30. Terbiasa

20 2 0
                                    


Jangan lupa follow:

@zaqluby_
@alzeraclarke
@zaidenvalentino
@anggaracakep_
@mayra.aurstlla10
@alfarezikavindraa
@oliviacthr_
@devandraart

Jangan lupa vote di bagian pojok kanan bawah.

Jangan lupa juga komen di setiap paragraf nya.

Selamat membaca cerita Alzera dan Semestanya

***

Terik matahari seperti berada di atas kepala, upacara hari Senin sudah selesai dilaksanakan 10 menit yang lalu. Kini hanya tersisa siswa-siswi SMA Angkasa yang datang terlambat yang ada di lapangan. Mereka berdiri di tengah lapangan dengan wajah menunduk, tepat di hadapan mereka ada 3 orang anggota OSIS yang senantiasa hadir.

"Tulis nama dan kelas yang telat, May."

Mayra mengangguk mendengar perintah Alfa, ia berjalan ke depan satu persatu siswa sambil menanyakan nama dan kelas mereka. Langkah Mayra terhenti ketika berdiri di hadapan Alzera. Gadis itu terdiam menatap sahabatnya yang datang terlambat untuk pertama kalinya.

"Gapapa tulis aja May," ujar Alzera seolah tau apa yang ada di pikiran Mayra.

Mayra menarik nafas nya gusar, "sorry.." ujarnya lalu menuliskan nama Alzera dalam daftar hitam siswa bermasalah.

Mayra berjalan maju berdiri di hadapan Anggara, menulis nama Anggara untuk yang kesekian kalinya. Saat Mayra sedang menulis, Zaiden dan Alfa berjalan menghampiri Mayra.

"Udah semua?" tanya Zaiden yang diangguki Mayra.

Alzera mencoba mengangkat wajahnya menatap Zaiden, Mayra, dan Alfa secara bergantian. Mayra tersenyum hangat pada Alzera, saat mata nya bertemu dengan mata Zaiden ada rasa sesak di dada nya. Tatapan teduh pemuda itu kini sudah menemukan pemiliknya, dan itu bukan dirinya. Melainkan sahabatnya, Alzera menatap Zaiden dan Mayra secara bergantian lalu beralih menatap Alfa. Pemuda itu hanya menatap nya datar tanpa ekspresi.

"Untuk yang telat lari keliling lapangan 10 putaran baru kembali ke kelas," suara Alfa mengintrupsi.

Anggara hendak kabur, Alzera dengan cepat menahan tangan Anggara sambil menggeleng.

"Cepat, sekarang!"

Siswa lain tampak langsung mengikuti perintah Alfa, berlari keliling lapangan. Anggara berdecak lalu mulai berlari mengikuti yang lain. Alzera menatap Alfa yang hanya menatap nya dingin sambil menggerakkan bola mata nya memerintahkan nya agar segera berlari mengikuti yang lain.

"Kalo lo nggak kuat bilang aja," kata Zaiden. Alzera menatap Zaiden lalu mengangguk pelan, ia mulai mengikuti langkah Anggara untuk berlari mengelilingi lapangan.

Alfa menatap para siswa yang tengah menjalani hukuman nya, ia beralih menatap Zaiden. "Zai tolong pantau dulu, gue dipanggil Bu Diana."

Zaiden mengangguk. Alfa pergi dari lapangan menyisakan Zaiden dan Mayra yang tengah memantau para siswa yang tengah berlari. Zaiden menoleh menatap Mayra yang berdiri di samping nya. Pemuda itu tersenyum, "panas nggak?" tanya nya.

ALZERA DAN SEMESTANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang