🎓 t w e n t y s i x 🎓
· 12 Juli 2019 ·
Tepatnya satu tahun yang lalu, Fanya mengagumi sosok Ravi sejak MOS. Saat itu Fanya sedang tidak membawa bekal karena Mama dan Papanya pergi pertemuan keluar negri, Fanya bangun kesiangan dan lupa jika bekal yang seharusnya di bawa malah tertinggal.
Saat itu, mereka murid baru melakukan kegiatan PBB, Pasukan Baris Berbaris yang dipimpin oleh bapak TNI langsung. Fanya hanya membawa air putih saja, ia tidak bisa makan seperti yang lain karena bekalnya ketinggalan. Ravi yang saat itu satu kelompok dengan Fanya pun berusaha akrab sebagai teman kelompok. Ravi mulai membagi rotinya kepada Fanya.
" Nih!"
" Roti? Kenapa?" tanya Fanya bingung. Di depannya, lelaki yang Fanya kenal bernama Ravi ini menyodorkan tepak makan berisi empat roti yang belum tersentuh sama sekali. Fanya jelas bingung apa maksud pemuda ini. Tidak mau geer, maka dari itu Fanya bertanya langsung.
" Ambil! Gue liat lo ga bawa bekal, so gue bagi dua sama lo, lo ambil dua gue juga dua. Adil kan." ujar Ravi membuat pipi Fanya sedikit bersemu.
" Gapapa nih?" Ravi mengangguk dan mulai duduk di samping Fanya. Tempat makan itu di letakkan di tengah-tengah mereka. Fanya memberanikan diri untuk mengambil satu roti berisi selai coklat kacang yang sangat menggoda matanya.
Ravi yang melihat itu hanya tersenyum senang, usahanya untuk berbagi tidak sia-sia. Ravi mencoba membuka topik dengan Fanya yang dibalas baik oleh Fanya. Mereka bercengkrama disela-sela istirahat yang setelah ini mereka masuk ke dalam kelas untuk teori lainnya.
Fanya yang di ajak berbicara merasa senang. Tanpa sadar, senyumnya ini ternyata akan membawa Fanya ke dalam perasaan yang tidak akan pernah Fanya tau akhir kisahnya.
.
.
.
.
.· 5 Agustus 2019 ·
Fanya duduk sendirian perpustakaan menatap sosok lelaki yang pernah akrab dengannya, ya walaupun sampai sekarang masih akrab sih. Tapi, rumornya pemuda itu sedang mengincar kakak kelas cantik di SMA Pancasila. Katanya kakak kelas itu primadona kelas 11.
Ravi, dia duduk di salah satu perpustakaan dengan buku yang terbuka di depannya. Tapi nyawanya tidur membiarkan dinginnya AC masuk ke dalam tubuhnya. Melihat Ravi seperti ini membuat Fanya greget ingin menyatakan cintanya, tapi Fanya gengsi, Fanya malu. Pikir Fanya, akan memalukan jika perempuan menyatakan cintanya lebih dulu kepada lelaki. Tapi ada juga kok Fan, tenang aja.
Paras tampan Ravi terlihat jelas karena menghadap ke arah cahaya. Hal itu membuat Fanya kembali jatuh kepada pesona anak IPA itu. Lama sibuk melamun serta memandangi wajah Ravi, Fanya tidak menyadari bahwa Ravi menatapnya balik.
Ravi menoleh kesana kemari untuk memastikan apakah gadis itu melamun, melihatnya, atau melihat objek lain. Menghampiri Fanya dan menegurnya. Fanya cukup terkejut dan sedikit salah tingkah ketika terciduk oleh pemilik pesona. " Lo oke kan? Jangan ngelamun!"
" Eh, iya gue oke kok." jawab Fanya gugup.
" Resep masak?" Fanya mengerutkan dahinya ketika Ravi bertanya seperti itu. Ravi pun menunjuk buku yang ada di depan Fanya. Ternyata, Fanya mengambil buku resep masak makanan jepang.
" Ah ini, iya emm, Yuki mau ulang tahun jadi coba masakin dia." alasan Fanya menumbalkan Yuki yang padahal entah Ravi peduli atau tidak.
.
.
.
.
.
.
.· 12 Agustus 2019 ·
Fanya menceritakan tentang kedekatannya dengan Ravi kepada teman-temannya. Malam ini, Fanya mengundang kedelapan temannya untuk melakukan barbeque di halaman belakang istananya. Malam itu juga Fanya bercerita tentang awal mula Ravi mendekatinya lagi selain masa MOS.
Mereka sempat menanyakan keyakinan Fanya tentang ini, apakah Ravi mendekatinya hanya sebatas mainan saja ataukah memang tulus mendekatinya?
Fanya selalu mengatakan bahwa Ravi adalah sosok yang baik, pemuda yang tulus dalam setiap langkah dan tingkahnya. Fanya juga mengatakan bahwa, Ravi bisa membahagiakannya.
Olive dan Miciela yang memang keduanya dapat membaca perilaku orang lain pun mengerut curiga. Yakin nih? Yakin rumit maksudnya. Olive dan Miciela tahu, Ravi tidak segampang itu untuk dinilai. Melihat kelakuannya dan mendengar berita tentangnya yang banyak main perempuan membuat Olive dan Miciela mencurigai pemuda itu.
" Lo yakin, Fan? No- I mean Ravi gak semudah itu buat dinilai. You know what, berita main-main si Rapi." ujar Miciela mencoba berbicara halus. " Sorry, gue gak bermaksud mengganggu kebahagiaan lo, gue cuma wanti-wanti aja sama si Ravi. Lo juga tau kan Ravi kek gimana orangnya. Ya maksud gue, lo lebih taulah dibanding gue sama Olive."
.
.
.
.
.
.· 15 Agustus 2019 ·
Ravi resmi menjadikan Fanya kekasihnya. Saat itu, Ravi memanggil semua murid SMA Pancasila ke lapangan untuk aksinya menembak Fanya. Fanya yang juga memiliki perasaan sudah jelas menerima Ravi tanpa babibu. Senangnya bukan main ketika menerima bunga dan boneka pemberian Ravi.
Senyumnya tidak pernah pudar sejak 1 jam yang lalu. Aksi Ravi itu dinilai sangat romantis oleh Fanya. Dasarnya bucin ya gitu, semua juga bakal di bilang romantis. Mau ditembak di samping kali juga bakal dicap romantis sama Fanya.
" IHH kalian lihat kan tadi? RAVI ROMANTIS BANGETTT!!" ujar Fanya histeris. Mereka saat ini berada di parkiran, ya bel pulang sudah berbunyi. Fanya akan pulang bersama Ravi kali ini.
" Ya karna lo bucin jadi di bilang romantis, kalo kata gue sih kagak." ujar Joy kompor.
" Kompor banget sih!" senggol Tari menegur Joy yang asal bicara. Raut wajah Fanya langsung keruh seketika. Bergelayut di lengan Olive seolah meminta pembelaan. " Gak." Tolak Olive langsung.
.
.
.
.
.
.
.· 5 September 2019 ·
" Kita putus."
______________________________
Hai hai haii
Gimana kabarnya hari ini? Semoga enjoy dan terhibur yaa
Jangan lupa klik bintang di bawah sebagai dukungan untuk author
VOTE dan KOMEN kalian sangat mendukung sekali🧡🧡🧡🧡
- storllatte -
KAMU SEDANG MEMBACA
HEY!! GirLS?! They r (fe)male
Ficção AdolescenteMenceritakan tentang 9 gadis yang berprestasi dan memiliki ketenaran. Namun, prestasi dan ketenaran yang mereka punya tidak menjadikan mereka angkuh dan sombong. Mereka Flora, Daniella, Fanya, Tari, Azee, Joy, Yuki, Miciela dan Olive. Saentero SMA P...