30

11 2 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🎓 t h i r t y 🎓



Daniella datang bersama Miciela dan menuju depan mading untuk melihat berita. Sudah lama sejak mendekati ulangan sampai perdebatan, mereka belum menjenguk mading. Mading hari ini tampak sepi. Suatu keuntungan bagi keduanya agar dapat melihat dan menelusuri dengan leluasa.

Dari kejauhan selalu dan pasti, ada Olive yang berdiri menatap mading, disampingnya ada Tari dan Fanya yang sepertinya sedang berdebat serius. Melihat Olive yang tampak tidak peduli itu pun membuat Daniella dan Miciela yakin bahwa Olive pasti menyumpal telinganya dengan earphone yang suaranya full.

Dan Fanya? Tumben bocah itu sudah datang. Kemana Yuki yang biasanya bersama Fanya. Mungkin Fanya di antar kali ini. Yuki pasti molor karena merasa sudah ulangan, tidak akan ada pelajaran, padahal kan kemarin baru ulangan semester bukan akhir semester. Yuki ini gimana sih.

Dari belakang ada Flora yan berjalan cepat mensejajarkan kakinya di samping Miciela membuat dirinya hampir spot jantung pagi-pagi.

" Flo plis deh, kalo gue tiba-tiba jantungan? Masuk rumah sakit? Terus-"

" Lebay!" potong Daniella menatap jengah Miciela. Tadi pagi Miciela makan apa ya kira-kira, kenapa bisa selebay ini, biasanya gak sampe stadium akhir kok ini bahkan kayak tidak bisa diselamatkan.

" Sarapan apa sih Cel?" tanya Flora yang juga memikirkan hal yang sama dengan Daniella.

" Makan kayu orak-arik." Pantes, otaknya bergeser seketika tergantikan oleh nikmatnya kayu orak-arik.

" Sehat lu?" Flora dan Daniella meninggalkan Miciela sendirian. Miciela seketika cengo, kenapa jadi dia yang di tinggal disini. Kenapa pada sensi sekali pagi-pagi, Perasaan, Bu Ijah tidak sesensi ini.

" Joy mana?" tanya Daniella yang kebetulan sampe.

" Joy kan udah berangkat lomba, lupa?" ujar Tari mengingatkan. Daniella seketika menepuk dahinya. Dia lupa bahwa Joy masih anggota PMR dan termasuk anggota inti. " Sorry gue lupa asli."

Miciela menatap curiga ke arah Daniella. Merasa ada yang mengganjal di hatinya ketika Daniella mengatakan lupa. " Niel, lo udah tua kan? Makanya cepet pikun, kalo saran gue sih mending lo minum jamu atau beras kencur deh, kayaknya cocok buat lo."

" Mulut lo gak ramah buat di sebar." ujar Daniella mendorong dahi Miciela membuat kepala temannya itu mundur kebelakang.

" Masih pagi. Tuh temen lo!" Olive tiba-tiba mengeluarkan suaranya dan menunjuk satu tembok besar menjulang sebagai penyangga lantai dua di dekat mereka.

Disana, ada Azee dan Yuki, bukan itu tapi masalahnya. Disana, mereka melihat Yuki memeluk erat tembok sembari menangis raung-raung mengoceh tidak jelas dan Azee yang sesekali membalas dengan kata-kata yang kejam.

Mereka yang melihat itu tidak habis pikir, Yuki ini kenapa setiap harinya kumat. Beberapa siswa-siswi yang melihat itu langsung menatap geli ke arah Yuki. Kalo jadi mereka sih udah malu.

" Huhu Jee, masa Iko tadi gandengan sama Aluna.." Mulut Yuki bergerak mengerucut seperti ikan buntal.

" Ya udah sih namanya juga pacaran."

" Iko gak bisa apa ya suka sama gue gitu, padahal gue nih tulus dari hati mencintai Iko." ujar Yuki semakin meraung-raung.

" Lah, suka-suka Iko kali."

" Jeee, Iko jahat banget sih, hati adinda terpotek-potek" ujar Yuki kembali membuat Azee jengah.

" Yaelah tinggal disusun apa susahnya sih." ujar Azee masih menyahuti Yuki.

" Gak bisa Jee, udah hancur lebur ini." ujar Yuki membuat Azee geram.

" Ya udah biarin aja lah setan! Cape gue, lu baru aja liat Iko sama Aluna gandengan belum ciuman kan." ujar Azee malah membuat Yuki semakin menangis.

Sedangkan yang lain menatap Yuki dan Azee dari jarak Mading. Tidak jauh, hanya sekitar berjarak lima langkah saja. Daniella seketika mendatangi Yuki dan menjedotkan kepala Yuki ke tembok yang dia peluk erat.

" SAKITTT!"

" Ya udah diem! Alay banget." ujar Daniella yang juga cape mendengar tangisan Yuki yang tidak berfaedah.

" Sst! Is he looking at you?" bisik Flora ke Miciela.

" Gabut gila." sahut Miciela yang tidak percaya. Ngapain juga pemuda yang selalu sibuk itu menatap Miciela. Seperti tidak punya kerjaan saja.

" Siapa tau."

" Lo ngerasa Si ketos liatin Micel gak sih?" tanya Tari berbisik kepada teman-temannya. Ketika di toleh, pemuda yang di maksud Tari langsung seolah sibuk menatap ponselnya. Tapi semua itu sia-sia dilakukan karena ada Flora dan Daniella yang melihat dengan cepat gerakan pemuda itu.

" Apa gue bilang, si Micel malah bilang gabut kalo iya liatin dia." ujar Flora kompor.

" Gas di rumah lo abis lo sedot ya sampe lancar banget menggunjingnya." ujar Miciela pasrah di jadikan bahan pembicaraan.

Lagian betulkan? Ngapain ketua osis yang terhormat Bapak Bian menatap Miciela. Bukankah itu aneh? Siapa tau Bian tidak sengaja melihat atau dia memang sedang melihat ke arah Miciela namun bukan Miciela objek utamanya.

Miciela tetap mengelak dengan mengatakan semua asumsinya yang berbeda. Mereka ini heboh sekali. Hanya pasal ketua osis menatap anak IPS yang siapa tahu tafsiran mereka salah.

Lagian orang ngeliatin kan sudah biasa di jaman sekarang. Mereka punya mata, mereka juga berhak melihat. Entah itu hanya sekedar melihat wajah atau kepo apa yang di lakukan oleh orang yang menjadi objek matanya.

" Penasaran gak sih kenapa Bian liatin Micel segitunya?" tanya Tari penasaran. Perbincangan mereka masih berlanjut ketika mereka berjalan menuju kelas mereka dari arah mading.

" Astaga masih di lanjut, biarin aja napa." ujar Miciela menghentikan topik mereka.

" Gak bisa Cel, ini pasti ada apa-apa nih." ujar Yuki ikut mengompori.

Miciela menghela napas, ribet nih kalo udah musuh orang kepoan. Tidak akan selsai urusannya sampai mereka dapat jawaban yang pasti. Ya sudahlah biarkan mereka berasumsi sesuka hati.

Miciela tidak ambil pusing dengan teman-temannya yang sibuk mengira-ngira. Please deh, sangat tidak penting sekali. Ini bukanlah hal yang harus mereka bicarakan seserius ini.

Melihat Yuki dan Tari yang sangat serius mengira-ngira sesekali Yuki julid bersama Azee. Yang mereka bicarakan adalah Bian, tapi yang mereka julidin adalah Osis. Aneh sekali, merembet kesana kemari.




____________________________

Hai hai hai
Gimana hari ini?
Semoga episode kali ini menghibur kalian dan enjoy yaa
Terimakasih yang sudah mau mendukung aku

🧡🧡🧡🧡





- storllatte-

HEY!! GirLS?! They r (fe)maleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang