37

12 1 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




🎓 t h i r t y s e v e n 🎓






Mereka berkumpul di kantin, kecuali Daniella dan Yuki yang memisah bangku. Seperti perjanjian mereka, saat ini jadwal kencan keduanya. Daniella dan Yuki tampak asik bercanda sesekali terlibat perdebatan yang tidak penting.

Keduanya serius dalam perjanjian kencan. Beberapa orang melihat itu tidak heran lagi. Sudah biasa pemandangan ini terlihat beberapa kali.

Lagi asik-asik bercanda terus diganggu, pasti gak enak rasanya. Yuki dan Daniella tiba-tiba di datangi Iko yang katanya memiliki urusan dengan Yuki seputar tugas kelompok.

Keduanya dapat kelompok untuk tugas geografi. Sebagai ketua kelompok, Iko cukup membutuhkan bantuan Yuki yang memiliki otak cerdas dan kreatif. Senangnya Yuki saat mengetahui bahwa dia satu kelompok dengan Iko. Sedangkan Aluna, pacar Iko, dia berbeda kelompok dengan pacarnya. Salah satu trik guru supaya anggota kelompok fokus mengerjakan tugas.

Setelahnya Iko pergi menuju mejanya yang susah diisi oleh sang pujaan hati, Aluna. Yuki akhirnya melepaskan senyumnya yang tertahan sejak Iko berbicara tadi. Menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan dan menendang tulang kering Daniella yang sibuk makan bakso.

UHUKKK!!!

" JUANGKREK YUKI!" Daniella tersedak potongan bakso serta mie bihun sebagai pelengkap baksonya.

"NIELLL MAAPPP!" Yuki panik, tidak bermaksud. Dia hanya salah tingkah dan tanpa sengaja menendang kaki Daniella yang berada di dekat kakinya.

Daniella akhirnya menjauh dari meja itu dan pergi ke meja teman-temannya yang ternyata Joy sudah pergi duluan. Kata gadis itu, ada urusan mendadak jadinya harus meninggalkan kantin lebih dulu.

Wajahnya yang tertekuk sambil membawa bakso itu membuat teman-temannya yang lain menghela napas. Ini duo tiang kenapa lagi ini. Selalu saja, setiap kencan pasti gagal di tengah-tengah.

Entah apa yang terjadi di antara mereka. Tapi setiap Daniella meninggalkan tempat kencan, gadis itu akan membawa makanannya dan di lengkapi oleh wajahnya yang kusut.

" Kenapa lagi?" tanya Tari.

" Yuki nendang tulang kering gue, dikira kayu apa." ujar Daniella kesal.

Yuki datang dan duduk di depan gadis itu dengan wajah yang dibuat memelas agar Daniella luluh. Tapi Yuk, Daniel tidak semudah itu untuk berbaik hati pada bocah seperti Yuki.

Peperangan itu masih berlanjut sampai keduanya merasa lelah dan malah bergurau kembali. Saat ini Miciela dan Flora sibuk menjerumuskan Tari ke dalam lingkaran setan, entah apa yang dikatakan kedua gadis itu membuat Tari sesekali tertarik dan mengangguk lugu.

Azee sendiri menjadi kompor untuk melengkapi mereka. Tari, gadis bali itu terlalu suci untuk masuk ke dalam pembicaraan tiga setan terkutuk. Fanya sendiri sibuk membalas pesan dengan Mamanya yang ada di rumah, manis sekali. Olive sendiri diam sambil mendengarkan teman-temannya sesekali masuk ke dalam tiga lingkaran setan dan mengatakan kepada Tari untuk tidak mendengarkan perkataan sesat mereka.

" Joyi minggu birthday." celetuk Fanya yang kebetulan melihat grup mereka.

" OH YA, bikin surprise?" usul Tari.

" Boleh, tapi yang gimana? Joy kan curigaan." ujar  Flora.

"  Gue ada ide! Sini-sini.." Mereka mendekat ke arah Miciela yang katanya mempunyai ide brilian. Mendengar penjelasan bisik-bisik membuat mata mereka cerah.

Sepertinya ini usulan yang bagus. Baiklah mari kita mulai bagaimana rencana mereka. Miciela langsung membuat grup yang berisi anggota inti dan beberapa orang undangan lainnya.

Drt...drtt...

Ponsel Olive berbunyi di tengah-tengah meja mereka. Melihat nama kontak yang ternyata adalah managernya membuat Olive menghela napas dan mulai mengangkat telfon itu dan mula berbicara dengan pihak sebrang.

" Hmm,"

" Iya, Kak."

" Nanti Ve kesana."

" Iya."

Olive memutuskan sepihak telepon itu dan mengatakan kepada yang lain bahwa nanti dia harus pulang duluan dan tidak bisa menunggu yang lain seperti biasanya.

Mereka yang mendengar hanya mengangguk paham. Kesibukan yang bisa dimaklumi. Jarak sekolah ke tempat kerja Olive cukup memakan waktu 30-45 menit. Olive pun memilih untuk kembali ke kelas lebih dulu dan diangguki yang lain.

Mereka kembali sibuk dengan ponsel masing-masing tanpa mempedulikan sekitar yang mulai sedikit sepi. Mereka hanya menunggu bel.

Siang sekitar jam 2, SMA Pancasila membunyikan bel pulang membuat seluruh siswa-siswi bersorak senang. Joy menunggu Azee yang sedang membereskan mejanya tanpa berbicara. Asing, mungkin saja Azee sedang lelah.

Berjalan berdua dengan Azee menuju parkiran, tapi sedari tadi Azee sibuk dengan ponselnya tanpa mengajak Joy berbicara. Tumben sekali pikir Joy.

" Joy sorry gak bisa barengin lo, gue kudu jemput sodara gue di stasiun, duluan Joy!" Azee langsung berlari menuju parkiran.

" Tapi Je—" Joy tidak dapat melanjutkan kalimatnya karena Azee langsung berlari meninggalkan Joy yang masih berdiam diri di koridor kelas.

" Bukannya kemaren udah aku kirim lagunya kak?" suara Daniella memenuhi koridor yang agak sepi.

Jalannya terlihat buru-buru seperti mengejar waktu. Di belakangnya ada Flora yang tampak grasak-grusuk membuka setiap resleting tasnya.

" Kemaren itu duplikatnya ada di Nania, gak mungkin hilang kak. Masa iya ke restart?"

BRAK!

Daniella tidak sengaja menabrak punggung Joy dan Flora yang tidak melihat jalan sudah tentu ikut menabrak punggung Daniella yang jelas ada di depannya.

TAK!
Byurr!

" WTF?!! FLASHDISK GUEEE!" Flora histeris mengambil flashdisknya yang  jatuh di kubangan air dekat lantai koridor.

" Siapa sih?" Daniella menoleh ke arah Joy dan menatapnya singkat. " Jangan berhenti tengah jalan Joy! Minggir dulu!"

Joy sedikit menggeser tubuhnya dan melihat wajah Daniella yang tampak sedikit gusar. Flora juga menampilkan wajah kesal dan sedihnya karena insiden tadi.

Flora menatap Joy dan Daniella, lalu kembali memperlihatkan flashdisk yang sudah basah dan tentu saja air yang masuk ke dalamnya. " Gara-gara kalian nih! Terus gimana? semua file disini."

" Kok gue ikut disalahin sih? Joy nih yang berhenti di tengah jalan." Daniella jelas tidak ingin disalahkan. Lagi pula salah siapa yang berhenti di tengah menutupi jalan yang lain.

Joy sendiri tampak bingung dan merasa bersalah  Tapi seingatnya dia tidak begitu di tengah-tengah koridor. Apakah karena Joy berdiam dan menghambat jalan mereka berdua.?

" Flo, gue— gue sorry nanti gue ganti deh." ujar Joy merasa bersalah. " Tapi gak sekarang, Flo." bukan, bukan karena Joy tidak mampu. Tetapi jatah uang Joy sudah memasuki akhir bulan.

" Kalo gak niat ganti rugi gak usah bilang gitu, Joy." ujar Flora ketus dan pergi meninggalkan Joy.

" Kenapa jadi gue yang salah? Ini gimana ceritanya dah? Bisa putar waktu gak sih?" Joy semakin bingung dan kembali berjalan untuk memesan ojek online.


________________________________________


Hai hai hai
Semoga kalian terhibur yaa
Jangan lupa klik bintang di bawah
Terimakasih






🧡🧡🧡🧡



- storllatte -

HEY!! GirLS?! They r (fe)maleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang