Ziva melaksanakan rutinitasnya di dalam penjara, ia tidak pernah meninggalkan solat. Ketika sudah memasuki waktu zuhur, dan terdengar suara azan. Ziva mengajak Arif untuk melaksanakan ibadah solat. "Ayo kita solat bersama," ajak Ziva. Arif menjawab, "Siap." Ziva memanggil petugas penjaga tahanan yang sedang duduk di kursi luar sel. "Permisi, Pak. Apakah ada perlengkapan solat lagi khusus untuk laki-laki?" tanya Ziva.
Petugas penjaga tahanan menjawab, "Ada. Memangnya butuh berapa? Akan saya ambilkan sekarang." Ziva menyahut, "Satu lagi saja hanya untuk teman saya." Penjaga tahanan bergegas pergi dari hadapan Ziva. "Sebentar, Bro. Sepertinya dia ingin mengambil perlengkapan solat buat lo," ujar Ziva. Tiba-tiba saja penjaga tahanan datang kemudian membuka sel lalu memberikan perlengkapan solat khusus laki-laki kepada Ziva. "Terimakasih, Pak," ucap Ziva.
Ziva memberikan perlengkapan solat kepada Arif. "Nih, lo pake aja buat solat," ucap Ziva. Arif menerima pemberian dari Ziva. "Ayo, solat," ajak Arif. Ziva menjawab, "Simpan dulu jangan lo bawa perlengkapan solatnya. Soalnya kita harus wudu." Arif meletakkan perlengkapan solat di lantai.
Seperti biasa, Ziva menghampiri penjaga tahanan dan meminta izin untuk mengambil wudu. Penjaga tahanan membuka sel penjara, dan langsung mengantarkan Ziva bersama Arif untuk mengambil wudu. Ziva berkata, "Sekarang kita wudu, kalau lo nggak ngerti tata caranya lo bisa lihat gue sambil ikuti tanpa bersuara." Ziva dan Arif mengambil wudu. Arif melihat Ziva berwudu sekaligus mengikutinya.
Selesai wudu, Ziva dan Arif masuk kembali ke dalam sel. Mereka berdua senantiasa di dampingi oleh penjaga tahanan yang berada di sana. Ziva dan Arif melaksanakan solat berjamaah di dalam kurungan penjara. Tatapan Arif sedikit menoleh ke arah Ziva sekaligus mengikuti gerakan solat.
Sekitar lima menit menjalankan solat, Ziva berdoa. Arif menoleh kembali ke arah Ziva. Arif bergumam dalam batin, "Sepertinya dia sedang berdoa." Tak lama, Arif pun berdoa dengan menitihkan air matanya. Selesai berdoa, Ziva menoleh ke arah Arif. Ia melihat Arif sangat khusyuk berdoa karena terdengar isak tangisan sebuah penyesalan yang di dengar oleh Ziva.
Selesai berdoa, Arif mengusap air matanya. Kemudian Ziva menenangkan Arif seraya berkata, "Semoga doa lo di dengar oleh Tuhan." Arif menjawab, "Aamiin." Mereka berdua merapihkan perlengkapan solat dan mengganti pakaiannya memakai baju khusus tahanan narapidana.
Ziva dan Arif duduk bersandar di tembok. "Gimana? Sekarang lo sudah tenang belum?" tanya Ziva memastikan. Arif menjawab, "Udah tenang banget gue." Ziva dan Arif bersantai di dalam sel. Mereka berdua melaksanakan rutinitasnya seperti biasa di dalam penjara. Mulai dari membersihkan seluruh ruangan dari pagi sampai siang, melaksanakan solat dan bersantai dari siang sampai sore, kemudian beristirahat dari malam sampai pagi.
Mereka tidak lupa diberikan makanan dari penjaga tahanan, di jam tertentu. Dari pagi sampai malam.Waktu terasa sangat cepat dan singkat, ketika sudah malam hari di saat sudah selesai melaksanakan solat isya. Ziva dan Arif beristirahat dan tertidur di lantai yang beralaskan tikar.
Keesokan harinya, seperti biasa Ziva terbangun ketika mendengarkan suara azan subuh. Kemudian Ziva membangunkan Arif yang sedang tertidur pulas. "Bro, bangun. Sudah waktunya solat subuh," ajak Ziva. Arif langsung terbangun dari tidurnya. Seperti biasa, Ziva memanggil penjaga tahanan untuk pergi mandi.
Penjaga tahanan membuka sel penjara dan mengantarkan Ziva bersama Arif ke kamar mandi khusus laki-laki. Ziva dan Arif saling bergantian mandi dengan cara mengantre menunggu giliran. Ziva terlebih dahulu mandi, sedangkan Arif menunggu diluar. Ketika Ziva selesai mandi, Arif masuk ke dalam kamar mandi dan langsung mandi.
Setelah mereka berdua selesai mandi, dengan masing-masing mereka sudah memakai celana kolor sekaligus di baluti dengan handuk yang diberikan untuk narapidana masing-masing. Sesampainya kembali ke dalam sel, penjaga tahanan memberikan baju polos tanpa warna kepada narapidana masing-masing. Ziva mendapatkan baju polos putih, sedangkan Arif mendapatkan baju polos hijau.
Ziva dan Arif memakai baju yang telah diberikan oleh penjaga tahanan kepada mereka masing-masing yang mendapatkan baju. Seperti biasa, Ziva dan narapidana yang lain diberikan tugas untuk membersihkan seluruh ruangan yang ada di sana.
Ketika sudah selesai dan beres, Ziva beristirahat. Tiba-tiba saja datang beberapa Polisi ke ruangan area sel tahanan, mereka mengeluarkan Arif dan kurungan penjara. Akan tetapi ke dua tangan Arif di pakaikan borgol oleh para Polisi. Arif menoleh ke belakang seraya memberikan pesan kepada Ziva. "Sudah saatnya gue menghadap Yang Maha Kuasa, jangan pernah lupa doakan gue," pesan Arif.
Ziva menangis di dalam sel, hanya menitihkan air matanya saja tanpa bersuara sepatah kata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suci Dalam Debu (TAMAT)
Fiksi UmumBerawal dari kehidupan seorang pria yang hidupnya di penuhi oleh pergaulan bebas dan kejahatan yang dia lakukan kepada temannya sendiri, bahkan terjadinya pembunuhan yang dilakukan oleh pria tersebut. Di sebabkan karena rasa dendam kepada salah satu...