Beralih dengan Ipul yang sudah tewas karena kecelakaan tunggal. Beberapa warga sekitar yang mendatangi kantor polisi memberitahu jika ada sebuah tragedi kecelakaan. "Permisi, Pak. Ada yang mengalami kecelakaan tunggal di pinggir jalan raya pondok asri," ungkap warga memberitahu. Polisi dengan sigap merespon lalu bertanya, "Apakah ada korban?" Warga menjawab, "Ada korban yang tewas ... Satu orang yang mengendarai sepeda motor."
Polisi berkata, "Baiklah, kami akan segera ke sana dengan membawa ambulance bersama tim medis ke tempat kejadian." Polisi dan para warga langsung bergegas jalan menuju ke tempat kejadian bersama. Tak lupa, anggota polisi menghubungi pihak rumah sakit yang bekerja sama menangani kasus kecelakaan.
Di saat itu, sudah ramai orang yang menyaksikan jenazah Ipul. Tiba-tiba saja polisi datang bersama beberapa warga yang melapor. Kemudian jenazah Ipul di tutup pakai kardus dan koran, banyak darah yang bergelimpangan mengalir di jalan raya. "Ya Allah ... Kasian banget mayatnya sampai seperti itu," celetuk salah satu warga yang lain. Tak lama kemudian, datang ambulance bersama tim medis. Mereka mengevakuasi jenazah Ipul yang sudah tergelatak berlumuran darah.
Jenazah Ipul di bawa ke rumah sakit untuk di otopsi, kemudian polisi melihat handphone milik korban kecelakaan tunggal. Polisi mengambil handphone tersebut, tak segan-segan polisi menghubungi sanak saudara dari keluarga korban. Ketika polisi sedang mengutak-atik handphone, polisi itu melihat nama yang sudah ada di layar depan handphone. "Ipul?" Polisi bertanya-tanya penasaran.
Kemudian Polisi membuka handphone yang sudah ada tanda nama Ipul tersebut, dan langsung menghubungi pihak dari keluarga yang bersangkutan dengan Ipul. Setelah di tunggu-tunggu, telepon langsung di jawab dan di angkat oleh pihak keluarga.
"Halo, selamat siang. Apa benar ini keluarga dari saudara Ipul?"
"Benar, anda siapa menghubungi kami memakai ponsel anak saya?"
"Kami dari anggota kepolisian mengabarkan bahwa saudara Ipul telah mengalami kecelakaan dan tewas di tempat kejadian."
"Apa?! Beri tahu kami di mana tempat kejadian anak kami kecelakaan!"
"Baiklah, akan saya beritahu melalui share lokasi alamat yang akan kami berikan."
"Oke, terimakasih, Pak."
Telepon di matikan oleh Polisi yang memegang handphone Ipul, di saat itu juga Polisi memberikan share lokasi kepada pihak keluarga yang bersangkutan dengan Ipul.
Keluarga Ipul menerima lokasi tempat dari kejadian Ipul mengalami kecelakaan. Dengan cepat, mereka menuju ke lokasi kejadian yang sudah di beritahukan oleh kepolisian yang memegang handphone Ipul.
Selanjutnya, Polisi menghubungi kerabat dekat daripada Ipul melalui panggilan telepon. Tetapi tidak ada yang menjawab panggilan darinya, kemudian Polisi mencoba menghubungi salah satu kontak yang bernama Ikbal.
Di saat itu Ikbal bersama yang lainnya masih berada di rumah sakit, merasakan kehilangan dan kesedihan yang sangat luar biasa. Tiba-tiba saja handphone miliknya sendiri berdering.
"Ipul? Ada apa dia telepon gue."
Ikbal langsung menjawab panggilan telepon.
"Halo, selamat siang. Apakah anda kerabat dekatnya Ipul?"
"Hah? Tunggu-tunggu, anda siapa? Ipulnya ke mana?"
"Kami dari pihak kepolisian mengabarkan kepada anda bahwa saudara Ipul mengalami kecelakaan tunggal dan meninggal dunia di tempat kejadian."
Sontak saja Ikbal terdiam bisu, sekaligus tak percaya dengan kabar duka yang ia dengar. Ikbal mengeluarkan air matanya dengan terdiam diri tanpa berucap sepatah kata.
Tiba-tiba saja Ikbal celetuk, "Astaga, Ipul." Semua yang berada bersama Ikbal langsung menghampirinya dan penasaran dengan Ikbal yang menyebut nama Ipul.
"Kenapa? Ada apa dengan Ipul?" tanya Ziva.
Ikbal menghela nafas panjang seraya menjawab, "Ipul ... Tewas karena kecelakaan tunggal." Sontak saja Ziva terduduk lemas tak berdaya ketika mendengar kabar berita kematian teman dekatnya.
Kemudian Ikbal dan Polisi saling berbicara mengenai perihal kecelakaan tunggal yang di alami oleh Ipul. Ketika berbincang-bincang cukup lama, pihak kepolisian memberikan lokasi alamat dari tempat kejadian kepada Ikbal.
"Sudah saya share lokasi alamat tempat kejadian."
"Baik, Pak. Terimakasih informasinya."
Telepon di matikan oleh Polisi yang memegang handphone milik Ipul.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suci Dalam Debu (TAMAT)
General FictionBerawal dari kehidupan seorang pria yang hidupnya di penuhi oleh pergaulan bebas dan kejahatan yang dia lakukan kepada temannya sendiri, bahkan terjadinya pembunuhan yang dilakukan oleh pria tersebut. Di sebabkan karena rasa dendam kepada salah satu...