35

8 2 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



🎓 t h i r t y f i v e 🎓



Olive, Fanya dan Yuki baru saja memarkirkan motor mereka di parkiran sekolah. Parkiran itu di jaga oleh dua anak osis, sedangkan satpam menjaga gerbang sekolah dan mengatur penyebrangan.

Yuki sama Fanya gelendotan di Olive yang sibuk merapikan seragamnya dan dasinya tentu saja. Fanya yang menggandeng lengan Olive, sedangkan Yuki memegang tali tas Olive yang menggantung. Kayak bawa anak ke sekolah deh asli.

Yuki merasa tas Olive bergetar dan memunculkan suara pun berhenti dan membuka tas Olive bagian paling depan. Disana, ponsel Olive menyala dengan tertera nama sng penelpon.

" Oli, ada yang telfon lo." ujar Yuki mengambil ponsel Olive lalu menutup kembali tas Olive.

" Siapa?" tanya Olive tidak begitu peduli.

" Jendra."

Olive berhenti sejenak lalu mengambil ponsel dari tangan Yuki dan berterimakasih. Mengangkat telfon itu setelah menarik napasnya dalam.

Tidak biasanya pemuda itu menelponnya, jika urgent saja dia akan telfon Olive untuk melengkapi ijinnya. Belum sempat mengucapkan sapaan, Olive mendengar suara ramai-ramai dari sebrang sana.

" Ve!"

" Hm?"

" Gue ijin gak masuk. Udah ijin walas tadi."

"...."

" Ve! Halooww!"

" Ya, nanti gue catet." putus Olive lalu ia dapat mendengar sambungan terputus satu pihak. Sepertinya pemuda itu terburu-buru.

Olive tampak menghela napas kasar. Tidak, dia tidak boleh begini. Mereka tidak mungkin bisa, mau dipaksakan model apapun tetap tidak akan bisa. Yuki melihat Olive yang tampak gusar setelah dapat telfon dari Jendra pun bingung.

Tapi Olive tampaknya tidak ingin mengatakan apapun, jadi Yuki hanya bisa menatap dan melanjutkan jalannya merusuhi Olive diikuti Fanya.

Disisi lain Miciela dan Flora datang seperti angin, satpam yang berjaga sampai tidak mengetahui jika mereka tadi masuk ke gerbang. Osis bahkan terkejut. Keduanya ngos-ngosan padahal naik motor. Memang, ngegas itu butuh tenaga.

Miciela melepas helmnya diikuti Flora. Rambut mereka, hampir menyamai raja hutan. Angin pagi tidak buruk memang, tapi kalau ngebut ya jadi buruk.

Tin!

" Radim! Di tuntun!" suara Bian mengagetkan mereka.

Dapat dilihat ada Radim yang masih menduduki motornya sambil merusuh dan terlihat Bian yang menegurnya di depan motor Radim. Miciela dan Flora lantas menyingkirkan tubuh mereka karena tahu Radim akan parkir disana.

HEY!! GirLS?! They r (fe)maleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang