3. Mama?

83 3 0
                                    

Selamat membaca cerita Alzera Dan Semestanya

Jangan lupa follow:

@zaqluby
@alzeraclarke
@zaidenvalentino
@anggaracakep_
@mayra.aurstela10
@alfarezikavindraaa
@oliviacthr
@devandraart


***

Satu jam berlalu, Alzera dan Zaiden saat ini tengah berada di ruang BK. Mereka duduk di kursi sambil menunggu guru BK datang. Tak lama, guru BK datang dan duduk di hadapan mereka. "Oke jadi gini Alzera. Kamu tahu kan beberapa minggu lagi akan ada Olimpiade sains, nah karena sekarang ada Zaiden jadi ibu mau buat beberapa perubahan. Awalnya cuma kamu kandidat untuk mewakili sekolah di Olimpiade ini, tapi karena Zaiden sekarang ada jadi kalian harus bersaing. Inget ya bersaing secara sehat, siapapun yang akan terpilih nanti nya untuk mewakili sekolah jangan buat semangat belajar kalian hilang."

Alzera dan Zaiden saling melempar pandangan satu sama lain. Keduanya terdiam, sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Itu aja yang mau ibu sampaikan, kalian boleh keluar sekarang," Alzera mengangguk pelan mendapat perintah dari guru itu dan berdiri keluar dari ruangan. Zaiden menatap Alzera sekilas lalu mengikuti langkah gadis itu.

"Gue tau lo pasti ngerasa posisi lo terancam kan?" Pertanyaan Zaiden membuat Alzera yang tadi nya sedang berjalan di lorong terdiam sejenak dan menghentikan langkah kaki nya. Alzera mengangkat sedikit wajah nya untuk menatap Zaiden karena perbedaan tinggi badan mereka.

"Kenapa lo bisa berfikir kayak gitu tentang gue?"

"Keliatan aja dari raut wajah lo."

"Nggak kok, justru gue lagi mikir gimana kalo gue mundur aja biar kali ini lo yang mewakili sekolah buat Olimpiade sains?"

"Kok gitu? Lo aja deh, gue ngerasa udah ngerebut posisi lo. Lo denger kan tadi guru BK bilang apa. Karena kehadiran gue, yang tadi nya cuma lo kandidat di sekolah ini sekarang jadi ditambah sama gue."

"Yaudah gimana kalo kita bersaing aja kayak yang dibilang guru BK? Daripada saling lempar kan," Alzera tersenyum. Di detik selanjutnya Zaiden mengangguk dan ikut tersenyum. "Oke, siapa takut! Kalo emang lo setuju buat bersaing ayo!"

Alzera tersenyum lebar. "Yaudah kalo gitu gue ke kelas dulu ya."

"Nggak mau ikut gue ke perpustakaan? Gue mau ke perpustakaan soalnya nyari buku."

Alzera berpikir sejenak, "Nggak deh, gue mulai besok aja belajar nya. Lo kalo mau ke perpustakaan silahkan, terang-terangan banget langsung nantang gue nih ya?"

"Nggak gitu maksud gue, Zer. Ya barangkali lo mau ikut tapi kalo nggak juga ya gapapa gue nggak maksa."

"Iya Zai. Gue becanda kok. Gue ke kelas dulu ya," Zaiden mengangguk lalu Alzera berbalik dan berjalan ke arah utara menuju kelas nya meninggalkan Zaiden yang kini menatap punggung cewek itu yang semakin menghilang. Untung saja kelas nya free kali ini karena guru yang seharusnya mengajar tiba-tiba sakit jadi ia bisa menggunakan waktu itu untuk belajar.

Zaiden berjalan menuju perpustakaan. Di lorong sangat sepi, jelas saja semua siswa tengah belajar. Ia masuk ke dalam perpustakaan ketika sudah sampai di depan pintu perpustakaan. Di dalam perpustakaan tidak ada siapa-siapa. Hanya ia sendiri, bahkan penjaga perpustakaan pun tidak ada.

ALZERA DAN SEMESTANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang