Akan tetapi Ziva menolak saran dari Zayn. Ia tetap bersikukuh untuk menemui keluarga besarnya yang berada di kampung. "Bro, umur gue nggak akan lama lagi. Hidup gue masih tersisa lima hari lagi dan sebelum gue dihukum mati gue ingin keluarga besar yang ada di kampung mengetahui tentang hal ini. Sekarang gue ingin pulang kampung dan loe tenang aja, gue nggak akan lari dari tanggungjawab. Gue ke sana di dampingi Polisi juga," ungkapan isi hati Ziva. Zayn terkejut dengan perkataan Ziva.
Ikbal dan Reyhan sangat bersedih ketika ia harus kehilangan satu sosok teman seperjuangannya sekaligus sahabatnya sendiri. Ziva meminta tolong kepada Ikbal. "Bal, tolong sampaikan permintaan maaf gue kepada keluarga korban. Gue nggak mau nanti setelah gue mati masih ada dosa yang gue bawa terlebih lagi jika mereka nggak mau memaafkan kesalahan gue yang pastinya gue nggak akan tenang di sana," pinta Ziva.
Ikbal memeluk Ziva, kemudian di susul oleh Zayn dan Reyhan. "Loe akan tetap menjadi bagian dari kita," ujar Ikbal dengan menitihkan air mata. Tiba-tiba saja Ziva diberikan satu botol air aqua dari anggota Polisi yang mendampinginya. Ziva menengguk air putih yang ia pegang. "Alhamdulillah," tutur Ziva.
Ziva dan tiga temannya saling mengobrol satu sama lain. Ziva merasakan kehangatan kembali sekaligus bahagia dan senang. Sesekali Ziva menatap ke arah jam yang ada di dinding puskesmas. "Sudah jam satu siang. Gue harus pulang ke kampung dalam keadaan seperti ini juga nggak masalah yang penting keluarga besar gue mengetahui semuanya," celetuk Ziva. Zayn bertanya, "Sekarang juga loe mau pulang ke kampung halaman loe?" Ziva hanya menganggukan kepalanya saja. Ia langsung terbangun duduk, kemudian di topang untuk berdiri oleh Zayn dan Ikbal.
"Terimakasih, Bro," ucap Ziva. Ikbal menyahut, "Loe tenang saja." Ziva langsung berjalan ke arah keluar di dampingi oleh beberapa Polisi yang bersamanya. "Mau berangkat sekarang atau nanti?" tanya Polisi itu untuk memastikan. Ziva berkata, "Sekarang saja, Pak. Saya ingin pulang ke kampung halaman." Polisi mendampingi Ziva berjalan keluar dari puskesmas. Kemudian di susul oleh tiga temannya yang berada dibelakang.
Ziva masuk ke dalam mobil avanza hitam bersama Polisi yang memakai pakaian biasa sekaligus celana jeans panjang. Sedangkan Zayn, Reyhan, dan Ikbal berdiam diri menatap ke arah Ziva. Seketika Ziva membuka kaca jendela mobil, dan memandangi wajah teman-temannya. "Gue duluan," pamit Ziva. Mereka serentak menjawab, "Iya." Zayn terlihat sangat sedih ketika Ziva pulang kampung.
Sedangkan Ikbal menghubungi keluarga almarhum satu persatu untuk menyampaikan permintaan maaf Ziva kepada mereka, melalui panggilan telepon. Untung saja keluarga besar almarhum Rafi, Ipul, Agung, dan Putra menerima permintaan maaf Ziva sekaligus memaafkan kesalahannya. Awalnya saja, mereka enggan untuk memaafkan. Tetapi Ikbal terus saja membujuk dan merayu mereka, sehingga mereka mampu menerima permintaan maaf Ziva karena bujuk rayu Ikbal.
Selesai menghubungi keluarga almarhum semuanya،, Zayn bertanya kepada Ikbal. "Kata mereka gimana?" tanya Zayn memastikan. Ikbal menjelaskan, "Awalnya mereka nggak mau memaafkan kesalahan Ziva akan tetapi setelah gue bujuk mereka mampu memaafkan kesalahan Ziva. Sumpah, ya. Hati gue senang banget." Zayn dan Reyhan ikut senang ketika mereka mengetahui bahwa Ziva sudah di maafkan kesalahannya oleh keluarga besar almarhum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suci Dalam Debu (TAMAT)
General FictionBerawal dari kehidupan seorang pria yang hidupnya di penuhi oleh pergaulan bebas dan kejahatan yang dia lakukan kepada temannya sendiri, bahkan terjadinya pembunuhan yang dilakukan oleh pria tersebut. Di sebabkan karena rasa dendam kepada salah satu...