersenyum lalu merengkuh istrinya. Ia mengusap rambut istrinya penuh kasih sayang.

"Yank... Terimakasih" ucap Rian pelan.

"Untuk apa?"

"Untuk semuanya kamu sudah mau menerimaku, mencintaiku,  dan sekarang melahirkan bayi yang begitu menggemaskan seperti Ataya, yang melengkapi kebahagian kita" Ismi mengeratkan pelukannya.

"Dan maaf"

"Maaf? Untuk apa?" Gumam Ismi masih dalam pelukan suaminya.

"Jika kedepannya aku tidak ikut membantu kamu dalam mengurus Aya, karena mungkin aku akan sibuk beberapa hari kedepan, padahal seorang suami harus turut andil membantu istrinya mengurus anak"

"Its oke honey... Kamu tenang aja, kan ada nenek dan Oma yang membantuku mengurus Taya, kamu cukup bekerja keras cari uang buat kami tapi..." Ismi melepas pelukannya dan menatap suaminya.

"Tapi?" Tanya Rian

"Tapi.. jangan terlalu sibuk juga, ingat istri dan anak juga butuh perhatian kamu, sediakan waktu untuk kami, jangan karena alasan kerja keras cari uang, perhatian kamu untuk kami malah nggak ada" Rian tersenyum mengangguk.

"Tentu sayang aku akan sebaik mungkin membagi waktu untuk kalian dan pekerjaan" ucap Rian begitu yakin dibarengi dengan suara Taya dari tempat khusus bayi, sepertinya bayi mungil itu haus. Ismi segera mendekat diikuti oleh Rian.

"Owh... Taya haus ya?" Ismi menimang Taya bersiap menyusui bayi tersebut. Rian begitu kagum melihat kelihaian istrinya dalam memperlakukan bayi mungil tersebut, dan rona keibuan itu tergambar begitu jelas diwajah istrinya saat ini. Hatinya merasakan bahagia yang berlipat-lipat.

To be continue

Suami Pengganti [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang