15. Penguntit

16 1 0
                                    


Jangan lupa follow:

@zaqluby_
@alzeraclarke
@zaidenvalentino
@anggaracakep_
@mayra.aurstlla10
@alfarezikavindraa
@oliviacthr_
@devandraart

Jangan lupa vote di bagian pojok kanan bawah.

Jangan lupa juga komen di setiap paragraf nya.

Selamat membaca cerita Alzera dan Semestanya

***

Alzera langsung buru-buru pulang ke rumah saat mendapat pesan seperti itu dari Pak Doni. Kini ia tengah duduk di ruang tamu bersama dengan Pak Doni, membahas kemungkinan siapa pelaku nya. Ia menatap kumpulan foto yang ada di atas meja saat ini, rata-rata foto diambil saat ia memakai seragam sekolah. Alzera mengetukkan jari nya di kening. "Sepertinya pelaku nya teman sekolah Nona, bisa dilihat ia selalu muncul di saat Nona sedang sekolah. Apa perlu saya kawal Nona selama sekolah?"

"Nggak perlu deh kayaknya Pak, itu berlebihan. Di sekolah saya mau kayak orang biasa," kata Alzera. "Kira-kira siapa pelaku nya ya?"

"Nona harus lebih berhati-hati, mungkin Nona bisa meminta bantuan teman Nona untuk menjaga Nona atau mencari tau siapa pelaku nya, dia sangat berbahaya Nona. Dia bisa membuat fitnah yang membuat karir Nona jadi ancaman nya," Alzera menatap Pak Doni ketika mendengar usulan itu. Ia mengangguk.

"Saran yang bagus. Mama sama Papa sudah tau hal ini?" tanya Alzera.

"Belum Nona, saya sudah mencoba menghubungi mereka tapi mereka tidak mengangkat nya. Sesuai dengan informasi yang saya dapat orang tua Nona sedang syuting di luar kota."

"Ya sudah bapak boleh pulang saya akan pikirkan bagaimana cara nya," ujar Alzera.

"Untuk sementara di sekeliling rumah Nona banyak penjaga jadi Nona tidak usah khawatir Nona aman."

"Terima kasih pak, tidak apa-apa jika di rumah asalkan tidak di sekolah."

"Kalau begitu saya pamit dulu," kata Pak Doni yang diangguki Alzera. Pak Doni berlalu pergi, Alzera beranjak berdiri dan menaiki tangga menuju kamar nya.

Alzera melempar tas nya ke kasur lalu mencari sesuatu di dalam kotak yang ada di bawah kasur. Ia terduduk di lantai sambil memegangi stiker berlogo kupu-kupu. "Kalau bukan mister Kupu-kupu siapa? Lagipula selama ini dia juga nggak bahaya, sering nolongin gue. Tapi dia kemana ya? Kenapa sekarang jarang muncul."

Alzera merogoh ponsel nya di saku seragam nya lalu mencari kontak mister Kupu-kupu. Ia mencoba menelpon orang misterius itu. Tak di angkat, Mister Kupu-kupu tidak mengangkat nya. Merasa gelisah, Alzera bangkit berdiri berjalan mondar-mandir di kamar nya sambil meremas stiker itu. Sudah berulang kali Alzera menelpon tapi tak kunjung di angkat juga.

Alzera berdecak lalu melakukan panggilan video bersama dengan Zaiden, Alfa, dan juga Mayra. "Kemungkinan pelaku nya itu teman sekolah kita."

Sebelumnya saat mendapat kabar seperti itu Alzera langsung menghubungi Mayra dan Alfa agar kedua teman nya bisa mengetahui dan ikut membantu mencari tau siapa pelaku nya.

"Gue udah coba cari informasi tapi belum dapet," kata Alfa di seberang sana.

"Foto-foto yang dikirim ke rumah lo itu ada yang di kamar mandi, perpustakaan, kantin, warung mie ayam Pak Dayat, bahkan di lapangan sekolah. Jadi emang bener pelaku nya adalah teman sekolah kita," ujar Mayra.

ALZERA DAN SEMESTANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang