8. Gara Gara Gara!

39 2 0
                                    

Now playing | Tanpa Pamrih - Feby Putri

Jangan lupa follow:

@zaqluby_
@alzeraclarke
@zaidenvalentino
@anggaracakep_
@mayra.aurstlla10
@alfarezikavindraa
@oliviacthr_
@devandraart

Jangan lupa vote di bagian pojok kanan bawah.

Jangan lupa juga komen di setiap paragraf nya.

Selamat membaca cerita Alzera dan Semestanya

***

Setelah membaca pesan dari Ivander, Anggara langsung bergegas pulang ke rumah nya. Ia tau sekali jika Papa nya akan melampiaskan semua kekesalan atau kesalahan nya pada Mama nya, Elina. Ia tidak mau Mama nya kenapa-napa. Sesampainya di rumah, ia sudah melihat Elina sedang ditampar oleh Ivander. Anggara berlari dan segera melindungi Mama nya.

Anggara membiarkan tubuh nya yang menjadi sasaran empuk kemarahan Ivander, ia menatap kedua mata Elina yang teduh, hati Elina teriris melihat Anggara yang tengah menahan rasa sakit dan memeluk diri nya.

"Dasar istri sama anak nggak tau diri! Udah untung saya kasih kamu tempat tinggal dan segala fasilitas mewah masih mau ngebantah! Emang pantes kalian dapat perlakuan kayak gini! Nggak guna!"

Anggara menoleh menatap Alzera yang kini tengah berdiri di depan rumah Zaiden dengan cowok itu. Ivander yang menyadari arah pandang Anggara ikut menoleh dan segera menghentikan aksi nya. Ia berusaha mengancam Anggara agar tidak memberitahu siapa-siapa tentang ini. "Jangan rusak reputasi Papa sebagai pengacara papan atas. Papa nggak akan segan-segan lukain Mama kamu kalo kamu berani bilang!"

Ivander berlalu pergi, Anggara membantu Elina untuk bangun. "Mama minta maaf Anggara, kamu gapapa? Mana yang sakit?"

Anggara menggeleng. "Aku gapapa, udah Mama nggak usah khawatir. Mama sekarang masuk kamar kunci pintu nya ya."

Elina mengangguk lalu masuk ke dalam kamar nya dan mengunci pintu nya. Anggara merapihkan penampilan nya dan berjalan menuju pintu. "Alzera!" panggilnya.

***

Perlahan langit sore mulai menampakkan senja nya, Alzera yang kini tengah duduk di balkon rumah Anggara tampak menatap rumah Zaiden yang ada di seberang nya. Ia menoleh menatap Anggara yang tampak sedang menulis. "Gara Gara Gara..."

"Sekali aja please," ujar Anggara.

"Hehe sorry lebih enak aja, gapapa kan?" tanya Alzera.

"Iya gapapa kayak upin ipin paling," sahut Anggara.

"Kok upin ipin?" tanya Alzera.

"Upin ipin kan suka bilang betul betul betul," sahut Anggara.

"Upin ipin? Ipin doang kali," kata Alzera.

"Gapapa gue upin nya," balas Anggara sambil tertawa.

"Gue baru tau rumah kalian deketan gini, dulu kalian sedeket itu ya?" tanya Alzera. Ia menatap rumah Zaiden yang berada tepat di hadapan rumah Anggara.

ALZERA DAN SEMESTANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang