Saat ini Natala menghabiskan waktunya didekat danau sambil menikmati waktu sendirinya. Menghirup udara segar dengan pemandangan hijau-hijau rumput yang memanjakan mata.
Dia menoleh saat melihat ada seseorang yang tiba-tiba duduk disampingnya.
"Hai." Sapanya sambil tersenyum, Natala membenarkan kacamata dan hanya membalas senyuman itu tanpa menjawab sapaannya.
"Kau tidak mengenaliku?" Tanyanya saat melihat Natala yang diam.
"Kamu Michael bukan?" Michael mengangguk.
"Kita satu kelas tapi tidak pernah saling bicara." Ujar Michael. Natala tetap diam pandangannya kembali menghadap ke depan.
"Kau sedari tadi diam saja, coba katakanlah sesuatu." Michael menyenggol kecil pundak Natala.
"Ah, aku tidak tahu harus berbicara apa." Jawab Natala sambil tersenyum canggung. Michael tersenyum tipis lalu menggeser tubuhnya lebih dekat dengan Natala.
"Kau tahu Javier? Dia adalah temanku. Aku sedikit heran akhir-akhir ini sepertinya dia sering membicarakan dirimu." Ungkap Michael sambil ikut memandangi danau didepan.
Tak lama Harry datang diantara mereka sambil merangkul Michael.
"Ada apa ini? Jangan-jangan kau akan menikung temanmu sendiri?" Tanya Harry memicingkan matanya."Sembarangan! Aku sedang membicarakan Javier." Michael memukul kepala Harry hingga keluar ringisan dari sang pemilik kepala.
"Oh ya Nat, Javier sudah melakukan apa saja padamu?" Tanya Harry sambil menurun naikan alisnya. Natala terkejut menatap Michael dan Harry bergantian.
"Hah? Tidak melakukan apa-apa."
Harry berpindah duduknya dihadapan Natala. Memicingkan mata menatap Natala begitu intens membuat Natala bergerak tidak nyaman.
"Apa yang kau lakukan?" Tanya Michael yang mengerti bahwa Natala sedang tidak nyaman.
"Benar-benar berbeda." Gumam Harry yang masih bisa didengar oleh Natala dan Michael.
"Maksudmu?" Tanya Michael kembali dengan kening berkerut. Kali ini Harry menoleh ke arah Michael.
"Natala benar-benar beda, saat malam dimana Javier menolongnya dengan sekarang." Ujar Harry.
ー 🏴☠️ ー
Javier baru saja sampai disekolah bersama teman-temannya. Max berjalan disamping Javier namun tiba-tiba pundak Max ditabrak oleh seorang gadis.
Max sempat menatap gadis itu yang bukannya dia meminta maaf tapi justru dengan santai melanjutkan langkahnya tanpa sepatah katapun. Dengan cepat Max mencekal lengan gadis itu membuat gadis itu kembali menoleh.
"Kau tidak ingin minta maaf?" Tanya Max. Gadis itu diam sambil mengangkat satu alisnya.
"Maaf, aku tidak sengaja." Ucap gadis itu singkat lalu menghempaskan tangan Max kasar dan melenggang pergi.
"Siapa dia?" Tanya Hugo berpindah berjalan ke samping Max. Max menggelengkan kepalanya lalu melanjutkan langkahnya diikuti teman-temannya dibelakang.
Setelah beberapa waktu jam pelajaran terlewati, kini sudah waktunya untuk murid-murid beristirahat.
"Siapa gadis itu sebenarnya." Gumam Max sambil terus memperhatikan gadis yang menabraknya tadi pagi. Gadis itu sedang memakan makanannya sendirian dengan santai.
Javier yang mendengar Max, pandangannya ikut tertuju pada gadis yang sedang Max perhatikan.
"Kau menyukainya?" Tanya Javier membuat Max terkejut.
"Oww, Max menyukai seseorang?" Sahut Harry yang mendengar mereka berdua.
"Dia Carrie." Ucap Jack yang diam-diam memperhatikan Max. Max yang mendengar sontak menoleh.
"Kau tahu darimana?" Tanyanya.
"Hanya tau saja, aku akan pergi ke toilet." Jack berdiri dan memasukkan kedua tangannya ke dalam saku lalu pergi dari kantin menuju ke toilet.
Saat Jack keluar dari toilet dia melewati perpustakaan. Dari jendela perpustakaan langkahnya terhenti saat dirinya tidak sengaja melihat Natala yang sibuk membaca buku didalam.
Jack terkejut saat dirinya tertangkap basah tengah memperhatikan Natala. Dengan segera dirinya melanjutkan langkahnya pergi.
Natala pulang cukup malam hari ini, karena sempat ke perpustakaan kota untuk mencari beberapa buku karena tugas dari guru. Sebelumnya dia sudah mencari diperpustakaan sekolah namun tidak ada hingga dia memutuskan untuk ke perpustakaan kota.
Dia berhenti begitu melihat beberapa pria sedang berkumpul yang tak jauh dari sana. Natala sempat kebingungan apakah dia harus melanjutkan langkahnya atau putar balik. Namun jika putar balik dia harus kemana?
Natala melihat gadis yang usianya seperti tak jauh darinya. Dia harus menggunakan kesempatan ini, dengan cepat Natala berjalan didekat gadis itu agar bisa melewati gerombolan pria itu bersamaan.
Tapi pada nyatanya semua tidak sesuai dugaannya, dia tetap berhasil di cegat oleh salah satu pria disana. Natala memberontak saat dirinya ditarik paksa.
"Lepaskan aku!" Sentak Natala sambil mencoba melepaskan cekalan pria itu pada pergelangan tangannya.
Dia berhasil melepaskan tangannya lalu dengan cepat berlari. Namun ternyata pria itu larinya lebih cepat hingga dia tidak fokus ke depan dan terjatuh.
Pria itu membawa sebuah balok kayu hendak memukul Natala. Natala memejamkan mata erat, menutupi kepala dengan tangannya namun setelah beberapa lama dia tidak merasakan apapun.
Saat membuka matanya, gadis yang sebelum bersamanya itu sedang berkelahi dengan pria tersebut. Natala membulatkan matanya saat ada seorang pria diam-diam dari belakang gadis itu hendak memukulnya. Dia segera berlari menarik gadis itu menghindar.
Saat tiba-tiba dirinya ditarik gadis itu sempat terkejut, lalu menendang selangkangan pria itu dan menarik Natala melarikan diri. Kali ini keduanya berhasil melarikan diri dari kumpulan pria itu.
"Terimakasih telah menolongku." Ucap Natala tersenyum ramah sambil memperhatikan gadis itu yang menurutnya sangat tidak biasa. Bagaimana tidak biasa penampilannya seperti seorang anak laki-laki.
"Tidak, aku juga berterimakasih padamu." Jawab gadis itu yang ternyata walaupun seperti laki-laki dia sangat ramah pada Natala.
"Aku Carrie, siapa namamu?" Lanjut gadis itu sambil mengulurkan tangannya. Natala sempat ragu namun akhirnya dia menerima uluran itu.
"Natala, senang berkenalan denganmu." Gadis bernama Carrie itu mengangguk.
"Apa yang kau lakukan hingga pulang malam-malam seperti ini?" Carrie membuka obrolan.
"Ah, aku sempat pergi ke perpustakaan." Jawab Natala.
"Lain kali jangan terlalu pulang larut malam, ngomong-ngomong ingin bertukar nomor?" Carrie menyodorkan ponselnya.
Natala sempat tersentak begitu Carrie tiba-tiba meminta nomornya. Karena jarang sekali ada seseorang yang meminta nomornya jika bukan mengenai pelajaran.
"Kau tidak mau?" Carrie sempat akan memasukkan kembali ponselnya namun langsung ditahan oleh Natala.
"Boleh, tentu saja boleh." Natala mengambil ponsel itu lalu menuliskan nomornya disana. Dan kembali memberikannya pada Carrie setelah selesai.
"Kalau begitu sekarang kau segeralah masuk ke dalam rumah, ini sudah larut." Ujar Carrie sambil memasukan kembali ponsel ke dalam saku jaket kulitnya.
"Lalu bagaimana denganmu?"
"Tidak apa-apa, aku akan baik-baik saja." Jawab Carrie mendorong perlahan badan Natala agar segera masuk.
"Selamat malam!" Carrie melambaikan tangannya lalu melenggang pergi. Natala ikut melambaikan tangannya tersenyum tipis lalu segera masuk ke dalam rumahnya.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ𖥻TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
(✓) Innocent | nomin
Teen Fiction┈┈ Javier, berkepribadian kuat dan penuh keberanian, telah menjadi figur yang dikenal luas sebagai "The King of Racing" yang tak terkalahkan dalam setiap balapan sebagai ketua gang motor Demone. Namun, segala hal itu berubah saat dia menemukan seora...