5

21 5 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




🎓 f i v e 🎓





" YUKI YUKI YUKII WOOOOOOOOOO ULULULUUU!!!"

" YUKIII AYOOO WOY CURANG WOY SENGGOL-SENGGOL!"

" APA SIH GANGGU GUE NGEREKAM!"

Macam-macam teriakan milik Daniella menggema di dalam suasana perlombaan yang sangat tegang. Belum ada 5 menit berjalan, salah satu peserta lomba dinyatakan gugur karena kurangnya napas. Setelahnya kembali gugur satu peserta karena cedera kaki, kram ketika mengayunkan kaki di dalam air.

Hal itu sempat membuat Daniella khawatir terhadap Yuki. Tetapi gadis itu tetap percaya bahwa Yuki akan memenangkan lomba kali ini. Sebagai perwakilan suporter, Daniella mengabadikan momen itu di dalam ponselnya.

Gak lama nanti pasti pihak mading bakal pasang foto Yuki yang sedang melaksanakan perlombaan tingkat provensi.

Daniella menunggu Yuki yang sedang berganti pakaian di kamar mandi. Menjaga tas dan sepatu milik Yuki, sesekali menoleh ke arah pintu untuk mengecek apakah sudah selesai atau belum.

" Seger banget gila. Lu ga mau sekalian mandi, Niel?" tanya Yuki. yang mendapat geplakan sayang dari Daniella.

Minimal di kira-kira kalau mau cakap gitu kan maksud Daniella, enak aja asal bilang mandi. Helloww Daniella tidak segila itu untuk ikut numpang mandi. Daniella aja daritadi bawa kipas kecil buat dirinya sendiri, makadari itu ia tidak kepanasan walaupun di tengah-tengah kerumunan.

" Jangan aneh-aneh lu! Otak lu keinggalan di kolam renang apa gimana deh korslet langsung!" ujar Daniella sinis.

" Nih piala lo!" ujar Daniella menyerahkan tas dan piala kemenangan milik Yuki.

Pada perlombaan yang menghabiskan kurang lebih Aatu setengah jam untuk keseluruhan, Yuki mendapatkan juara 1 dari 15 peserta. Pencapaian yang luar biaaa, bahkan beberapa suporter di sebelah Daniella mengayakan jika Yuki pasti menang entah juara satu dua atau tiga.

Sangat pesimis ya, helaan napas para suporter terdengar serempak di telinga seorang Daniela ketika nama Yuki di sebutkan terakhir.

Keadaan kantin kali ini seperti biasa, ramai tapi ga teelalu ramai. Intinya anak-anak setengahnya kumpul di kantjn, setengahhya kumpul di depan mading.

Petugas mading sedikit kesusahan hingga Bian, ketua osis periode tahun ini angkat suara. Menyuruh siswa-siswi memberi akses para petugas mading untuk bekerja dengan cepat agar nanti tidak menghambat semua kegiatan mading.

" Lihat kan! Yuki pecah telor lagi!"

" Denger-denger 2 peserta kanan kiri Yuki tumbang."

" Gue kalo jadi Yuki udah preasure duluan woi!!"

" Kalo gue udah menyerahkan diri sih"

" Ya bayangin aja lo harus fokus sedangkan jarak lo sama peserta lain jauhh banget gegara kanan kiri kosong."

Tuh kan, Yuki belum sampe di sekolah aja udah di gosipin gimana kalo di sekolah? Udah di kerumunin paling. Sudah hal biasa menjadi buah bibir di kalangan warga sekolah. Terkadang masuk berita karena prestasinya yang membludak itu.

Tari berjalan tenang ke arah perpustakaan untuk meminjam sebuah buku. Niatnya tidak menghiraukan gosip-gosip yang beredar. Tapi mendengar nama temannya disebut dalam obrolan mereka membuat Tari sedikit mendengar gosip yang masih panas.

Ternyata bocah titan itu berhasil menyabet medali provinsi kali ini. Tidak heran jika nama Yuki akan tersebar dimana-mana.

BRUK!!!

Terkejut? Jelas. Saking fokusnya dengerin gosip, Tari menabrak seseorang yang sebenarnya Tari tidak tahu siapa nama lelaki ini, tetapi Tari sering melihatnya di poster perlombaan Voli atau ekstra Voli.

" Sorry sorry!" Tari meminta maaf dan langsung berdiri dengan cepat, setelahnya menjulurkan tangannya ke arah lelaki tersebut.

Lelaki itu menepis tangan Tari dan menatap gadis itu dengan tajam. " Kalo jalan itu lihat! Bukan ngelamun ga jelas!"

Mendengar sarkasan lelaki di depannya, Tari langsung menatap tajam bocah ini. Kan dia sudah minta maaf, apa susahnya sih memaafkan? Toh gak sampai luka-luka parah yang harus dioperasi. Lebah sekali cih.

" Ya udah kan gue dan minta maaf tadi." balas Tari kesal.

" Lo siapa sih? Mau caper ke gue lo? Iya?? Klasik cara lo!" Ujar lelaki itu dengan pede.

" DIH? pede banget najis! Minggir lo!"

Tari berjalan dengan sedikit menabrakkan pundaknya ke pundak lelaki tadi. Gila aja kenal enggak pedenya minta ampun cih! Awas aja kalau Ia bertemu lagi, bakal Tari lempar sepatu bocah tadi.

Muka Tari yang awalnya normal langsung jadi bete seketika. Ya gimana gak bete, di tolongin malah di tolak, oke lah gapapa. Tapi udah minta maaf masih aja di marahin. Jelaslah Tari bete setengah mati.

" EH EH EH LIAT TARI GA???"

" Tari??"

" Ah lama lu!"

" Lah gue kagak kenal Tari anjir!"

" BILANG DONG DARI AWALLL EGEEE! DAHLAH CAPE GUE! TARR!! TAREEEE!"

Pemuda tadi langsung mengumpati kedua gadis yang ditemui. Yang pertama memang tidak kenal, yang kedua ini si jenius tapi rada-rada. Teman satu kelasnya hang sangat-sangat dihindari.

" WOI! ALEX!"

Alex, anak IPA yang kebetulan satu kelas dengan Azee. Punya trauma karena ledakan lab yang di akibatkan oleh Azee. Dulu, beberapa menit terakhir sebelum adanya ledakan, Alex berdiri sedikit jauh dari anak-anak yang lain karena harus meminta sedikit cairan kimia milik Azee.

Namun, menit berjalan begitu cepat hingga ledakan itu tidak bisa dihindari. Lucunya lagi adalah, setiap ada praktikum kimia di lab, Alex akan membawa kostum astronot paling safety untuk dirinya sendiri.

Kalau kata Azee, "Alex anak manjah, cupu, lemah! Gitu aja trauma."

Tidak lama setelah itu Azee mendapat lemparan sepatu dari Alex langsung.


______________________

Hai haii
Apa kabar? Gimana episodenya??
Semoga kalian enjoy sama episode hari ini
Jangan lupa dukungannya buat author
VOTE dan KOMEN kalian sangat membantu sekali

🧡🧡🧡🧡



- storllatte -

HEY!! GirLS?! They r (fe)maleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang