Love Destiny - 40

2.8K 185 32
                                    

Mana nih yang nungguin Bian dan Zinnia?

Seberapa Antusias kalian mengenai cerita ini?
Komen di sini ya guys ..

Happy Reading!!!

***

Zinnia sedang menata beberapa bunga hias yang baru saja masuk, menambah lengkap koleksi toko bunganya saat Aruna datang. Zinnia sempat terkejut, tapi kemudian senyum ramah ditampilkan seperti biasa seraya menyapa sebagaimana pada pelanggannya yang lain. Meskipun sejujurnya dalam hati Zinnia sedang berusaha mengingat mengenai pesanan atas nama Aruna. Zinnia takut lagi-lagi tidak menyadari pesanan perempuan itu seperti beberapa waktu lalu.

Namun sekeras apa pun ia mengingat, sepertinya memang tidak ada. Hari ini tidak banyak yang memesan bunga padanya, perasaannya pun tidak sedang sekacau beberapa waktu lalu, jadi tidak mungkin jika Zinnia sampai tidak menyadari jika memang ada pesanan atas nama Aruna.

Apa mungkin dia pesan atas nama orang lain? Tapi kemudian Zinnia menggeleng dan memilih untuk tidak berusaha menebak-nebak. Lebih baik bertanya langsung. Iya kan?

“Ada yang bisa saya bantu?” masih dengan keramahan yang sama Zinnia bertanya. Menganggap Aruna sama dengan pelanggan yang datang ke toko bunganya.

Tersenyum, Aruna kemudian menghentikan jelajah matanya pada bunga-bunga cantik di sana, lalu menyapa Zinnia dengan keramahan yang sama. “Ketemu lagi kita, Mbak,” ucapnya dengan cengiran kecil yang terlihat cantik.

Zinnia hanya menanggapi dengan senyum, dan segera menunda bunga hias yang tersisa pada tempat yang telah di sediakannya sebelum fokus untuk menanggapi kebutuhan Aruna yang terlihat kembali asyik menatap bermacam bunga yang ada di sekitarnya. Seakan perempuan itu tengah memilih.

“Yang itu namanya bunga apa, Mbak?” tunjuk Aruna pada salah satu bunga yang berada tidak jauh dari etalase kacanya.

“Itu bunga Anyelir,” jawab Zinnia dengan senyum ramah.

“Cantik,” ucapnya kemudian. Dan Zinnia mengangguk menyetujui. Tentu saja. Memangnya ada tukang bunga yang akan menggeleng ketika pelanggan memuji cantik pada bunga yang di jualnya? Zinnia rasa tidak. Dan lagi Anyelir memang cantik. Tidak kalah cantik dari mawar yang kerap di puja-puja banyak orang.

“Bunga Anyelir ini, cukup banyak warnanya,” kata Zinnia mulai menjelaskan. “Selaian merah, putih dan ungu, ada juga warna pink, kuning, bahkan bergaris. Sayangnya saat ini yang tersedia hanya tiga warna itu. Warna lainnya belum datang,” lanjutnya kembali mengakhiri kalimatnya dengan senyuman ramah.

Aruna mengangguk mendengar penjelasan itu. Tatapannya masih tertuju pada bunga yang sama sambil mengingat hari di mana ia melihat Bian memberikan bunga pada Zinnia. Meski tidak melihat dari jarak yang dekat, Aruna yakin melihat jelas bagaimana bentuk bunga itu. Dan bunga yang disebutkan Zinnia barusan percis seperti yang dirinya lihat hari itu.

“Setiap warnanya pasti memiliki arti yang berbeda ‘kan, Mbak?”

“Setiap bunga memiliki artinya masing-masing. Begitu juga dengan warnanya,” lagi Zinnia menjawab.

“Kalau yang warna merah itu artinya apa Mbak?” Aruna ingin tahu dalam niat apa Bian memberi Zinnia bunga itu. Sebab ia yakin, tidak mungkin Bian hanya sekadar memberi bunga secara acak pada seseorang yang mengetahui makna-makna bunga itu sendiri.

“Bunga Anyelir merah memberi arti persahabat dan kekaguman,” Aruna nyaris saja menghela napas lega mendengar itu, tapi kemudian urung kala Zinnia melanjutkan. “Tapi, bunga ini juga diartikan sebagai rasa cinta dan kasih sayang. Bunga ini cocok untuk di berikan pada sahabat, guru atau idola. Namun juga cocok untuk di berikan pada pasangan."

Love DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang