Maksiat

100 111 7
                                        

Ziva sangat asyik berpesta di malam itu, ia benar-benar merasakan tenang. Sesudah berjoget, Icha terjatuh dalam pelukan Ziva. Posisi Icha sudah sangat mabuk berat, ia tak sadar jika dirinya di bawa oleh Ziva ke suatu tempat.

Ziva membawa Icha ke tempat duduk bersama teman-temannya yang lain. Samsul berkata, "Udah dapat lagi aja." Ziva menjawab, "Iya dong." Mereka semua yang berada di sana saling tertawa dan dipenuhi oleh canda dan tawa. Kemudian Ziva berpamitan, "Gue izin pulang terlebih dahulu ke kontrakan sekarang gue pulang duluan ... Zayn loe nanti bareng sama Samsul aja pulangnya," ujar Ziva.

Zayn bertanya, "Sekarang loe pulang bareng siapa?" Ziva memberikan isyarat dengan memegang tangan Icha. Zayn berkata, "Yaudah ... Selamat bersenang-senang." Ziva membawa Icha keluar dari diskotik dan menggendong Icha sampai di parkiran. Sesampainya, Ziva menggotong Icha untuk duduk di bagian belakang. Kemudian Ziva menumpaki sepeda motornya sekaligus menahan tubuh Icha agar tidak terjatuh.

Ziva langsung memegang ke dua tangan Icha dan menempelkan ke perutnya, Ziva berkendara menggunakan satu tangan dan satu tangannya lagi untuk menahan tangan Icha. Sekitar tiga puluh menit perjalanan, Ziva sampai di halaman depan kontrakan. Kemudian ia menggendong Icha dan masuk ke dalam kontrakan. Ziva membawa Icha masuk ke dalam kamarnya dan membaringkan Icha di atas kasur.

Ziva tak kuasa ketika melihat kecantikan Icha, ia mengelus wajah Icha sesekali ia membelai bibir Icha yang sedang tak sadarkan diri. "Nggak kuat gue ... Sabar jangan terlalu gegabah," gumam Ziva. Tetapi setan terus saja menggoda dan menghasut Ziva. Kemudian Ziva melakukan perbuatan maksiat dan berzina bersama Icha di dalam kamar.

Ketika sudah puas, Ziva cepat-cepat merapihkan seluruh pakaiannya dan pakaian Icha agar tidak ketahuan karena kelakuan bejatnya. Ziva langsung bergegas ke ruang tamu seorang diri. Ia melihat ke arah jam yang berada di dinding. "Oalah ternyata sudah jam dua siang ... Singkat banget waktunya," keluh kesah Ziva. Tiba-tiba saja datang segerombolan teman-temannya dan masuk ke dalam kontrakan.

Ziva melihat Ipul, Samsul, Ikbal, dan Putra mabuk berat sehingga tak sadarkan diri langsung tergeletak begitu saja di lantai. "Udah biarkan saja ... Sampai mereka semua sadar kembali," ucap Ziva. Zayn bertanya, "Cewek loe ada di mana?" Ziva menyahut, "Di dalam kamar." Zayn kembali bertanya sekaligus bercanda. "Capek nggak?" Ziva  hanya tertawa sekaligus menjawab, "Nggak jelas pertanyaan loe, hahaha." Zayn dan yang lain ikut tertawa.

Icha yang berada di dalam kamar langsung terbangun, ia melihat pakaiannya sedikit terbuka. Icha memegang kepalanya seraya bergumam, "Kepala gue masih pusing dan sekarang gue nggak tahu lagi berada di mana." Icha duduk sejenak di atas kasur, kemudian merapihkan pakaiannya. Icha langsung keluar dari kamar, ia sangat terkejut ketika banyak laki-laki yang sedang berkumpul di suatu ruangan. Icha hanya berdiam diri tanpa berbicara sepatah kata.

Ziva berdiri dan mengajak Icha untuk bergabung mengobrol bersama. "Jangan malu-malu sini ikut mengobrol," ajak Ziva. Icha duduk di samping Ziva, Ikbal dan Zayn terpesona melihat kecantikan Icha. Di antara mereka memandang wajah Icha tanpa berkedip. Ziva sedikit kesal dan cemburu ketika teman-temannya memandangi wajah Icha. "Kenapa loe menatap wajah Icha seperti itu?" tanya Ziva. Ikbal menjawab, "Cewek loe cantik banget ege." Ziva tersenyum dan menahan rasa senangnya di depan Icha, ia ingin terlihat cool di depan wanita yang ia sukai.

Suci Dalam Debu (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang