Judi Membawa Petaka

89 96 5
                                    

Agung tertawa ketika mendengarkan jawaban dari Ziva. Setelah kartu remi sudah di bagikan semua kepada masing-masing peserta yang ikut bermain judi, Agung langsung menyarankan untuk membuka kartu yang sudah tersedia di hadapan mereka masing-masing. "Sekarang kalian boleh buka kartunya," ujar Agung. Mereka semua membuka kartu remi yang sudah di bagikan oleh Agung, kemudian menjalani permainan judi bersama.

Di saat mereka semua fokus pada permainan dan saling menukarkan kartu remi kepada para pemain. Ikbal menoleh ke arah teman-temannya yang sedang fokus pada permainan dan melihat kartu yang telah mereka pegang di tangannya, dengan sigap Ikbal menukarkan kartu miliknya dengan kartu milik Rafi. Akan tetapi Ipul melihat kecurangan yang dilakukan oleh Ikbal. Ipul bertanya kepada Ikbal "Loe kenapa tukar kartu milik Rafi?" tanyanya.

Ikbal tersontak kaget lalu menjawab, "Anu apa ya ... Gue nggak menukar kartu milik Rafi." Kemudian Ipul menyuruh Rafi agar cek kartu yang ada di hadapannya dengan tertutup. "Coba loe cek kartu milik loe, Fi. Berbeda atau sama dengan yang tadi di kasih oleh Agung," sarannya. Rafi langsung cek kartu yang ada di hadapannya, ia terkejut ketika kartunya berbeda dengan yang diberikan oleh Agung. "Loh, kok berbeda," celetuk Rafi. Ziva menatap ke arah Ikbal dengan memberikan isyarat, tetapi Ikbal hanya diam saja.

Agung berkata, "Jangan curang ... Kembalikan kartu milik Rafi." Ikbal mengembalikan kartu remi yang telah ia tukarkan kepada Rafi. Ikbal mengatakan, "Ini kartu loe ... Gue minta maaf kalau sudah menukarkan kartu milik loe buat gue." Rafi tersenyum dan menjawab, "Santai ... Terimakasih kawan." Ikbal menunduk malu kemudian melanjutkan permainannya kembali.

Mereka bermain kartu remi selama beberapa menit. Ziva celetuk, "Yes ... Gue qiu qiu." Di susul oleh Rafi seraya mengatakan, "Gue juga qiu qiu." Kemudian Ipul juga celetuk, "Gue qiu qiu." Mereka saling membuka kartu reminya masing-masing. Agung bertanya, "Cuma tiga orang saja yang sudah qiu qiu? Yang lain mana?" Ikbal menyahut, "Gue lose." Kemudian di susul oleh Putra dan Agung beserta teman-temannya yang lain.

Agung mengeluarkan uang yang sudah terkumpul kemudian memberikan kepada masing-masing pemenang dengan jumlah yang di bagikan dengan sama rata. Ziva merasa kurang dengan pemberian Agung seraya bertanya, "Loe yang benar saja cuma beri gue uang segini?" Agung menjawab, "Udah gue bagi sama rata ... Emang loe maunya berapa?" tanyanya. Ziva melihat uang Ipul yang sangat banyak. "Uang milik Ipul banyak banget sedangkan gue loe kasih sedikit," protes Ziva.

Agung berkata, "Ampun Gusti ... Loe jangan maruk bisa nggak sih." Ipul menyahut, "Uang ini terdapat uang gue juga." Ziva menjawab, "Nggak usah alasan loe." Ipul hanya diam saja dan tidak menanggapi perkataan Ziva.

Ziva yang sudah geram ia mengambil uang milik Ipul yang sedang di hitung oleh Ipulnya sendiri. "Loe apa-apaan sih balikin uang gue," timpal Ipul. Ziva mengatakan, "Enak aja dan sekarang uang loe sudah jadi milik gue." Ipul tak segan-segan mengambil uang miliknya sendiri yang telah di rampas oleh Ziva.

Ziva sangat murka dengan tindakan Ipul. Tak perlu lama-lama, Ziva berdiri dan mengangkat baju Ipul sampai berdiri. "Maksud loe apa? Berani banget loe sama gue," hardik Ziva kepada Ipul. Dengan sigap Ipul melepaskan tangan Ziva dari bajunya seraya berkata, "Loe bukan Tuhan, Bro. Nggak pantes gue takut sama loe yang sombong dan maruk sampai merampas hak milik teman sendiri." Ziva semakin murka dengan perkataan Ipul yang terlontarkan di depan muka Ziva.

Suci Dalam Debu (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang