ꗃ:: 001 ❜

1.4K 106 9
                                    

Natala duduk disofa sambil menatap kagum sekelilingnya. Rumah yang begitu besar, ah tidak ini seperti istana menurutnya. Namun anehnya dia sama sekali tidak ada melihat kedua orang tua Javier. Tempatnya pun begitu sepi menurutnya.

Javier baru saja turun dari atas yang kini hanya memakai kaos hitam polos, bersamaan dengan itu beberapa pelayan datang menyiapkan makanan dihadapan Natala.

"Makanlah dulu, aku tahu kau pasti lapar." Ujar Javier setelah sampai dihadapan Natala. Lalu dirinya mendudukkan disampingnya.

"Aku ingin pulang, kenapa kamu membawaku kesini?" Tanya Natala namun tidak digubris oleh Javier. Javier sibuk dengan makanan miliknya. Natala hanya memperhatikan, sejujurnya sedari siang dia belum makan sama sekali.

"Masalah apa yang membuatmu ingin mengakhiri semua ini?" Sontak Natala mendongak begitu Javier bertanya.

"Hah? Itu.. tidak apa-apa, masalah pribadiku." Jawab Natala, Javier menolehkan kepalanya kecil.

"Kau tidak boleh melakukan hal itu lagi, tuhan memberikan masalah ini karena dia tau kau kuat. Kau harus bisa menghadapinya, kau hebat." Javier menepuk pundaknya Natala pelan. Natala hanya terdiam menatapnya.

Javier yang ditatap seperti itu hanya menghela nafasnya, dia mengambil salah satu lauk disana lalu memasukkan paksa pada mulut Natala.

"Makanlah, setelah makan aku akan menghantarkan mu pulang." Ujar Javier lalu melangkahkan dirinya duduk dibawah untuk bermain game.

Natala mengambil daging dimulutnya itu dengan senyuman tipis lalu mengunyahnya perlahan dan mulai memakan makanan yang lain karena perutnya terus-terusan memberontak ingin diisi.

Setelah Natala cukup kenyang dengan makanannya dia berdiri dan duduk disamping Javier yang sedang sibuk bermain game.

"Aku sudah selesai makan, ayo antarkan aku pulang." Javier berdehem dengan pandangan tetap fokus pada layar besar didepannya. Natala hanya cemberut tetap diam ditempatnya.

Setelah Javier memenangkan game nya dia menoleh pada Natala yang saat itu keduanya saling bertatapan. Javier mengusap ujung bibir Natala dengan ibu jarinya saat ada sisa makanan disana membuat Natala berkedip polos.

"Aku akan antarkan kamu pulang." Javier berdiri mengambil jaket kulit yang sebelumnya dia berikan pada Natala dan melemparkannya pada Natala.

"Pakai kembali, angin malam tidak baik." Ujar Javier lalu mengambil kunci motor dan melenggang pergi. Natala memakai jaketnya lalu berlari untuk menyusul Javier.

Javier mengantarkan Natala ke rumahnya tentu dengan arahan Natala sendiri.

"Terimakasih." Natala membuka jaketnya dan memberikan kembali pada Javier. Melambaikan tangannya lalu membuka gerbangnya lalu masuk ke dalam rumahnya.

Javier memakai kembali jaketnya dan membawa motornya ke markas dimana teman-temannya berada.

"Nah, ini pelaku melarikan diri tadi." Sahut Max membuat semua teman-temannya menoleh begitu melihat Javier yang baru sampai.

"Diamlah kalian." Javier duduk disofa lalu menyandarkan punggungnya dengan memejamkan matanya. Dia membuka matanya saat merasakan ada seseorang yang merangkulnya.

"Siapa gadis tadi? Kau mendapatkannya darimana?" Tanya Harry sambil menaik turunkan alisnya.

"Kau harus menceritakan pada kami!" Javier merotasikan bola matanya malas. Lalu dia menceritakan mengenai kejadian sebelumnya.

"Wah, baru pertama kali ketua kita menolong seorang gadis bukan?" Sahut Michael sontak semua mengangguk.

"Apa yang membuatmu ingin membantunya?" Tanya Harry yang masih setia merangkul Javier.

(✓) Innocent | nomin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang