Kunjungan Terakhir

65 69 6
                                    

Ziva berkata, "Masih lama gak yak? Gue ingin melihat Ipul yang terakhir kalinya sebelum dia di makamkan." Zayn menjawab, "Tunggu saja dulu ... Nanti kalau jenazah Ipul selesai di otopsi dan di bawa pulang ke kampung halamannya langsung saja kita berkunjung ke sana." Samsul dan yang lain setuju dengan jawaban Zayn. Zayn dan teman-temannya yang lain menunggu informasi lebih lanjut tentang jenazah Ipul yang masih di otopsi.

Ziva dan yang lain duduk di kursi yang sudah tersedia di dekat kasir. Ziva merenung dan terdiam memikirkan kesalahannya. "Gue melakukan kesalahan yang sangat fatal," gumam Ziva dalam batin. Zayn mendekati Ziva, ia penasaran dengan Ziva yang selalu terdiam dan merenung. "Gue tahu kalau loe masih nggak rela ... Sudahlah Ikhlaskan saja," usulan Zayn kepada Ziva. Ziva hanya tersenyum sekaligus menganggukan kepalanya saja.

Selang menunggu dua jam, tak lama kemudian jenazah Ipul sudah di tutupi oleh kain putih dan di bawa oleh tim medis menuju mobil ambulance. Zayn dan teman-temannya yang lain dengan sigap langsung mengikuti arah mobil ambulance dari belakang. Ziva terkejut ketika melihat ramai orang yang mengikuti jenazah Ipul.

Ziva yang sedang bersama Ikbal dalam perjalanan di sepeda motor, melihat ramai orang yang mengikuti mobil ambulance. Ziva bertanya, "Bro, mereka siapa? Kok banyak banget yang mengikuti mobil ambulance?" Ikbal kembali bertanya, "Loe nggak tahu?" Ziva dengan polosnya menjawab, "Nggak." Ikbal menarik nafas pelan lalu berkata, "Kemungkinan saja mereka keluarga besar Ipul yang datang mengantarkan jenazah Ipul ke rumah sakit sampai di bawa pulang." Ziva terdiam dan sedikit menganggukan kepalanya.

Sekitar tiga jam di perjalanan, mereka semua sampai di kampung halaman rumah Ipul tinggal bersama keluarga besarnya. Zayn bersama teman-temannya yang lain langsung memarkirkan sepeda motornya di depan halaman rumah Ipul. Di saat itu mereka semua menyaksikan jenazah Ipul di bawa masuk ke dalam rumah. Ziva mendengarkan pembicaraan tim medis dengan Ibunda Ipul.

"Sebelum di makamkan lebih baiknya di mandikan dahulu, Buk. Di pakaikan kain kafan dan di solatkan."

"Terimakasih sarannya, Pak."

"Baiklah, kami pergi dahulu, permisi."

"Silakan."

Zayn dan Ziva saling bertatapan wajah. Kemudian Ziva memberikan usulan, "Zayn, coba kita tanyakan kepada Ibunya Ipul." Zayn bertanya, "Tanya tentang apa?" Ziva menghela nafas dan memberikan jawaban, "Ya, apakah kita diperbolehkan untuk melihat kondisi jenazah Ipul atau tidak yang terakhir kalinya sebelum Ipul di makamkan."

Tak perlu basa basi, Zayn langsung setuju dengan usulan Ziva tanpa berpikir. Zayn dan Ziva bergegas menghampiri Ibunda Ipul. "Permisi, Buk. Kami teman-temannya Ipul dan mohon maaf jika kami mengganggu waktu Ibu," ucap Zayn. Ibunda Ipul bertanya, "Ada apa?" Zayn menuturkan, "Apakah kami boleh melihat kondisi Ipul yang terakhir kalinya? Saya izin kepada Ibu terlebih dahulu karena saya khawatir tidak sopan jika belum izin."

Ibunda Ipul tersenyum menatap Zayn dan Ziva kemudian berkata, "Silakan saja dan ayo masuk ke dalam." Zayn memberikan isyarat kepada teman-temannya yang lain. Mereka semua berjalan masuk ke dalam rumah yang di dampingi oleh Ibunda Ipul. Ziva dan teman-temannya yang lain melihat suasana duka serta tangisan orang-orang yang berada di dalam rumah. Kemudian Zayn menghampiri jenazah Ipul yang sudah terbaring  terbujur kaku. Tangisan Zayn dan yang lain langsung pecah termasuk Ziva.

Berkali-kali Ziva meminta maaf di depan jenazah Ipul. "Maafin gue Pul. Maafin gue," ucap Ziva dengan isak tangis. Ziva menggerakan tubuh Ipul yang sudah terbujur kaku. Zayn menenangkan Ziva, kemudian di susul dengan Samsul dan temannya yang lain. Tiba-tiba saja, Ziva merasakan merinding bulu kuduknya dan hawa yang sangat berbeda.

Ziva melihat Ipul untuk yang terakhir kalinya. Kunjungan mereka tak sia-sia untuk menemui Ipul yang sudah wafat sebelum di makamkan.

Suci Dalam Debu (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang