ꗃ:: 039 ❜

369 29 4
                                    

Rumah itu tampak begitu kosong dan sepi. Sedari tadi Natala terus memperhatikan rumah itu dari depan pagar dengan tatapan sendu. Javier mendengus kasar yang berada disampingnya, dia berjalan mendekat dan memegang pundak Helena.

"Kita pulang," kata Javier yang namun tidak digubris oleh Natala. Javier menarik tangan Natala untuk dibawanya agar segera naik ke motor. Namun Natala masih terpaku berdiri ditempatnya membuat Javier mengerutkan keningnya.

"Aku ingin disini sebentar lagi, Javier." Ucap Natala. Entah sudah ke berapa kali Natala mengatakan itu kepada Javier

"Kita sudah hampir 2 jam disini, apa yang kamu tunggu? Liana saja bahkan tidak pernah peduli padamu." Ujar Javier geram.

Natala menolehkan kepalanya perlahan pada Javier dan menghempaskan tangannya kasar pada genggaman Javier. "Kau bisa pulang sendiri," jawab Natala. Javier lagi-lagi tidak mengerti apa yang sedang dipikirkan oleh Natala hingga begitu keras kepala ingin tetap disini.

"Pergi Javier," Natala mengulangi ucapannya. Hal itu yang sama sekali tidak mungkin Javier lakukan, meninggalkannya dia sendiri disini? Sepertinya Javier sudah kehilangan akal jika melakukan itu.

"Aku tidak mungkin melakukan hal itu." Balas Javier lalu berjalan ke arah motornya lalu duduk diatas jok motor dengan pandangan yang tak lepas dari Natala.

Mungkin karena merasa tidak enak juga, Natala akhirnya berjalan mendekati Javier dengan ekspresi yang masih terlihat begitu sedih. Javier menarik Natala ke dalam dekapannya dan mengusap punggung Natala. "Apa yang sebenarnya kamu pikirkan?" Tanya Javier lembut.

Natala hanya menggelengkan kepalanya tidak menjawab apapun. Dia melepaskan pelukannya perlahan. "Sekarang kita pulang." Ucapnya lalu mulai menaiki motor Javier. Dengan segera Javier mengubah posisi duduknya lalu segera membawa motornya pergi dari perkarangan rumah Liana.

Javier terkejut saat diperjalanan Natala terus menepuk pundaknya dan memanggilnya hingga Javier harus memberhentikan lebih dulu motornya. "Javier! Disana ada Liana. Aku mau turun, kamu tunggu disini." Ucap Natala lalu segera turun menuju sebuah taman yang tak jauh tanpa persetujuan dari Javier.

"Dasar gadis itu," gumam Javier menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia mencari tempat yang pas untuk memarkirkan motornya sebelum menyusul Natala.

Liana yang melihat kedatangan Natala hendak pergi dan berlari namun panggilan Natala lebih dulu terdengar. "Liana! Tunggu!" Panggil Natala sambil berlari mendekat Liana.

"Ada apa denganmu?" Natala menatap Liana dengan pandangan sedikit terkejut. Penampilan Liana yang begitu acak-acakan sangat jauh berbeda dengan Liana yang biasanya.

Liana hanya menundukkan kepalanya tidak berani menatap Natala. "Apa maumu Natala? Aku tidak memiliki banyak waktu untuk berbicara denganmu." Ucap Liana sambil bergerak gelisah.

"Liana, aku ingin berbicara denganmu." Natala membawa Liana untuk duduk disebuah bangku taman. "Jangan khawatir, aku tidak akan melakukan apapun padamu." Ujar Natala lembut.

Perlahan Liana mendongakkan kepalanya menatap Natala dengan pandangan yang berkaca-kaca. "Apa maumu mendekatiku Natala? Kita bukanlah lagi teman. Sekarang kita sudah berbeda." Ujar Liana pelan menatap Natala penuh pertanyaan.

Liana sangat suka memperlakukan Natala dengan buruk, tidak peduli bahwa dulunya mereka adalah sepasang teman. Liana tidak mengerti dengan Natala yang tidak pernah membenci nya, padahal dia sudah berusaha beberapa kali untuk membuat hidup Natala tidak tenang. Terbuat dari apa sebenarnya hati Natala ini?

"Aku tidak peduli jika kamu memang selalu menganggu aku, karena bagaimanapun aku akan tetap khawatir jika terjadi sesuatu padamu." Ucapan Natala kali ini berhasil membuat isakan Liana pecah. Perlahan Natala membawa Liana ke dalam pelukannya.

Javier yang melihat itu sempat berhenti, dia memperhatikan mereka dari jauh. Mengapa Natala masih ingin menemani Liana? Padahal Liana juga pernah terang-terangan mengatakan didepannya bahwa kehadiran Javier tidak akan membuat dirinya takut.

Jika saja Javier menjadi Natala, sudah pasti dia akan tertawa lepas saat ini. Namun lihatlah apa yang dilakukan gadisnya itu? Benar-benar tidak pernah Javier sangka bahwa orang seperti itu masih ada disini.

"Aku sangat meminta maaf atas semua sikapku padamu, aku benar-benar menyesal. Aku tidak akan menggangu mu lagi karena aku akan keluar dari sekolah." Kata Liana membuat Natala terkejut.

"Mengapa kau akan keluar? Kemana kau akan pergi Liana?" Natala menatap Liana dengan kerutan di keningnya.

"Aku harus pergi bersama ayahku, sebentar lagi aku akan dijodohkan dengan seseorang." Ujar Liana lalu berdiri dan segera pergi meninggalkan Natala begitu saja.

Javier berjalan mendekati Natala sambil menggenggam tangan Natala untuk menahannya agar tidak mengejar Liana. "Jangan mengejarnya, biarkan dia pergi Natala." Kata Javier membuat Natala sontak menoleh.

ー 🏴‍☠️ ー

Malam itu Natala tidak pulang ke rumahnya, dia justru tinggal di kediaman Javier. Kebetulan hari ini kedua orang tua Javier tengah tidak ada di rumah oleh karena itu Javier memutuskan membawa Natala kemari.

Namun anehnya mereka hanya diam-diam saja selama itu. "Ada yang ingin kamu ceritakan?" Javier menarik kedua tangan Natala untuk dia genggam.

"Mari kita saling terbuka sama lain, jangan takut untuk terbuka padaku." Tambah Javier. Jari-jari nya mengusap punggung tangan Natala lembut untuk menenangkannya.

Natala mendongakkan kepalanya. "Aku tidak bisa.." lirih Natala kecil. Javier hanya tersenyum hangat mencoba mengerti apa yang Natala rasakan. Natala tidak pernah menceritakan ini pada siapapun, mungkin karena itu masih ada keraguan dia saat akan cerita pada Javier.

"Ah, ada yang ingin aku tanyakan. Jika Liana sahabat kecilmu lalu Jack juga adalah teman kecilmu. Bagaimana mungkin bisa kamu mendapatkan dua teman kecil berbeda?" Tanya Javier sambil merapihkan rambut Natala.

"Aku berteman dengan Jack saat usiaku 5-7 tahun, namun kita harus berpisah saat Jack pergi meninggalkan aku. Saat dilingkungan baru aku itulah aku bertemu dengan Liana kami berteman." Kata Natala mencoba memberanikan diri membuka diri pada Javier.

"Lalu pada usia 8 tahun aku sudah berpisah kembali dengan Liana. Setelah itulah semuanya hancur, aku kehilangan semuanya. Keluarga, pertemanan yang sampai saat ini aku menjadi kesulitan memiliki seorang teman jika saja tidak ada Carrie." Tambah Natala matanya mulai berkaca-kaca.

"Semua berawal saat keluargaku dengan Liana melakukan liburan. Disana ada aku, ibuku, ayahku dan kakakku. Lalu Liana, dan ibunya, saat itu ayah Liana tidak ada." Natala meremat kecil tangan Javier membuat dengan segera Javier menarik Natala ke dalam pelukannya.

"Menangislah, kau tidak perlu menahannya." Kata Javier lembut mengusap punggung Natala yang berada didekapannya. Perlahan Javier juga mengangkat Natala ke atas pangkuannya untuk memudahkan dia memeluk erat tubuh yang lebih kecil darinya ini.

Natala sama sekali tidak terusik saat Javier mengangkat dirinya didudukan diatas pangkuan. Dia terlalu nyaman berada dipelukan Javier hingga tidak menyadari posisi mereka saat ini. "Sekarang ada aku disini untukmu." Bisik Javier mengecupi kepala Natala penuh kasih sayang.



TBC...

👀

(✓) Innocent | nomin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang