ꗃ:: 024 ❜

495 54 0
                                    

"WTF?! KAU BARU MENGATAKANNYA SEKARANG?!" Pekik Harry yang baru saja mendengar cerita Javier mengenai hubungannya sekarang dengan Natala.

"Memangnya kenapa? Natala yang meminta padaku untuk merahasiakannya dulu." Ucap Javier. Harry melipat tangannya didada menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Kalau begitu kau harus mentraktir kami." Sahut Michael tertawa kecil. Semua anggota Demone mengangguk setuju. Javier menghela nafasnya berat.

"Baik, apa yang kalian mau?" Tanya Javier. Harry sudah tersenyum jahil menatap Javier. Yang ditatap hanya merotasikan bola matanya malas.

"Apa yang kau mau Harry?" Javier menatap Harry. Harry tertawa kecil menatap Jimmy disampingnya dan menyenggolnya.

"Belikan pacarku mobil Ferrari, bagaimana?" Harry menaik turunkan alisnya. Javier membulatkan matanya melempar bantal sofa tepat mengenai wajah tampan Harry.

"Bodoh, itu pacarmu. Mengapa aku yang harus membelikannya? Tidak ada tidak ada." Tolak Javier mentah-mentah. Harry yang cemberut segera mendekati Javier dan bergelayut manja ditangannya.

"Ayolah Javier, hanya itu saja permintaanku. Pacar aku terus merengek padaku ingin mobil Ferarri." Ujar Harry yang sama sekali tidak digubris oleh Javier. Max tertawa kecil melihat keduanya.

"Bukankah pacarmu adik kelas yang dianggap polos itu? Aku tidak tahu jika dia bisa meminta hal seperti itu." Celetuk Max.

"Aku menjadi meragukan kepolosannya. Tidak mungkin seseorang yang jika benar-benar polos akan meminta hal seperti itu." Timpal Steven. Javier mengangguk setuju dengan ucapan keduanya. Dia melepas paksa Harry dari badannya.

"Sana kau pergi, jika meminta barang kau harus tau diri bodoh." Javier berdiri memakai jaketnya membuat semua orang menatapnya bingung.

"Apa yang kalian lihat? Kalian tidak ingin datang ke rumahku?" Sontak semua anggota Demone segera memakai jaketnya menyusul Javier yang sudah pergi lebih dulu.

Jika anggota Demone bisa menerimanya dengan baik, berbeda dengan Carrie yang sulit menerima fakta tersebut. Natala menghela nafas kecil. Dia berjalan mendekati Carrie yang mendiaminya semenjak dia bercerita.

"Carrie, aku minta maaf. Aku benar-benar yakin bahwa Javier orang yang baik tidak ada yang perlu kamu khawatirkan." Ujar Natala untuk yang kesekian kalinya meyakinkan Carrie. Carrie menoleh.

"Jika dia melukai kamu bagaimana? Kau tahu bukan bahwa dia adalah ketua gang motor. Perkelahian tidak akan jauh-jauh dari nya, aku tidak ingin terjadi sesuatu padamu." Kata Carrie. Natala tersenyum tipis, dia menarik pundak Carrie agar menghadapnya.

"Tidak apa-apa, kamu tidak perlu khawatir. Aku akan selalu aman bersama Javier, terimakasih telah mengkhawatirkan aku." Carrie menghela nafas berat.

"Aku tidak bisa berbuat apapun lagi, jika ada masalah diantara kalian jangan sungkan untuk bercerita padaku. Aku akan selalu membantu sebisaku." Ujar Carrie. Natala tersenyum dan mengangguk.

"Tentu saja! Aku akan selalu mengingatnya." Jawab Natala lalu memeluk Carrie begitu erat. Dia begitu beruntung bisa bertemu dengan seseorang yang begitu baik dan perhatian seperti Carrie.

ー 🏴‍☠️ ー

Semenjak status keduanya berubah, Javier begitu posesif pada Natala. Kemanapun Natala pergi pasti Javier akan ikut. Disitu ada Natala disitu juga ada Javier. Javier benar-benar tidak mengijinkan Natala jika harus kemanapun sendirian kecuali dengannya atau Carrie seperti saat ini Javier begitu keras kepala akan menunggu Natala didepan toilet wanita.

"Javier astaga, kau bisa menunggu dikantin saja bersama teman-temanmu." Javier tetap menggeleng masih setia berdiri ditempatnya.

"Sudah cepat Natala, aku akan menunggu disini. Jika kamu menyuruhku pergi terus menerus aku akan nekat masuk ke dalam." Ucap Javier penuh penekanan. Natala mendengus kasar akhirnya masuk ke dalam toilet.

Setelah Natala selesai dengan aktivitasnya dia berjalan ke wastafel untuk mencuci tangan. Tak lama pintu sebelah terbuka menampilkan Liana yang berjalan ikut mencuci tangan disamping Natala.

"Aku tidak tahu jika Javier bisa begitu peduli pada gadis sepertimu." Celetuk Liana tersenyum remeh. Sontak Natala mendongak menatap Liana dari pantulan cermin.

"Namun dengan adanya Javier sama sekali tidak membuat aku takut, aku tetap akan mengganggumu. Tak akan biarkan kamu bahagia." Ucap Liana yang juga sama menatap Natala dari pantulan cermin. Natala mematikan keran air lalu menolehkan kepalanya menatap Liana secara langsung.

"Mengapa kamu ingin merebut kebahagiaan aku? Apa kau tidak mempunyai kebahagiaan hingga merebut kebahagiaan orang lain?" Liana tersenyum miring.

"Aku hanya tidak ingin melihat kamu bahagia, karena semua kebahagiaan aku telah direbut olehmu." Natala mengepalkan tangannya sebelum akhirnya dia memilih pergi meninggalkan toilet.

"Lama sekali kamu-" ucapan Javier terpotong begitu melihat Natala yang keluar dengan mata berkaca-kaca.

"Hei, ada apa?" Tanya Javier menarik Natala untuk didekatnya. Natala menggelengkan kepala yang tak lama dari itu pintu toilet terbuka. Liana baru saja keluar dia sempat berhenti memperhatikan Javier dan Natala.

Javier yang mengerti alasan apa yang terjadi pada Natala segera membawa Natala pergi. Dia membawa Natala ke taman belakang, yang awal niatnya mereka akan ke kantin gagal.

"Sudah tidak apa-apa, ada aku disini." Javier menarik Natala ke dalam dekapannya. Tangannya terangkat mengusap punggung Natala lembut. Inilah yang Javier maksud tidak ingin meninggalkan Natala sendirian, sudah cukup yang dijembatan itu adalah yang terakhir.

Javier juga cukup sadar diri, dia anak gang motor yang merasa cukup tidak pantas berpacaran dengan gadis seperti Natala. Apalagi mengingat dirinya mempunyai musuh, Javier tidak ingin terjadi sesuatu pada Natala.

"Kapan Liana akan menyadari semuanya?" Natala melepaskan pelukannya. Javier menunduk menatap Natala lalu mengusap jejak air matanya.

"Kau harus melawannya." Kata Javier. Sontak Natala mendongak membalas tatapan Javier dengan wajah kebingungan. Javier yang mengerti hanya tersenyum.

"Jangan biarkan seseorang merebut kebahagiaan kamu, lawan dia dengan cara buatlah dirimu semakin bahagia. Tunjukkan padanya, bahwa apapun yang dia lakukan padamu tidak akan berpengaruh sedikitpun." Ujar Javier mengusap lembut pipi Natala. Dia mengambil nafas sebelum melanjutkan ucapannya.

"Jika kamu terus bersedih, dia akan semakin merasa senang karena berhasil dengan rencananya. Jangan pernah tunjukkan sisi lemahmu pada orang-orang seperti itu, itu akan membuatmu lebih mudah untuk ditindas." Natala menundukkan kepalanya tangannya bergerak memainkan jari-jarinya.

"Aku tidak tahu harus bagaimana, tidak bisa untuk aku melakukannya." Ucap Natala. Javier kembali menarik Natala ke dekapannya.

"Kamu pasti bisa, aku akan membantumu. Kamu juga mempunyai Carrie, dia sudah tentu bisa membantu kamu juga. Jangan berkata tidak bisa sebelum mencobanya." Natala mengangguk ragu. Dia membalas pelukan Javier dengan erat.

Natala tidak ingat kapan terakhir dia merasakan sebuah pelukan hangat. Dan kali ini dia bisa merasakannya berkat Javier dan Carrie. Lagi-lagi Natala ingin sekali berterimakasih pada tuhan yang telah memberikan padanya seseorang yang bisa menjadi tempat untuknya bersandar. Didunia ini banyak yang begitu peduli padamu.

Tuhan itu baik, dia tahu kapan kamu harus bahagia. Jangan pernah menyalahkan Tuhan atas segala penderitaan yang kamu rasakan. Karena percayalah dibalik itu semua Tuhan sudah menyiapkan hal yang baik padamu. Jika diberi masalah, lihatlah sisi positifnya baik-baik. Tuhan tidak mungkin memberikan sebuah masalah tanpa tujuan kepadamu.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ𖥻TBC

(✓) Innocent | nomin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang