55. Bagaimana denganmu?

3K 98 0
                                    

Rian dan Ismi kini sedang diatas ranjang, pasangan suami istri itu bersiap untuk tidur.

"Yank... Aku mau ngomong sesuatu" Ismi menatap suaminya yang sedang menatapnya juga.

"Ngomong apa? Hmm?" Ismi menggeser  tubuhnya memeluk suaminya.

"Tadi pagi aku, ketemu Rivan" Ismi mendongak untuk melihat raut wajah suaminya.

"Terus?" Tanya Rian biasa saja.

"Kamu nggak marah?" Rian menggeleng.

"Buat apa marah?" Ismi lega suaminya tidak marah.

"Terus dia ada ngomong sesuatu?"

"Dia cuma minta maaf gitu perihal dia ninggalin aku waktu itu"

"Oh... Terus gimana sama kamu?" Ismi mengernyit bingung.

"Maksudnya?" Ismi mencerna pertanyaan suaminya.

"Saat itu ketemu sama dia kamu tidak apa-apa?"

"Aku tidak apa-apa, saat bertemu dan melihatnya aku biasa aja"

"Benarkah?" Ismi mengangguk pasti.

"Syukurlah..." Rian lega mendengarnya. Dia percaya pada istrinya ini.

"Yuk tidur... Aku tahu kamu capek seharian ngurus Aya" Rian mencubit pelan pipi tembem istrinya.

Ismi mengangguk lalu memperbaiki posisi tidurnya biar nyaman. Rian juga ikut memeluk tubuh istrinya.

★★★

Pagi harinya Rian sedang menimang putrinya, bayi kecil itu terlihat nyaman didekapan ayahnya.

Rian menatap anaknya yang sedang meminum asi lewat dot, mumpung hari Minggu dia membantu istrinya mengasuh anaknya.

"Aduh... Anteng banget ya kalau di gendongan papanya, mamanya di lupain" Ismi mendekati suaminya.

"Udah bangun?"

"Kenapa nggak bangunin?" Ismi bersandar manja dilengan suaminya sembari mengusap pipi Aya.

"Nyenyak banget kamu tidur, lagian Aya belum rewel jadi aku biarin"

"Kita sarapan apa ya hari ini?"

"Terserah kamu sayang" ucap Rian.

"Mmm...bingung aku tuh" ucapnya cengengesan. Rian menatap Ismi lekat.

"Sayang..." Ismi menoleh.

"Kenapa?"

"Umur Aya udah lima bulan ya?" Kening Ismi berkerut sembari menatap Aya.

"Wah... Udah lima bulan nih anak mama sama papa" Ismi menoel-noel pipi Aya.

"Jangan digituin marah ntar itu"

Aya merengek tidak nyaman.

"Tuh kan?" Ismi terkekeh melihat anaknya yang tidak mau di toel pipinya.

"Aihh... Lucunya"

"Sayang... Kita titipin Aya sama mama yuk..." Ucap Rian tiba-tiba.

"Kenapa di titipin?"

"Aku pengen" ucap Rian pelan.

"Apa?" Ismi menganga mendengar perkataan suaminya.

"Kamu tidak lupa kan? Udah mau tujuh  bulan nih" Ismi meringis, benar juga.

"Nggak usah di titipin, malam aja gimana?"

"Kalau rewel sementara kita anuan gimana?" Tanya Rian. Ismi berpikir.

"Ya udah yuk kita anter sama mama" senyum Rian terbit.

★★★

"Assalamualaikum" Ismi memasuki warung kebab yang sudah ramai pembeli.

"Ismi?" Isma mendekati baby A yang digendong Ismi.

"Mama mana?"

"Ada tuh di dalem, masuk aja" Ismi melewati kerumunan pembeli untuk masuk kedalam rumah mamanya.

"Nenek...." Ismi memanggil mamanya dengan sebutan nenek.

"Loh... Cucu nenek datang ya?"

"Ma... Boleh titip Aya?"

"Boleh bangeett... Aduh gemesnya... Kalian ada keperluan?" Ismi mengangguk.

"Iya ma... Papanya ngajak Ismi ngunjungin proyeknya, nanti sore atau malem Ismi jemput" Ismi mengucapkan alasan yang masuk akal. Nanti dia

"Baiklah..."

"Ini perlengkapan nya ya ma... Ini Asinya aku taro di kulkas"

"Loh... Ada cucu kakek" Riady masuk dari arah pintu samping. Pasti dari kebun.

"Iya kakek... Titip Aya pa... Ismi pergi dulu... Cup" setelah mengecup pipi anaknya, Ismi keluar dari rumah orang tuanya.

Rian duduk disalah satu kursi kasir.

"Gimana keadaan kalian?"

"Alhamdulillah baik pak" Lina selaku kasir the warung kebab menjawab.

Rian mengangguk.

"Yuk..." Rian berdiri dari dudukannya lalu pamit sama karyawan warung kebab.

To be continue

Suami Pengganti [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang