Teror 2

52 57 4
                                    

Ziva bermimpi bahwa dirinya sedang di sebuah tempat yang tidak ia kenal, tempat yang sangat menyeramkan sekaligus asing baginya. "Gue berada di mana? Kok tempatnya seram banget," gumam Ziva dalam batinnya. Tiba-tiba saja terdengar suara bunyi tulang patah, suara itu semakin dekat dari dirinya. Ziva menoleh ke arah belakang, dari kejauhan ia melihat sosok Ipul yang sangat menyeramkan datang kembali di hadapannya.

Seluruh tubuh Ziva gemetar sehingga tidak bisa bergerak dan berucap sepatah kata. Ipul menghampiri Ziva dengan gerakan seperti zombie bahkan terdengar suara bunyi patah tulang, wajah Ipul mendekati wajah Ziva.

"Loe punya pilihan dan kesempatan untuk hidup lebih lama karena bertanggungjawab atau mati,  Ziiiivaaaaaaa!"

Suara teriakan Ipul di dalam mimpi membuat Ziva ketakutan setengah mati, Ziva terbangun sekaligus berteriak. Zayn sangat kaget ketika melihat Ziva berteriak seperti demikian, Ziva langsung terduduk lemas dan mengatur nafasnya. "Loe kenapa?" tanya Zayn. Ziva menjawab, "Nggak apa-apa, gue cuma mimpi buruk aja." Zayn merasa ada yang di tutupi oleh Ziva. "Yasudah tapi kalau nanti ada apa-apa ceritakan saja ke gue," tawar Zayn.

Ziva hanya mengangguk pelan, ia tidak bisa tidur. Sehingga Ziva memutuskan untuk bergadang dan tidak tidur di malam itu. "Loe mau nggak kalau temani gue bergadang? Gue nggak maksa loe juga sih," pinta Ziva. Zayn menjawab, "Santai, gue juga nggak akan tidur. Paling nanti pagi gue tidurnya." Ziva sangat senang ketika Zayn ikut bergadang dengannya.

Teror masih berlanjut, ketika Ziva sedang duduk mengobrol bersama Zayn. Tiba-tiba saja, tembok yang berada di dekatnya tertulis dengan tulisan berwarna merah kental seperti darah.

"Loe harus bertanggungjawab, Ziva!"

"Gue tidak akan membiarkan hidup loe tenang!"

Zayn turut menyaksikan kejadian aneh yang menyeramkan itu, ia pun ketakutan. "Sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Zayn memastikan. Ziva hanya terdiam dan menunduk tanpa menjawab sepatah kata dari pertanyaan Zayn kepadanya. Tiba-tiba saja, tubuh Ziva terangkat dengan sendirinya.

Ziva yang sudah terangkat, tubuhnya langsung di benturkan ke tembok kanan dan kiri dengan melayang. Zayn segera membangunkan Ikbal dan Reyhan. "Bro, bangun!" tegasnya sekaligus menepuk badan mereka berdua. Ikbal dan Reyhan terbangun dari tidurnya secara bersamaan. Sesekali Reyhan melihat ke arah jam yang berada di tangannya. "Ada apa sih loe ... Bangunin kita tengah malem gini?" tanya Reyhan. Zayn langsung menunjukkan ke arah atas, Reyhan dan Ikbal terkejut ketika melihat Ziva melayang dengan membenturkan tubuhnya ke tembok.

"Ayo kita baca surat ayatul kursi dan surat al ikhlas," saran Ikbal. Reyhan dan Zayn setuju dengan saran yang di berikan Ikbal. Mereka bertiga membaca surat al quran untuk membantu Ziva dari segala gangguan yang menimpanya. "Kalian baca tapi jangan takut agar nanti biar setannya aja yang takut sama kita," saran Reyhan. Zayn dan Ikbal menyetujui saran dari Reyhan.

Mereka bertiga melantunkan ayatul kursi dan beberapa surah dari Al quran dengan tenang. Tak lama kemudian, Ziva terjatuh dan pingsan di tempat. Wajah Ziva membiru serta ada beberapa luka memar. Dengan sigap, mereka bertiga menggotong tubuh Ziva kemudian membawanya ke dalam kamar.

Ziva di baringkan di atas tempat tidur. "Gue mau ke apotek beli obat pereda luka memar dan loe, Ikbal. Ambil air hangat dan jangan lupa di kompresin ke bagian wajah yang memar," usul dan saran dari Zayn kepada Ikbal.

Suci Dalam Debu (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang