ꗃ:: 011 ❜

641 69 2
                                    

Javier meraup rakus bibir tipis Natala. Dia melesatkan lidahnya saat Natala membuka mulutnya seolah memberi akses untuk Javier. Tangannya meremat lembut pinggang ramping Natala.

Benang saliva terbentang diantara keduanya setelah ciuman panas itu terlepas. Javier menatap Naeva dengan nafsu yang sudah menggerayanginya. Dia memiringkan kepalanya mencium leher Natala membuat tanda kepemilikan disana.

"Shit!" Javier terbangun dari tidurnya dengan nafas terengah-engah. Ranjangnya kini sudah basah, ah sepertinya Javier baru saja bermimpi basah.

Dia mengacak rambutnya frustasi setelah kejadian dimana dia mengecup sudut bibir Natala. Hanya mengecup sudut bibir saja entah kenapa bisa membuatnya memikirkan terus tentang Natala.

Javier beranjak dari tidurnya untuk pergi ke kamar mandi. Matahari belum sama sekali terbit, namun biarlah Javier datang lebih awal dari biasanya.

Dia turun ke bawah untuk sarapan. Disana hanya ada artnya yang sedang menyiapkan sarapan. Tidak aneh, lagipula selama ini Javier memang merasa sudah tidak punya orang tua. Entah kemana mereka pergi, Javier sama sekali tidak peduli.

Dia menarik roti yang sudah disiapkan, dia selalu berpesan kepada para art disana. Jika pagi cukup buatkan roti panggang saja, Javier terlalu malas untuk makan makanan berat.

"Bibi, tolong nanti ganti sepraiku." Ucap Javier setelah selesai dengan acara makannya. Jika ditanya mengapa dia tidak malu, alasannya karena dia sudah dekat dengan pembantu disini. Namanya bibi Allen.

Bibi Allen, yang selama ini bisa Javier andalkan selain Max atau anggota demone. Biarlah mengenai orang tuanya, mereka sepertinya memang sudah lupa bahwa mempunyai seorang anak laki-laki yang sekarang sudah tumbuh besar.

Saat berjalan dikoridor sekolah dia tak sengaja melihat punggung gadis yang sudah dia hafal siapa lagi jika bukan gadis yang dia mimpikan tadi pagi. Javier berjalan mendekatinya untuk menyapa.

"Pagi." Sapanya singkat. Natala menoleh sekilas dan tersenyum kecil. Saat melihat wajah Natala pikirannya kembali terbayang pada mimpi itu. Javier menggeleng-gelengkan kepalanya mencoba menepis pikiran tersebut.

Seharian dia sama sekali tidak fokus latihan basket. Padahal lusa adalah acaranya. Javier mendudukan dirinya untuk mengistirahatkan tubuhnya lebih dulu. Steven berjalan mendekatinya.

"Apa yang terjadi padamu? Tak biasanya kau tidak fokus saat latihan." Tanya Steven. Javier melirik Steven sekilas.

"Semalam aku bermimpi tentangnya." Ucap Javier. Tentu Steven tahu siapa yang Javier maksud. Karena tidak ada lagi gadis yang dekat dengan Javier. Steven terkekeh renyah.

"Kau terus memikirkannya bukan?" Steven menggeleng-gelengkan kepalanya. Javier hanya mendengus kasar tidak berniat menjawab Steven.

ー 🏴‍☠️ ー

Hari pertandingan itupun tiba. Pertandingan dilakukan dilapangan tertutup. Disana sudah begitu ramai murid-murid yang ingin menonton pertandingan basket.

Javier melirik pada setiap penonton, dia mencari seseorang yang nihil tidak ada disana. Dia mendengus kasar, kemana gadis itu?

Natala mendorong Liana saat rambutnya terus-terusan ditarik oleh Liana. Kali ini hanya ada mereka berdua dikamar mandi perempuan. Liana menatap Natala seperti akan membunuhnya saat ini juga.

"Berhenti untuk menggangguku Liana!" Sentak Natala sebelum melenggang pergi meninggalkan Liana. Liana mengepalkan tangannya.

Saat Natala akan pergi ke lapangan dia berpapasan dengan Javier. Yang sepertinya Javier memang sedang mencarinya.

"Kemana saja?" Belum sempat Natala menjawab. Dirinya sudah ditarik oleh Javier untuk ke lapangan. Natala bingung sendiri, kenapa Javier suka sekali menarik-narik dirinya.

"Semangati aku, dan ingat perjanjian kita jika aku berhasil memenangkan ini." Ucap Javier mengusak rambut Natala sekilas sebelum berlari untuk memasuki lapangan.

Natala duduk disekitar tempat duduk penonton. Kedua netranya menangkap Carrie yang baru saja juga datang. Dia melambaikan tangannya pada Carrie untuk mengajaknya menemani disamping. Carrie tersenyum dan mendudukkan dirinya didekat Natala.

"Aku pikir kau sudah menonton disini lebih dulu." Ujar Natala. Carrie menggelengkan kepalanya.

"Aku malas untuk menonton ini jika Max tidak menyeretku kesini." Ucap Carrie dengan wajah yang masi tertekuk. Sepertinya dia masih kesal dengan Max. Natala terkekeh menyenggol kecil Carrie.

"Sepertinya Max menyukaimu." Bisik Natala yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Carrie.

Tak berselang lama Max datang bersama Harry dan Jimmy duduk didekat Carrie dan Natala. Karena kebetulan mereka memang tidak ikut bermain. Max ada olimpiade beberapa hari ke depan, sedangkan Harry dan Jimmy mereka sama sekali tidak bisa bermain basket karena keduanya bergerak pada bidang badminton.

Max terkekeh sekilas saat Carrie menatapnya tajam. Dia memang sengaja menarik Carrie untuk ikut karena dia tadi menemukan Carrie sendirian dikelas sibuk mendengarkan lagu. Max hanya khawatir jika kehilangan sesuatu nanti Carrie yang akan dicurigai. Karena menurutnya tak baik, jika dikelas sendirian disaat semua orang pergi.

Setelahnya mereka mulai fokus pada acara pertandingan ketika MC disana mulai membuka acara. Natala tersenyum sesekali Javier berhasil memasukan bola ke dalam ring. Bahkan sesekali Javier melirik padanya.

"Natala, kau tahu? Javier dulu begitu ahli dalam bermain basket. Namun semenjak kedua orang tuanya selalu bertengkar. Javier enggan bermain basket kembali." Ungkap Harry disamping Natala. Natala sontak menoleh.

"Apakah ada alasan dibalik dia berhenti melakukan itu semua?" Harry menggelengkan kepalanya.

"Aku tidak tahu. Javier seseorang yang sulit sekali terbuka mengenai keluarganya. Setahuku orang tuanya tidak pernah ada dirumah, sering sekali anak-anak demone datang kerumahnya yang selalu sepi." Ucap Harry. Natala menganggukkan kepalanya mengerti, pandangannya kembali pada Javier.

Dia merasa bahwa Javier sepertinya mengalami apa yang dia rasakan juga. Tidak dianggap oleh kedua orang tuanya. Natala tersenyum miris begitu mengingat kehidupannya.

Semua terjadi karena beberapa kejadian saat dimana dia bersama sahabatnya dulu. Natala dulu memang mempunyai seorang sahabat, namun semua hancur karena sebuah tragedi. Bahkan keluarganya juga hancur, kebahagiaan gadis kecil bernama Natala semenjak itu sudah tidak ada. Hanya tangisan disetiap malam yang Natala rasakan.

Dia selalu mengurung dirinya sendiri, enggan membuka dirinya dengan dunia luar. Terkadang sudah berkali-kali dia mencoba, selalu gagal. Mungkin karena faktor dari segi penampilannya atau mungkin cara bicaranya yang terkadang kaku bisa membuat seseorang tidak nyaman.

Hingga sekarang, dirinya sudah menginjak 18 tahun. Yang dimana ini adalah tahun terakhir dirinya sekolah disini. Namun takdir justru mempertemukannya dengan seseorang disaat Natala sudah lelah dengan kehidupannya.

Natala bangga pada dirinya sudah bisa berjuang sampai detik ini. Walau dulu dia sempat menyerah, dan seandainya saja Javier tidak menariknya saat itu. Mungkin Natala akan melewatkan banyak hal.

Sekarang Natala percaya, semua hal yang menyedihkan itu akan segera berlalu. Hari-harinya pun terasa lebih baik saat dia bertemu dengan Carrie dan mungkin Javier? Natala merasakan suatu gejolak yang dia tidak pernah rasakan selama 18 tahun.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ𖥻TBC

(✓) Innocent | nomin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang