5. OSIS dan Olimpiade

55 1 0
                                    


Usahain komen di setiap paragraf biar aku semakin semangat update nya.

Selamat membaca cerita Alzera dan
Semestanya

***

Keesokan hari nya, Alzera hendak membuka pintu ruang OSIS tapi kegiatan nya itu terhenti ketika Bu Gendis, guru BK memanggil nya.

"Alzera!" panggil Bu Gendis.

"Iya bu?" Alzera menoleh.

"Ibu cuma mau kasih info kalo untuk Olimpiade sains ada perubahan, peserta Olimpiade setiap sekolah nya perwakilan 2 orang. Jadi kamu dan Zaiden tidak usah bersaing, kalian partner sekarang. Jangan lupa beri tahu Zaiden juga ya," kata Bu Gendis yang diangguki Alzera.

"Baik bu."

"Yasudah kalo gitu, ibu pamit ya." Alzera tersenyum, Bu Gendis pergi meninggalkan Alzera. Lalu Alzera masuk ke dalam ruang OSIS, ia menghampiri Mayra dan Alfa yang tampak sedang membereskan beberapa dokumen di meja. Cewek itu duduk di depan mereka sambil mengamati Mayra dan Alfa teliti.

"Lo ngapain liatin kita kayak gitu?" tanya Mayra sambil tangan nya memasukkan dokumen ke dalam map.

"Gapapa, Zaiden kemana?"

Mayra mengangkat bahu nya tak tahu.

"Tadi bilang nya di perpustakaan." sahut Alfa.

"Ada apaan sih?" ujar Mayra.

"Ada yang mau gue sampaikan soal olimpiade sains," kata Alzera. "Katanya tahun ini bisa dua orang peserta dari tiap sekolah jadi gue sama Zaiden nggak perlu bersaing. Karena emang udah pasti gue sama dia peserta nya."

"Bagus dong kalo gitu!" sahut Mayra.

"Btw Papa gue katanya mau pindahin sekolah gue karena ada project di luar kota, secara kasar dia mau gue homeschooling lagi. Apalagi alasan nya kalo bukan karena kerjaan."

"Terus lo mau?" tanya Mayra.

"Ya kali!" jawab Alzera cepat. "Lo tau kan gue mau ngorbanin apapun demi olimpiade. Lagian kalo gue boleh milih gue lebih milih ikut olimpiade aja dan jadi orang biasa kayak kalian nggak perlu syuting atau apapun itu."

"Emang Om Arsenio nggak pernah berubah, tapi emang Tante Aileen nggak ngebela lo gitu?" tanya Mayra.

"Lo kan tau, Mama nggak bisa bantah kalo Papa udah buat keputusan. Tapi gue ada sedikit kecurigaan, karena beberapa uang yang gue dapet dari project film atau iklan selalu kurang dari biasanya nggak mungkin kan kalo Papa gue ngambil sebagian uang nya?" gumam Alzera.

"Kayak nya Om Arsenio nggak sejahat itu deh!" balas Mayra.

"Iya juga sih, apa perasaan gue aja ya?" Alzera tampak bingung. Ini semua terasa mengganjal tapi apa mungkin Papa nya sejahat itu?

Beberapa anak OSIS terlihat masuk ke dalam ruangan, Alzera yang merasa tak nyaman segera berpamitan dari situ. "May, Al gue ke perpustakaan dulu ya nyusul Zaiden belajar buat Olimpiade. Kalian juga kayaknya mau rapat."

Mayra dan Alfa mengangguk. Alzera lantas beranjak berdiri dari duduknya lalu keluar dari ruang OSIS. Jika ada yang bertanya kenapa siswa pintar dan populer seperti Alzera tidak masuk menjadi anggota OSIS saja, jawaban nya hanya satu. Yaitu ia tidak diizinkan oleh orang tua nya mengikuti organisasi di sekolah nya karena takut tidak bisa membagi waktu antara sekolah dan pekerjaan. Ya, mau bagaimana lagi keluarga Clarke memang seperti itu.

ALZERA DAN SEMESTANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang