Menikmati Cemilan Bersama

114 122 12
                                    

Ziva mengendarai sepeda motor dengan kecepatan tinggi. Ikbal yang sedang kewalahan berkata, "Ziv ... Pelan-pelan saja bawa motornya gue sedang memegang plastik yang berisi cemilan, gue lagi berusaha banget buat nahan agar tidak jatuh." Ziva menyahut, "Astaga, Bal. Gue lupa dan sorry banget." Ziva menurunkan kapasitas kecepatan mengendarai sepeda motornya.

Sekitar tiga puluh menit perjalanan, Ziva dan Ikbal sudah sampai di halaman depan kontrakan. Ziva memarkirkan sepeda motor, sedangkan Ikbal turun sekaligus membawa plastik besar. Agung keluar dari dalam kontrakan lalu menghampiri Ziva. "Wuih ... Bos Ziva borong apalagi nih," celetuk Agung. Ziva menjawab, "Jangan banyak bacot loe ... Lebih baik bantu gue bawa plastik."

"Yaelah, cuma bawa plastik segini saja sudah ngeluh sini dah biar gue bantu."

Agung sedikit meremehkan Ziva, kemudian Agung mengangkat plastik yang sudah di letakkan di depan pintu oleh Ziva. Dengan sekuat tenaga Agung mengangkat plastik besar tersebut, tetapi tidak bisa terangkat olehnya. "Bisa angkat nggak loe? Kalau nggak kuat angkat nih plastik jangan banyak cingcong congor loe," ejekan Ziva kepada Agung.

Agung terdiam tanpa berbicara sepatah kata. "Sudahlah, Gung. Lebih baik bantu gue angkat plastik dan jangan buat ulah dengan Ziva," saran Ikbal. Agung membantu Ikbal mengangkat plastik besar satu persatu dan membawanya ke dalam kontrakan. Di saat itu Ipul melihat sebuah plastik besar yang di bawa oleh Ikbal dan Agung.

Ipul penasaran kemudian bertanya, "Loe beli apa saja? Sepertinya isi di dalam plastik itu sangat banyak." ucapnya yang dipenuhi oleh rasa penasaran. Ziva menjawab, "Udah loe semua buka saja yang ada di dalam plastik itu ... Jangan berebutan kalau mau ambil satu-satu jangan gasrak gusruk." Pertama-tama Ipul membuka plastik dan mengeluarkan cemilan satu persatu.

Di bantu oleh Agung yang mengeluarkan beberapa cemilan di dalam plastik, kemudian di susul oleh Hendrik dan Irfan yang membuka plastik besar satunya. Setelah semua sudah di keluarkan, Ziva memberikan cemilan dan minuman satu persatu ke teman-temannya. Semua di bagi rata oleh Ziva. "Ada yang belum dapat minuman?" tanya Ziva. Putra menjawab, "Gue belum dapat." Kemudian Ziva memberikan satu botol minuman teh manis kepada Putra. "Ini buat loe minum," ucap Ziva sekaligus memberikan minuman teh manis kepada Agung.

Ziva kembali bertanya, "Sudah dapat cemilan dan minuman semua belum? Kalau belum bilang ke gue." Ziva menyarankan teman-temannya. Mereka saling menatap satu sama lain dan saling berbisik, "Loe udah dapat semua belum?" Ipul perlahan menyahut sambil berbisik, "Gue udah." Kemudian Irfan memberikan jawaban ketika Ziva bertanya. "Udah semua bro," jawabnya.

Ziva mempersilakan teman-temannya untuk menikmati cemilan yang sudah tersedia di hadapannya masing-masing. "Sekarang loe semua boleh menikmati cemilan sepuasnya ... Kalau kurang loe bisa ambil lagi dan kebetulan gue sama Ikbal mengambil cemilan cukup banyak," saran Ziva. Ipul menyantap roti berisi coklat dan di temani dengan satu botol kopi sekaligus sebatang rokok. "Loe maruk amat ... Rokok di tangan kanan bahkan roti dan kopi loe pegang di tangan kiri," celetuk Irfan.

Ipul menjawab, "Gue lapar, Bos. Loe enak banget bilang begitu." Ziva menyahut, "Udah woi ... Loe berdua bacot mulu sekarang loe semua nikmati cemilan yang ada jangan kufur nikmat loe." Ipul dan Irfan langsung terdiam tanpa berbicara apapun.

Suci Dalam Debu (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang