🎓 z a f a n y a e s t e r l i a 🎓
Hidup bagaikan putri raja yang setiap detiknya dilayani dengan baik, dijaga agar tidak lecet, tidak terluka. Menjadi anak tunggal memang terkadang merasa kesepian. Beruntungnya Fanya memiliki orangtua yang berpikir maju.
Rumah besar dan megah milik keluarga Fanya tidak terlihat sepi, setiap hari pasti ramai, ramai penjaga dan pembantu maksudnya. Rumah megah itu tampak harmonis dengan setiap weekendnya terisi dengan kumpul keluarga, bermain piano, berbincang bersama, dan setiap harinya pasti wajib makan bersama di meja makan.
Namun, setiap rumah ada peratusan masing-masing, seperti halnya rumah Fanya. Rumah harmonis itu juga diisi dengan peraturan khas turun-temurun yaitu latihan manner di meja makan, menyambut tamu, menjadi tamu, dan yang paling utama sikap menjadi penerus keluarga.
Seperti saat ini, hari sabtu yang harusnya libur kini malah harus terisi dengan kegiatan melatih manner Fanya. Kali ini Fanya berlatih tentang menjamu tamu, sikap menghormati dan sikap melayani sebagai tuan rumah.
" Kepala sedikit di angkat!"
" Tangan jangan seperti itu! Kayak nyuruh tamu itu."
" Ingat tamu adalah Raja!"
" Kalo cewek Ratu dong?" celetuk Fanya.
" Princess.." tegur sang Mama
" I'm not princess, Mom. Aku cuma terlahir di keluarga kayak kerajaan aja." ujar Fanya mengingatkan Mamanya.
" Tapi kamu princessnya Mama dan Papa, sayang" ujar Mama sembari tersenyum.
" Aaa mamaaa..."
" Fanya don't shake your head!"
" Miss! I just talk to my Mom!!" ujar Fanya kesal, sang Mama tertawa melihat protesan kecil putrinya.
Waktu berjalan begitu lambar dalam perasaan Fanya, sesekali Ia berdecak melihat jam dinding besar yang terpasang di ballroom rumahnya.
Guru private yang mengajarnya juga sering menegur jika Fanya melihat jam dinding dan berdecak. Guru itu sesekali bertanya apakah bosan? Apakah Fanya tidak suka? dan yang lainnya.
Fanya mengatakan kebohongan agar sang guru memberinya keringanan dan istirahat, nyatanya? Guru itu malah kesenangan dan makin-makin bersemangat tanpa melihat waktu.
Dimulai pukul 8 pagi san di akhiri pukul 2 siang. Astaga kalau begini besok-besok Fanya akan jujur saja jika ditanya oleh Miss Galak. Di meja makan, Fanya melahap semua makanan yang ada.
Mama yang melihatnya tidak bertanya apa-apa, karena Mama tahu penyebab Fanya makan besar sekali siang ini. Fanya bahkan melupakan segala peraturan di meja makan karena kelelahan berlatih.
" HAL— iyuuhh Fanya! What's wrong with you princess? Are you forgot the rules???" ujar seseorang ketika melihat cara makan Fanya hari ini.
Frida, sepupu Fanya yang sukanya caper di depan orang tua Fanya dan suka sekali mencari- cari kesalahan Fanya agar Fanya dimarahi habis-habisan.
Namun, semua usaha Frida tidak pernah berhasil sebab, orang tua Fanya selalu percaya kepada anak semata wayangnya ini.
" Shut up dude! It's not your important!" ujar Fanya, bahkan orang tuanya tidak menegur sama sekali.
" Oh my gosh! Tante, Om lihat! Masa Fanya ngomong kasar ke aku sih!" adu Frida kepada kedua orang tua Fanya.
" Frida sayang, mungkin Fanya lagi kelelahan jadi dia gak sengaja ngomong kasar ke kamu, maaf ya sayang." ujar Mama Fanya.
Sang kepala keluarga memilih tidak ikut campur, asik memandangi wajah anaknya yang kian tumbuh besar, sudah mengetahui dunia percintaan, sudah mengetahui sistem kerja di perusahaan keluarganya.
Menatap khawatir pada sang anak apakah Fanya bahagia lahir sebagai keturunan konglomerat? Papa Fanya yang sudah hidup bertahun-tahun saja terkadang lelah san ingin mencoret sendiri namanya di kartu keluarga.
" Zafanya bahagia?" tanya Papa tiba-tiba. Papa memang suka memanggil Zafanya daripada princess, Fanya, atau yang lain.
" Tiba-tiba, Pah? Kenapa? Fanya Bahagia kok, karena bisa sama Papa sama Mama." jawab Fanya jujur membuat sang Papa tersenyum lembut.
" Zafanya kalo ada apa-apa bisa cerita ke Papa atau Mama ya nak," ujar Mama sambil mengelus tangan Papa yang berada di atas meja makan.
Frida merasa dikacangi oleh keluarga ini. Niatnya kesini kan biar Fanya yang dicuekin, ini kenapa malah kebalik sih? Frida kesal sekali. Menatap iri ke arah Fanya yang menurutnya Fanya dapat memiliki apapun. Mulai dari dia keturunan penuh konglomerat dari garis kakek mereka, terutama kecantikan paripurna milik Fanya.
Padahal... nyatanya, Fanya juga iri dengan kepintaran di atas rata-rata milik Frida. Fanya ingin Mama Papanya juga bisa menceritakan kepintaran Fanya ketika berkumpul dengan saudara-saudaranya.
Faktanya juga, Mama Papa Fanya tidak begitu memperdulikan apakah Fanya pintar atau tidak, yang penting menjadi pribadi yang baik, sopan dan juga tegas dengan dirinya sendiri maupun orang lain. Orang tua Fanya bahkan sering menceritakan tentang kebaikan Fanya, kesopanan Fanya, dan ketegasan milik Fanya kepada saudara besar lainnya.
_________________________
Hai hai hai
Gimana episode spesial hari ini??
Semoga kalian terhibur dan enjoy dengan kegiatan sabtu Fanya ya
Jangan lupa VOTE dan KOMEN kalian sangat membantu author🧡🧡🧡🧡
- storllatte -
KAMU SEDANG MEMBACA
HEY!! GirLS?! They r (fe)male
Teen FictionMenceritakan tentang 9 gadis yang berprestasi dan memiliki ketenaran. Namun, prestasi dan ketenaran yang mereka punya tidak menjadikan mereka angkuh dan sombong. Mereka Flora, Daniella, Fanya, Tari, Azee, Joy, Yuki, Miciela dan Olive. Saentero SMA P...