Tidak Sadarkan Diri

116 128 6
                                    

Sebelum menikmati minuman yang sudah tersedia di hadapannya. Ziva menyarankan agar bersulang terlebih dahulu. Ketika sudah bersulang, mereka menengguk minuman anggur putih di sertai asap rokok yang mereka hisap. "Bau amat mulut loe pada hahaha," celetuk Ziva yang sedang mabuk. Sedangkan Ipul tidak sadarkan diri ketika menengguk lima gelas.

Ziva tertawa-tawa tidak jelas dan kembali celetuk, "Loe semua bajingan haha." Sedangkan Irfan joget dan menyanyikan lagu galau. Agung berkata, "Mulai kumat kalau lagi mabok pada nggak jelas semuanya." Putra menyahut, "Sudah kita lihat saja mereka ... Paling nanti pada tepar tidak sadarkan diri mereka semua." Ziva terbangun tetapi dirinya terjatuh, kemudian terbangun kembali dan berjalan ke arah kamar. Ziva berjalan seloyongan seperti orang yang sedang mabuk berat.

Agung melihat ke arah kamar. "Haha ... Benar dugaan gue pasti Ziva sudah tidak sadarkan diri," ujarnya. Putra bertanya, "Di mana sekarang dia?" Agung menjawab, "Tuh lagi tepar di kasur." Putra tertawa sekaligus menggelengkan sedikit kepalanya ketika melihat tingkah laku temannya.

Tiba-tiba saja terdengar suara teriakan Ziva dari dalam kamar. Teman-temannya yang masih sadar langsung bergegas menghampiri Ziva di kamar. "Kenapa loe?" tanya Agung. Ziva yang tidak sadar menjawab, "Ajarkan gue ngaji ... Gue ingin ngajiiii." Mereka yang berada di sana saling bertatap muka satu sama lain. "Udah biarkan saja ... Lagi mabok berat itu jadi agak ngelantur," ucap Putra.

Mereka semua meninggalkan Ziva seorang diri di dalam kamar. Satu persatu teman-temannya turut tidak sadarkan diri dan tepar begitu saja di ruang tamu. Sedangkan Agung dan Putra melihat teman-temannya yang sudah tergeletak di lantai. "Bagaimana kalau kita kerjain saja Ipul dan Samsul selagi dia lagi mabuk berat," saran Putra. Agung menjawab, "Boleh juga." Agung dan Putra menjahili Ipul dan Samsul dengan mengajak bicara mereka yang sudah melantur. "Ayo kita terbang ke Amerika," ucap Putra. Ipul berdiri dan berkata, "Gue udah terbang nih." Kemudian Ipul terjatuh tidak sadarkan diri. Putra dan Agung menyeret Ipul masuk ke dalam kamar. Di sana Agung dan Putra menuai aksinya.

Putra memposisikan Ipul duduk bersandar sedangkan Agung memposisikan Ziva duduk bersandar. Mereka berdua saling memainkan ke dua tangan Ziva dan Ipul yang sudah tidak sadarkan diri. "Hahaha ... Kocak amat kita jahili orang mabok," ejek Agung. Putra turut tertawa. Ziva bicara melantur dengan mata yang sedikit terbuka. Sedangkan Ipul masih berbicara tidak jelas dengan mata tertutup. Agung sangat puas tertawa melihat Ipul dan Ziva.

Kemudian Agung dan Putra keluar dari kamar, meninggalkan Ziva dan Ipul di dalam kamar. "Ipul kita tinggalin ini?" tanya Putra. Agung menghela nafas dan menjawab, "Tenang saja ... Nanti juga kalau mereka berdua udah sadar pasti keluar dari kamar." Sekitar jam sepuluh malam, Ziva tersadarkan kemudian di susul oleh Ipul.

Satu persatu teman-temannya sadar kembali. Tetapi Ziva terkejut ketika melihat Ipul yang sedang tergeletak di sampingnya. "Bangun...!" tegas Ziva. Ipul yang sudah sadar langsung melihat ruangan yang ia tempati. Ipul bertanya-tanya, "Loh ... Kenapa gue bisa ada di sini?" Ziva menyahut, "Gue aja heran kenapa loe bisa tidur di samping gue." Ipul keheranan dan menggaruk sedikit kepalanya. Kemudian Ziva dan Ipul keluar dari kamar. "Mabok berat nih bocah berdua sampai masuk ke dalam kamar hahaha," ejek Irfan. Ziva menjawab, "Halah ... Diam loe." Irfan terdiam dan berusaha menahan gelak tawa.

Suci Dalam Debu (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang