13. Gelang

26 1 0
                                    

Jangan lupa follow:

@zaqluby_
@alzeraclarke
@zaidenvalentino
@anggaracakep_
@mayra.aurstlla10
@alfarezikavindraa
@oliviacthr_
@devandraart

Jangan lupa vote di bagian pojok kanan bawah.

Jangan lupa juga komen di setiap paragraf nya.

Selamat membaca cerita Alzera dan Semestanya

***


Anggara masuk ke dalam rumah nya, ia berjalan sambil menenteng tas nya. Di meja makan sudah ada Elina dan Ivander yang tampak menatap Anggara. Mencoba mengabaikan orang tua nya, Anggara berniat untuk langsung menaiki tangga menuju kamar nya. Tapi harapan nya itu pupus ketika mendengar Elina memanggil nya. "Anggara kamu sudah pulang? Ayo makan dulu sini kamu pasti lapar."

Mendengar ucapan Elina membuat Anggara tak bisa menolak walaupun ia tau kini Ivander tengah menatap nya tajam. Anggara berjalan mendekati meja makan dan duduk di samping Elina.

"Masih punya muka kamu untuk pulang ke rumah dan makan satu meja sama saya?!" kata Ivander.

"Pa udah dong Anggara baru pulang jangan langsung dimarahin gitu kasian," ujar Elina.

"Diem kamu! Nggak becus ngurus anak, pantes aja anak nya jadi manja," balas Ivander.

"Papa boleh marahin Anggara kayak biasa tapi jangan bilang Mama nggak becus ngurus Anggara. Ini semua salah Anggara bukan Mama," sahut Anggara dengan wajah yang tertunduk.

"Bagus kalo kamu mengakui kamu itu salah. Kamu pikir Papa nggak tau kalo nilai kamu masih saja di bawah. Tapi emang cocok posisi kamu di bawah karena sampai kapanpun kamu nggak akan pernah bisa berhasil!" kata Ivander.

Berbagai hinaan, cacian sudah biasa ia terima akhir-akhir ini. Anggara meremat baju nya kasar. Ia ingin sekali berteriak atau mengatakan jika ia lelah menghadapi sikap Ivander yang setiap hari nya semakin menjadi-jadi.

Prang!

Sebuah piring plastik sukses mendarat ke kepala Anggara yang membuat cowok itu memejamkan mata nya menahan emosi nya. Ia merasakan rahang nya basah, sudah pasti terluka lagi. Tanpa mengucapkan satu patah kata pun, Anggara bangkit berdiri dan menuntun Elina agar ke kamar nya.

"Mau kemana kalian? Bisa nya kabur nggak tau diri ya. Harusnya pembunuh seperti kalian sudah saya usir dari rumah ini biar kalian jadi gelandangan sekalian."

Ucapan Ivander membuat Anggara dan Elina menghentikan langkah nya tapi ia kembali melanjutkan langkah nya menaiki tangga. Di lantai atas Anggara segera menyuruh Elina masuk ke kamar nya. Memang sudah puluhan tahun Elina dan Ivander menikah, tapi mereka tidak pernah satu kamar. "Mama masuk kamar ya langsung dikunci. Apapun yang terjadi Mama nggak boleh buka pintu nya."

Elina mengangguk lalu masuk ke dalam kamar nya. Setelah memastikan Elina mengunci pintu kamar nya, Anggara segera masuk ke dalam kamar nya dan mengunci pintu nya. Ia melepas sepatu nya dan melempar tas nya ke kasur. Anggara duduk di kursi meja belajar nya. Ia menghela nafasnya lalu menatap bayangan diri nya yang ada di komputer mati. Anggara meraih obat yang ada di laci nya lalu mengoleskan nya perlahan pada rahang nya yang terluka.

ALZERA DAN SEMESTANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang