43. Zaiden vs Anggara

26 1 0
                                    

Jangan lupa follow:

@zaqluby_
@alzeraclarke
@zaidenvalentino
@anggaracakep_
@mayra.aurstlla10
@alfarezikavindraa
@oliviacthr_
@devandraart
@keysahasley

Jangan lupa vote di bagian pojok kanan bawah.

Jangan lupa juga komen di setiap paragraf nya.

Selamat membaca cerita Alzera dan Semestanya

***

Pagi hari, semburat cahaya matahari berhasil masuk melalui celah-celah jendela kamar. Hujan yang singgah semalam membuat udara pagi ini menjadi lebih sejuk. Ya, semalam hujan tepat saat Alzera dan Anggara balik ke villa. Dengan semua harapan di pagi ini, semoga saja hari ini lebih baik dari hari kemarin.

Semoga saja perasaan Anggara lebih baik pagi ini, semalam ia bisa melihat jika perasaan cowok itu tampak sedang tidak baik-baik saja. Bahkan saat perjalanan pulang ke villa pemuda itu tidak banyak bicara dan lebih memilih diam.

Alzera turun dari kasur lalu pergi ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya lalu bergegas turun ke bawah untuk sarapan. Semuanya sudah ada disana, kecuali Anggara. Sang pemilik malah belum terlihat batang hidungnya.

Alzera memutuskan untuk duduk di samping Keysa dan di samping Zaiden. "Gara mana?" tanya Mayra.

"Tadi belum bangun," sahut Zaiden.

Anggara berjalan menghampiri mereka semua dengan mata sembabnya. Cowok itu duduk di samping Alfa tanpa memperdulikan tatapan mereka semua.

"Gar lo gapapa? Mata lo sembab gitu," tanya Mayra.

"Gapapa, ayo kita makan!" ujar Anggara lalu meraih nasi goreng pada piringnya.

"Serius lo gapapa? Lo kalo mau-"

"Gue gapapa May," potong Anggara cepat membuat Mayra terdiam. Mereka semua tampak menatap Mayra lalu menatap Anggara.

"Yaudah ayo makan abis ini kita kerjain tugas," ujar Alfa meraih nasi goreng itu. Ia berusaha memecah keheningan walau nyatanya rasa hening tetaplah ada. Mereka semua memakan sarapan itu dengan lahap. Situasi ini sangat canggung, sudah dua kali mereka makan dengan hening seperti ini. Tidak ada obrolan atau canda tawa.

Setelah selesai sarapan mereka berkumpul di ruang tamu. Dibagi kelompok agar bisa lebih cepat selesai mengerjakan tugasnya. Kelompok 1 berisi Alfa, Kesya, Anggara yang tugas nya membuat proposal. Sedangkan kelompok 2 yang berisi Zaiden, Alzera, dan Mayra membuat power point.

Mereka semua memulai tugasnya masing-masing. Walau di awal Alzera dan Mayra sempat bertengkar karena perbedaan pendapat tapi akhirnya mereka bisa akur saat salah satu ada yang mengalah. Dan yang pasti orang itu bukanlah Alzera. Pendapat Mayra tentang warna power point tentu ditentang habis-habisan oleh Alzera dan Zaiden. Mayra memilih warna yang terlalu terang untuk tema yang cenderung tenang seperti abu dan putih.

"Lo buat tugas sendiri aja sana kita ini kelompok harus ngikutin semua anggota bukan lo doang," kata Alzera. "Kalo lo masih mau kita ngikutin kemauan lo doang nama lo nggak gue tulis disini, jangan egois jadi orang."

Mayra mencebikkan bibirnya kesal. Ia menatap yang lain yang tampak menatapnya. "Iya deh iya gue ngikut yang lain aja."

"Gitu kek dari tadi susah amat," ujar Alzera sambil tangan nya menari-nari di atas keyboard.

ALZERA DAN SEMESTANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang