Ikbal mengikuti arah jalan melalui google maps yang terpasang di handphonenya. Mereka semua benar-benar sangat tidak percaya dengan sebuah takdir kematian yang merenggut nyawa teman-temannya.
Setelah sampai di tempat kejadian, Zayn dan beberapa temannya yang lain berhenti memarkirkan sepeda motornya masing-masing. Setelah itu melihat jenazah Ipul yang kondisinya sangat mengenaskan dengan berlumuran darah. Zayn meratapi jenazah Ipul dengan tangisan.
"Ipul...," celetuk Ikbal. Tiba-tiba saja tubuh Ziva lemas dan kepalanya merasakan sangat berat, tanpa di sadari Ziva mendadak pingsan di tempat kejadian. Warga setempat yang melihat seseorang pingsan, dengan sigap langsung membawa Ziva ke salah satu rumah warga yang berada di sana. Ziva di berikan alas untuk berbaring dan beberapa warga berusaha untuk menyadarkan Ziva dari pingsannya.
Ziva mengalami mimpi bertemu dengan empat temannya, Ziva sangat terkejut ketika melihat sosok teman-temannya yang sudah wafat mendatanginya melalui mimpi.
"Ada apa kalian menghampiri saya?" Ziva bertanya-tanya. Rafi, Agung, dan Putra tidak merespon pertanyaan Ziva. Tiba-tiba saja Ipul datang menghampiri Ziva dengan wujud yang sangat menyeramkan, berlumuran darah dan hancur bagian kepalanya sehingga sangat terlihat otak dan ke dua matanya hampir terputus. Ipul dengan melayang menghampiri Ziva, dengan rasa amarah dan dendam kepada Ziva.
"Loe harus bertanggungjawab dengan perbuatan loe, Ziva!" teriakan Ipul begitu menyeramkan sehingga Ziva sangat ketakutan. Ipul mencekik leher Ziva dengan sangat kuat, sontak saja Ziva langsung tersadar dari pingsan. Ziva terduduk lemas, kemudian salah satu warga setempat memberikan air minum hangat kepada Ziva. "Silakan di minum dulu, Mas," pinta warga.
Ziva menengguk satu gelas yang berisi air putih sampai habis tak tersisa. "Saya haus," ucap Ziva. "Tolong ambilkan lagi air minum," pinta salah satu warga yang lain. Di saat itu, Zayn dan temannya yang lain menghampiri Ziva. "Loe kenapa sampai pingsan gini, Ziv?" tanya Ikbal. Ziva menjawab, "Gue gak kuat badan gue lemas banget sekaligus pusing kepala gue." Tiba-tiba saja salah satu warga memberikan air minum kembali kepada Ziva. "Silakan di habiskan," tawarnya.
Ziva menengguk kembali satu gelas yang berisi air putih hangat. "Gimana? Sudah lega?" tanya warga setempat memastikan keadaan Ziva. Lalu Ziva merespon, "Sudah lega dan lumayan membaik, Pak." Salah satu warga menjawab, "Alhamdulillah ... Syukur kalau begitu."
Ketika Ziva menatap ke arah depan, ia melihat sosok Ipul dengan wajah yang sangat marah dan murka melihat dirinya. "I-i-ipul?" celetuk Ziva. Zayn kaget dengan ucapan Ziva. "Ipul sudah tiada ... Sudahlah jangan terlalu banyak pikiran," ujar Zayn.
Ziva menjawab, "Sumpah, tadi gue lihat Ipul di sana." Sambil menunjukkan arah yang di maksud oleh dirinya. "Ada di mana? Nggak ada, Bro. Mungkin loe banyak pikiran jadinya melihat yang aneh-aneh," tutur Ikbal. Zayn dan yang lainnya kembali menenangkan pikiran dan hatinya Ziva yang sedang merasakan kesedihan teramat dalam.
Ambulance datang ke tempat kejadian, Ipul di bawa oleh tim medis dan langsung di bawa ke rumah sakit untuk di lakukan otopsi lebih lanjut. Dalam waktu yang bersamaan keluarga besar Ipul datang dan berlari menuju ambulance. "Mana jenazah anak saya?! Biarkan saya masuk ke dalam mobil! Saya ingin melihat anak saya," rintihan tangisan Ibunda Ipul.
Tangisan orang-orang yang berada di tempat kejadian langsung pecah ketika Ibunda Ipul berkata, "Tenang di surga yaa, Nak. Ibu belum bisa menjaga dirimu dengan baik, sekarang Ibu sudah mengikhlaskan kamu pergi. Jika kamu rindu Ibu, datang saja ke mimpi Ibu. Ibu selalu menunggu kehadiranmu, Nak." Ziva yang mengetahui perkataan Ibunda Ipul semakin merasa bersalah dengan perbuatannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suci Dalam Debu (TAMAT)
Genel KurguBerawal dari kehidupan seorang pria yang hidupnya di penuhi oleh pergaulan bebas dan kejahatan yang dia lakukan kepada temannya sendiri, bahkan terjadinya pembunuhan yang dilakukan oleh pria tersebut. Di sebabkan karena rasa dendam kepada salah satu...